kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini kiat bertahan kemitraan makanan dan minuman saat pandemi


Sabtu, 16 Mei 2020 / 11:05 WIB
Ini kiat bertahan kemitraan makanan dan minuman saat pandemi


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi korona juga membuat bisnis kemitraan gerai makanan dan minuman ikut terpapar. Ini terlihat dari kemitraan kedai Sudut Pandang Kopi dari Jakarta.

Davin Cassidy, pemilik Sudut Pandang Kopi mengatakan, saat ini perkembangan gerai kopinya menurun cukup drastis bahkan sebagian harus terhenti akibat Covid-19. 

Sudut Pandang Kopi total memiliki 15 mitra, saat ini yang beroperasi tinggal 5 mitra. Kelima mitra yang beroperasi hanya melayani pesanan take away serta pembelian melalui ojek online. Kondisi ini membuat omzet bisnis Sudut Pandang Kopi tergerus 50% dari biasanya.

Baca Juga: Lewat ragam inovasi, bisnis kemitraan kedai kopi masih tetap hot

Meski begitu, Davin tidak patah arang. Di tengah pandemi ini, ia mewajibkan semua kedai kopi mitra yang masih beroperasi untuk menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Seperti ada hand sanitizer dan pekerja memakai masker, hingga menjaga produk dari kedai kopi ini tetap steril.

Baca Juga: Bisnis dimsum masih tetap hangat

Dengan upaya ini ia berharap omzet Sudut Pandan Kopi bisa meningkat 60% saat dampak pandemi mulai berkurang.

Hal serupa juga terjadi di Rame Dimsum hasil karya Puput Pri Kusumawijaya. Penjualan tiga mitra yang ada di Serpong, Karawaci dan Purwakarta juga turun tajam bisa lebih dari 60% dibandingkan denga hari-hari biasa. Maklum penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam upaya menekan penyebaran wabah, membuat jam operasional gerai dimsum makin terbatas. "Hanya bisa buka sebentar," katanya.

Namun, ia tak menyerah. Ia berupaya melakukan inovasi denga produk dimsum beku. Dengan cara ini mitranya tetap produktif berjualan lewat layanan pesan antar secara langsung. "Kami mengakali dengan penjualan online untuk yang beku atau yang sudah matang selama pandemi," katanya. 

Ia berharap pandemi segera berakhir selesai, meskipun ia bertekad untuk melanjutkan bisnis frozen food agar pembeli tidak perlu lagi antre mendatangi gerai-gerai Rame Dimsum.

Djoko Kurniawan, pengamat waralaba memberi saran kepada para pebisnis untuk mencoba melakukan pendekatan ke konsumen dengan cara menyediakan layanan antar. Layanan ini tentu  dengan standar kualitas dan sesuai protokol kesehatan. 

Ia menilai langkah yang telah diambil oleh Rame Dimsum dengan menyediakan makanan beku sudah tepat. Sebab mereka tak bisa mengandalkan jualan makanan siap saji. 

Apalagi saat ini bulan Ramadan sangat bagus menyediakan makanan beku.Malah saat ini bisnis usaha kemitraan yang masih bisa diandalkan adalah bisnis makanan beku atau frozen food. Jenis makanan ini membuat konsumen tidak perlu makan ditempat dan bisa disajikan di rumah dengan kondisi segar.

Berikutnya, jangan lupa inovasi produk dan promosi yang gencar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×