kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kisah anak muda Bandung merintis sneakers lokal


Minggu, 23 Desember 2018 / 07:15 WIB
Ini kisah anak muda Bandung merintis sneakers lokal


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Anak muda dan sepatu sneakers adalah dua hal yang sulit dipisahkan. Jenis sepatu yang populer di Indonesia sejak tahun 1990-an tersebut banyak digunakan oleh anak muda tanah air. Bentuknya yang simple, pijakan yang nyaman, serta kesan sporty yang ditonjolkan oleh sepatu sneakers menjadi daya tarik tersendiri bagi kaum muda.

Selama ini brand sneakers yang beredar di pasar Indonesia adalah brand asal luar negeri. Maklum, tren sneakers ini memang awalnya berkembang dari sejumlah negara di luar negeri.

Pada sisi lain, pasar sneakers di Indonesia masih sangat luas dan punya peluang besar untuk berkembang. Apalagi, selain anak muda, sneakers juga dilirik oleh kalangan profesional. Peluang bisnis sneakers inilah yang digarap oleh tiga anak muda asal Bandung, Jawa Barat.

"Kami melihat peluang sneakers di Indonesia itu besar banget, bahkan sampai ada komunitasnya di beberapa kota. Dan selama ini belum ada pemain lokal yang menggarap bisnis ini," jelas Ifa Hanifah, Managing Director NAH Project asal Bandung, Jawa Barat pada KONTAN.

NAH Project resmi meluncur ke pasaran sejak Oktober 2017 lalu sebagai pelopor sneakers lokal. Ifa menjelaskan bahwa dirinya bersama dua founder NAH Project, Rizky Arief Dwi Prakoso dan Karina Innadindya sama - sama merintis bisnis sneakers dari awal. Awalnya, Ifa bergabung di NAH sebagai Head Of Marketing.

"Sebenarnya, kalau dibilang founder NAH sendiri ya Rizky dan Karin, tapi saat ini mereka sudah tidak aktif sebagai CEO NAH dan sudah tidak aktif dalam proses bisnisnya. Saya juga ikut merintis ini dari awal, gabung sebagai head of marketing," jelas gadis kelahiran 1995 ini.

Keluar sebagai brand sneakers lokal pertama di tanah air, NAH Project memproduksi sekitar 10 model sneakers dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 270.000 sampai Rp 415.000. Ifa mengatakan, jika saat ini kapasitas produksi NAH Project sudah mencapai 10.000 pasang sepatu.

"Kalau penjualannya saat ini mencapai 3.000 - 4.000 pasang per bulan. Padahal dulu waktu awal-awal hanya sekitar 30 - 50 pasang per bulan," katanya. Semua penjualan dilakukan lewat online melalui Instagram, web, dan e-commerce.        

Cerita Jokowi dan sneakers NAH Project

Gaya kasual Presiden Joko Widodo (Jokowi) kerap kali mengundang perhatian. Salah satunya, saat menggunakan sepatu sneakers saat sedang blusukan. Sneakers NAH Project pun menjadi pilihan Presiden satu ini.

Namun, siapa sangka jika sneakers buatan NAH Project jadi salah satu favorit sang presiden. Bahkan, dalam salah satu vlog-nya, Presiden Joko Widodo mengunggah cerita soal sneakers NAH Project yang dipakainya.   

Ifa Hanifa, pemlik NAH Project mengatakan, produknya bisa sampai ke tangan Presiden berkat rekomendasi dari Never Too Lavish, brand lokal yang membuat jaket denim peta Indonesia milik Jokowi.

"Kebetulan owner Never Too Lavish juga ikut komunitas sneakers. Kami selama ini ketemu di komunitas itu. Dan salah satu dari mereka suka ditanya rekomendasi sama ajudan Bapak," ungkapnya.

Singkat cerita, saat itu Jokowi sedang mencari sepatu baru produksi lokal yang nyaman digunakan dan meminta ajudannya mencarikan. Never Too Lavish akhirnya merekomendasikan sneakers NAH Project. Tak lama setelah itu, ajudan Jokowi memesan enam pasang sneakers ke NAH Project, tiga pasang diantaranya digunakan sendiri oleh Jokowi.

"Kami sangat berterimakasih sekali kepada Pak Jokowi. Sejak dipakai Bapak, NAH Project jadi viral dan exposure terhadap brand kami jadi meningkat. Masyarakat jadi tahu kalau ada brand sneakers asal Bandung," ujar Ifa.

Lulusan Teknik Geodesi ITB ini menuturkan, sejak salah satu seri sneakers-nya digunakan orang nomor satu di negara ini, penjualan NAH Project meningkat sampai 400%. Jumlah follower Instagram NAH Project juga bertambah menjadi 17.000 selama dua minggu sejak brand-nya viral. Saat ini jumlah follower Instagram NAH Project sudah mencapai 139.000.

"Sejak dipakai Pak Jokowi, target pasar kami juga jadi lebih luas. Awalnya kan kami buat sneakers untuk anak muda usia 18-30 tahun. Nah, sejak Pak Jokowi pakai, kalangan bapak-bapak juga banyak yang pesan. Jadi sekarang target pasarnya bisa untuk orang umur 35-40 juga," jelas Ifa.

'Jokowi Effect' tak hanya berhenti sampai di situ saja, Ifa mengatakan bahwa seri yang dipesan Jokowi juga menjadi produk best seller. Jokowi memesan seri Yoga Flex Knit V2.0 berwarna hitam, merah, dan abu-abu.

Pihak NAH beberapa kali sempat membuat calon pembeli menunggu. Tapi para pembeli mau menunggu dengan sabar pasokan seri Yoga Flex Knit selesai diproduksi.                            

Terus eksplorasi desain dan model sneakers

Sepatu jenis sneakers sudah lama beredar di tanah air, kira-kira sejak tahun 1990-an. Para pecinta sneakers pun jumlahnya terus bertambah. Sayang, selama ini, industri sneakers didominasi oleh brand-brand asal luar negeri.  

Sebut saja brand Converse yang sudah lebih dulu dikenal di kalangan penggemar sneakers tanah air. Tak jarang bila sneakers produksi lokal kerap dianggap sebelah mata.

Kondisi ini menjadi tantangan bagi Ifa Hanifah serta dua founder NAH Project, Rizky Arief Dwi Prakoso dan Karina Innadindya saat awal merintis sneakers lokal. Ia mengungkapkan jika awalnya ada perasaan ragu, apakah sneakers NAH Project bisa diterima oleh pasar, khususnya penggemar sneakers.

Untuk memastikan hal itu, Ifa dan timnya pun mempromosikan produk pertama mereka lewat komunitas sneakers di beberapa kota. Ia mengatakan, melejitnya brand NAH Project hari ini juga berkat bantuan komunitas sneakers.

"Waktu awal itu kami coba bawa ke beberapa komunitas sneakers di Bandung dan Jakarta. Awalnya sih ragu karena selama ini belum ada brand sneakers lokal. Tapi ternyata respon temen-temen komunitas di luar dugaan. Mereka suka dengan produk NAH dan memberi beberapa masukan," tuturnya.

Agar mampu diterima pasar dengan baik, Ifa menjelaskan sejak awal diluncurkan, desain dan model sneakers NAH masih mengikuti tren. Ia mengakui apabila selama ini masih belum banyak mengeksplorasi soal desain dan model sneakers. Hampir semua produk NAH Project masih mengikuti tren model yang saat ini banyak disukai masyarakat.

"Ke depan, kami masih ingin eksplorasi lebih dalam lagi soal desain dan model sneakers. Kalau bisa kami buat yang NAH banget. Jadi identitas brand kami bisa terlihat dari desain dan model produknya," tandas Ifa.

Selain menjadi pelopor sneakers lokal, NAH Project juga menjadi pelopor brand yang melakukan transparancy pricing. Ini merupakan komitmen produsen untuk berani transparan dalam penentuan harga produk. Jadi, NAH Project menganggap konsumen memiliki  hak untuk mengetahui harga sebenarnya dari produk yang dibeli, tanpa merusak kualitas barang itu sendiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×