kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.934   -59,00   -0,37%
  • IDX 7.300   -14,56   -0,20%
  • KOMPAS100 1.118   -3,15   -0,28%
  • LQ45 887   -4,86   -0,55%
  • ISSI 223   0,45   0,20%
  • IDX30 456   -3,05   -0,66%
  • IDXHIDIV20 550   -3,36   -0,61%
  • IDX80 128   -0,42   -0,32%
  • IDXV30 137   -0,21   -0,15%
  • IDXQ30 151   -1,07   -0,70%

Intip wisata edukasi dan alam ala Dusun Kungkuk, Batu (3)


Sabtu, 14 Juli 2018 / 09:25 WIB
Intip wisata edukasi dan alam ala Dusun Kungkuk, Batu (3)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Butuh pengorbanan serta proses panjang untuk mengubah Dusun Kungkuk siap menerima kunjungan wisatawan dan menjadi desa wisata. Suwito Pamungkas, Ketua Umum Pengurus Dusun Kungkuk menceritakan, ide wisata desa ini muncul dari seorang temannya yang berprofesi sebagai guide wisata salah satu hotel di kawasan Kota Batu.

"Setelah saya ajak jalan-jalan berkeliling dia bilang tempat ini (Dusun Kungkuk) bagus dan tamu akan senang berkunjung kesini, " katanya. Namun, laki-laki berkumis ini tak langsung menyetujui ide tersebut karena dusunnya hanya terdiri dari pemukiman warga dan lahan perkebunan apel.

Selang beberapa hari, sang teman kembali menghubunginya untuk menyiapkan kebun apel bagi tamu. Ada 22 wisatawan asal Taipei yang ingin memetik apel langsung dari kebun. Setelah melihat senangnya para tamu menikmati aktivitasnya dikebun, Suwito baru sadar ada potensi yang bisa dijual.

Dia mulai menularkan pola pikir wisata kepada warga lainnya. "Awalnya saya hanya mengajak lima orang saja karena mengubah mindset itu sangat sulit," jelasnya.

Namun, perlahan warga mulai mengikuti langkah Suwito. Mereka menyediakan lima unit homestay untuk para wisawatan yang datang.  

Sayang, perjalanan tak selalu mulus. Terjadi kecemburuan sosial dan salah paham antar warga. Penyebabnya, tidak seluruh warga terlibat dalam aksi yang digagas oleh laki-laki berusia 42 tahun ini.

Namun, Suwito tetap bertahan dan menerima kunjungan tamu. Dia juga terus menambah jumlah warga untuk diajak kerjasama lewat obrolan santai malam hari.

Sampai pada puncaknya, ada dugaan pihak pembawa tamu punya latarbelakangi kepentingan politik. Hal ini kian memicu perbedabatan warga. Merasa taj sanggup mengurus, Suwito mengundurkan diri pada tahun 2009 dan aktivitas wisata disana pun ikut berhenti.

Sekitar 2,5 tahun, Suwito kembali diminta oleh pemerintah setempat dan warga untuk menghidupkan kembali Dusun Kungkuk sebagai desa wisata.

Dia mengatakan, pemerintah menyayangkan vakumnya aktivitas wisata disana, padahal Dusun Kungkuk adalah pioner desa wisata dikawasan Kota Batu.

Mengingat pernah ada keresahan warga, Suwito tak lantas menyetujui gagasan ini. Hingga lima kali dia didatangi oleh Dinas Pariwisata Kota Batu dan  menawarkan bantuan pendanaan pembangunan sejumlah infrastruktur, Suwito baru mau menjadi ketua pengurus.

Untuk menghindari kecemburuan sosial, kini dia memilih untuk lebih banyak melibatkan anak muda sebagai pengurus. Selain itu, Suwito belum mau menerima dana investor. Alasannya, Dusun Kungkuk milik seluruh warga bukan sebagian orang berduit. "Kalau ada investor masuk takutnya nanti orang kecil tak bisa ke sini," tegasnya.  

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Banking and Credit Analysis Working with GenAI : Promising Use Cases

[X]
×