Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investasi hijau kini bukan lagi ranah perusahaan besar. UMKM pun bisa masuk ke investasi yang biasa disebut green investment tersebut.
Saat ini, Kementerian Koperasi dan UKM (Kemkop UKM) tengah menyiapkan UMKM untuk bisa masuk dalam skema investasi hijau atau investasi yang ramah lingkungan. Untuk itu, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki berada pada Forum High Level Meeting on Green Investment for Papua and West Papua yang dibuka Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan di Sorong, Kamis (27/2).
"Kami ingin partner untuk menggarap kekayaan alam Papua sehingga bisa menjadi komoditi ekspor yang sangat berharga," kata Teten dalam keterangan tertulis, Kamis (27/2).
Baca Juga: Pelatihan UMKM mulai menyasar wilayah destinasi wisata prioritas
Investasi hijau merupakan konsep investasi ramah lingkungan yang tengah dioptimalkan oleh pemerintah Indonesia. Adapun produk UMKM berbasis kekayaan alam merupakan komoditas yang harus memiliki nilai tambah seperti produk perikanan, tuna, kerapu, produk pertanian mulai dari kopi, kakao, vanilla, pala dan buah-buahan.
Baca Juga: Ada omnibus law cipta kerja, Menkop UKM: UMKM bisa jaminkan kontrak penjualan
Dan jika mendapat nilai tambah akan menjadi produk bernilai tinggi. Contohnya seperti garam pohon dari Papua setelah mendapat inovasi dijual dengan harga Rp 500.000 per kilogram.
Untuk itu ia meminta pemerintah daerah Papua mengarahkan UMKM ke produk unggulan domestik. Prioritas pada produk unggulan diharapkan dapat memacu pertumbuhan UMKM Papua yang lebih cepat. Misalnya dengan melakukan pendampingan pembiayaan yang bisa dimulai dari KUR, BLU LPDB dan lainnya.
Selanjutnya, produk unggulan berbasis kekataan alam ini akan dikelola dalam wadah koperasi. Misalnya, nelayan bergabung dalam koperasi, petani kakao juga membentuk koperasi.
Luhut Panjaitan menambahkan tahap awal konsep investasi hijau adalah menyasar hasil pertanian, perikanan Papua dan Papua Barat yang berpotensi untuk diekspor, serta ekowisata.
Ia berharap, konsep investasi ramah lingkungan yang akan diterapkan di Papua dan Papua Barat bisa memacu pertumbuhan ekonomi di tanah Papua. “Jadi dengan adanya investasi, masyarakat akan memulai kegiatan ekonomi. Perekonomian alam tumbuh dan orang bisa mendapatkan manfaat sosial darinya,” imbuh Menko Luhut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News