kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Investor asing mulai masuk paska film tidak lagi masuk DNI


Kamis, 13 September 2018 / 17:44 WIB
Investor asing mulai masuk paska film tidak lagi masuk DNI
ILUSTRASI. Deretan poster film Indonesia


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri perfilman tumbuh pesat sejak pemerintah membuka industri film dari daftar negatif investasi (DNI) melalui Perpres Nomor 44 Tahun 2016. Hal tersebut terlihat dari pertumbuhan industri film di Indonesia.

Agung Sentausa, Ketua Bidang Fasilitasi Pembiayaan Film Badan Perfilman Indonesia menyebutkan dengan dibukanya film dari DNI memberikan ruang berkembang untuk industri film Indonesia. "Ada gairah investasi internasional masuk," ujarnya di Indonesia Business Outlook 2019, Kamis (13/9).

Ia juga menyebutkan bahwa agresivitas internasional untuk berinvestasi lantaran pasar Indonesia sangatlah luas. Maklum, pasar film di Indonesi baru tergarap sekitar 30% saja.

"Bila satu judul film saja dari bioskop dapat meraih 7 juta penonton dari total penduduk indonesia lebih dari 260 juta, berarti masih banyak pasar yang belum tergarap," jelasnya.

Fauza Zidni, Ketua Umum Asosiasi Produser film Indonesia (Aprofi) mengamini hal tersebut. "Menurut saya DNI merupakan kebijakan Pak Jokowi di industri film yang paling berhasil," ujarnya.

Ia bilang bahwa dengan dibukanya DNI dua tahun lalu memberikan pertumbuhan yang signifikan. Fauza menyebutkan seperti XXI yang mendapatkan investasi US$ 200 juta dari GIC, juga bioskop yang lainnya.

"Setelah dibuka mereka dapat investasi dan pertumbuhannya signifikan dari sekitar 1.000 menjadi 1.500 layar," ujarnya.

Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga menyebutkan bahwa saat ini industri film sangat bergeliat. Namun, ia menegaskan harus tetap ditindaklanjuti, sehingga dana investasi yang diterima dapat dipergunakan sebaik-baiknya.

"Sangat bagus ya setelah dibukanya film dari DNI. Namun, penting untuk digunakan sebaik-baiknya jadi harus ada follow up," ujarnya.

Meski begitu, kata Agus, sejauh ini investasi di bidang industri film masih dikuasai investor lokal. "Komposisinya 70% lokal dan 30% luar negeri," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×