kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Investor bakal bidik startup bitcoin di 2018


Selasa, 07 November 2017 / 16:41 WIB
Investor bakal bidik startup bitcoin di 2018


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melambungnya tren bitcoin (block chain) di dunia bahkan di Indonesia menarik perhatian investor startup. Pada 2018 para investor startup telah menentukan startup sektor apa saja yang akan mereka bidik.

Skystar Capital misalnya, bakal mencari empat sektor startup untuk didanai pada 2018. Pertama, block chain lantaran tingginya animo masyarakat terhadap bitcoin akhir-akhir ini

"Bitcoin, ICO (initial coin offering) ada 92, ada lebih dari US$ 1,2 miliar yang dihimpun. Bahkan data ini terus bertambah. Tahun depan bisa mendekati US$ 2 miliar. Minimal secara global uang yang terhimpun melalui ICO sudah melewati Capital Ventures dan Angel Money pada Juli 2017," terang Associate Director Skystar Capital, William Eka pada Selasa (7/11) di Jakarta.

William bilang, block chain technology bakal semakin tren di Indonesia karena pasar Indonesia sangat cocok dengan sektor yang perlu banyak verifikasi. Orang Indonesia tidak percaya dengan transaksi yang berinteraksi di kantor maupun di pemerintah.

"Mungkin makin populer lewat block chain technology, maupun untuk shipping logistic, dan mata uang di industri tertentu. Terpenting adalah multi vendor, tepercaya, dan ada garansinya," jelas William.

William menyebutkan, pemain block chain yang sudah matang adalah OmiseGo asal Thailand dan sudah mulai beroperasi di Indonesia. Kedua, sektor financial technology (fintech). "Mandiri sudah meluncurkan Mandiri Capital Indonesia dengan US $ 37 juta. BCA juga meluncurkan Central Capital Ventura dengan US $ 15 juta. Hal ini karena fitech punya pasar yang besar dan pemainnya baru sedikit," ungkap William.

Ketiga, artificial intelligent (AI) yakni teknologi untuk membantu algoritma otomatis. "Kami lihat beberapa pemain sudah menerapkan hal ini dengan baik. Bahkan ada di dalam perusahaan e-commerce yang mengembangkan artificial intelligent sendiri," ungkap William.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×