kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45911,97   -11,52   -1.25%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Itik mojosari: Asal pengelolaan pakan baik, peternak bisa untung besar (2)


Jumat, 02 Desember 2011 / 14:46 WIB
Itik mojosari: Asal pengelolaan pakan baik, peternak bisa untung besar (2)
ILUSTRASI. Pefindo mencatat ada 12 seri surat utang jatuh tempo di Januari 2021 senilai Rp 1,8 triliun. /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/01/10/2020.


Reporter: Fitri Nur Arifenie, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi

Beternak itik mojosari memang menggiurkan, meski pemeliharaannya tak mudah. Peternak harus mampu menekan biaya pakan, supaya keuntungan mengucur deras. Selain itu, peternak harus menjaga kebersihan kandang agar itik nyaman saat bertelur.

Bagi peternak pemula, membudidayakan itik asal Mojosari, Mojokerto, Jawa Timur, ini bisa melalui dua cara. Pertama, dengan memelihara induk yang siap bertelur. Kedua, menetaskan telur tanpa induk. "Kalau itik siap bertelur itu tinggal menunggu dua minggu, itik akan bertelur. Sedangkan, untuk itik kecil harus menunggu lima hingga enam bulan untuk bertelur," kata Dody Faisal, peternak itik mojosari asal Mojokerto.

Setidaknya, ada tiga hal yang harus diperhatikan oleh para peternak, yakni pakan, kandang, dan perawatan. Soal pakan, formula yang salah akan berakibat pada kematian.

Itik diberi makan tiga kali sehari dengan menu yang sama setiap harinya. "Jangan sampai itik makan bangkai, seperti bangkai tikus atau bangkai cecak, karena berakibat kematian," kata Dody.

Standar pakan yang baik harus memenuhi unsur protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Misal, untuk itik petelur yang berumur 26 minggu ke atas, pakan harus mengandung protein sebesar 18% dan karbohidrat minimal 2.900 kilo kalori.

Setelah mencapai umur empat bulan, itik petelur harus banyak aktivitas atau diangon, untuk mendapatkan pakan tambahan berupa hijauan seperti rontokan padi ataupun cacing.

Namun, selain kombinasi nutrisi yang baik, peternak harus melakukan efisiensi makanan itik. "Sebab, keuntungan itik itu terletak pada pengelolaan pakan. Biaya pakan itik saya sebesar Rp 40.000 per 100 ekor per hari," kata Dody.

Tak hanya pakan, peternak juga harus menyiapkan kandang yang ideal bagi itik. Yakni, cukup angin, cukup sinar matahari, dan selalu kering atau tiada genangan. "Per satu meter persegi itu maksimal empat ekor bebek," kata Doddy.

Sementara itu, menurut Agus Harianto, pemilik Sentral Ternak di Malang, Jawa Timur, peternak harus memperhatikan kehangatan suhu untuk kandang day old duck (DOD) atau anak itik usia satu hari sampai tujuh hari. Biasanya, peternak menggunakan lampu bohlam untuk mendapatkan suhu antara 34 0 C hingga 360C, suhu yang sama dengan suhu di dalam telur. "Pemanas buatan ini dipakai hingga itik berumur tiga minggu," jelasnya.

Kandang itik pun harus diberi alas berupa jerami padi agar itik tidak langsung terkena kelembapan tinggi dan debu yang berasal dari tanah. "Karena jika langsung menyentuh tanah, itik dapat terserang penyakit saluran pernapasan yang dapat mengakibatkan kematian," imbuhnya.

Saat itik masih berusia satu hari sampai tujuh hari, kandang itik dengan luas satu meter persegi idealnya dihuni 35 ekor sampai 40 ekor anak itik. Selanjutnya, jumlah anak itik mojosari dalam kandang koloni harus terus dikurangi, karena itik ini masih dalam proses pertumbuhan sehingga membutuhkan tempat yang cukup luas untuk bergerak.

Setelah berumur tiga minggu, kandang tak perlu penghangat buatan. Selain itu, itik tidak perlu lagi diberikan vitamin tambahan. Penambahan suplemen hanya dilakukan dalam kondisi tertentu, seperti saat itik sakit.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×