kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jadi destinasi wisata di tengah Kota Tangerang (2)


Sabtu, 24 November 2018 / 06:35 WIB
Jadi destinasi wisata di tengah Kota Tangerang (2)


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Untuk mewujudkan Kampung Bekelir di Kelurahan Babakan, Kota Tangerang, Banten, tidaklah mudah proses yang harus dilalui. Para perangkat desa pun harus memastikan, langkah menyulap kampung kumuh ini menjadi kampung tematik harus mendapatkan dukungan dari seluruh warga.

Sebab, semua harus dibuat sesuai dengan rancangan desain yang telah ditentukan. Bahkan, warga tidak boleh memilih atau menentukan warna cat untuk dinding dan atap rumahnya sendiri.  

Namun, Abu Sofian, Lurah Babakan, Kota Tangerang, Banten mengingat, saat itu sempat terjadi penolakan dari warga. Mereka takut atap rumahnya akan rusak setelah dicat atau tidak suka bila rumahnya dicat berwarna-warni.

Namun, para perangkat desa ini tak patah arang untuk mengundang partisipasi warga. "Kami selalu berikan penjelasan dengan cara personal untuk membujuk warga agar mau mendukung program ini," katanya pada KONTAN.

Setelah mencapai kata sepakat, proyek  Kampung Bekelir ini mulai disosialisasikan ke Pemerintah Kota Tangerang. Selain itu, mereka juga mengajukan proposal ke salah satu perusahaan cat tanah air.

Mereka berharap, perusahaan cat tersebut bisa mendukung dan memfasilitasi program tersebut, mengingat  besarnya anggaran yang dibutuhkan untuk mengecat 392 unit rumah warga. "Kami melakukan presentasi di depan pihak terkait dari Pasific Paint. Lalu, selang beberapa hari tim perusahan melakukan survei lokasi," tambahnya.

Gayung bersambut, perusahaan cat tersebut mau mendukung proyek Kampung Berkelir dengan menyediakan seluruh kebutuhan cat untuk program ini.  

Tak hanya perusahaan cat, para pengurus juga mengandeng komunitas seniman untuk melukis dinding (mural) di area tersebut. Awalnya,  proyek ini hanya didukung oleh 23 seniman dari seluruh Indonesia.

Namun, setelah melihat hasil lukisan para seniman yang viral, banyak seniman lainnya yang mulai bergabung. Sampai saat ini, total jumlah seniman yang membubuhkan karya seninya di Kampung Berkelir ada 120 orang.

Sekedar info, tanggal 30 Juli 2017, pengecatan dan pembuatan mural dimulai. Dibutuhkan waktu lebih dari dua bulan untuk mengecat dan menggambar dinding. Berdasarkan catatan, proyek tersebut menghabiskan sekitar 1.435 kaleng cat dan 1.500 kaleng cat semprot.

Ahmad Rasidi, Ketua Rukun Tetangga (RT) 03 bilang, pengecatan dilakukan oleh warga kampung. Setiap malam sampai dini hari mereka bergotong royong mewarnai dinding, atap dan paving jalanan.

Para seniman juga memilih waktu sore hari untuk mulai melukis. Rata-rata mereka menghabiskan waktu dua hari untuk menyelesaikan lukisan muralnya.

Untuk mempercantik kampung, para pengurus terus berdiskusi dengan Ibnu Jandi. Hasilnya, beberapa spot diberikan pernak-pernik payung gantung bak layaknya spot jalanan di Malaka Malaysia. Warga dari yang tua dan muda gotong royong untuk membuat dan memasang hiasan tersebut.  

Tak ketinggalan, ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok PKK juga memberi dukungannya lewat aksi penghijauan. Karena kampung padat penduduk dengan jalanan lorong kecil, tabulampot dan tanaman hidroponik menjadi pilihan untuk memberikan nuansa asri.   

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×