kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45998,34   4,74   0.48%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jas hujan inovatif kreasi generasi milenial


Minggu, 21 Oktober 2018 / 07:15 WIB
Jas hujan inovatif kreasi generasi milenial


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Generasi milenial kerap dipandang sebelah mata oleh generasi sebelumnya karena dianggap labil dan tidak tahan terhadap kesulitan. Namun dibalik sikap labil, para generasi milenial bisa melahirkan aneka produk kreatif yang mungkin saja tidak terpikirkan oleh generasi tua. Sikap labil ternyata bisa membawa seseorang kepada kegelisahan terhadap banyak hal. 

Salah satu produk kreatif yang dilahirkan oleh generasi milenial adalah Ame Raincoat. Lahirnya Ame Raincoat berawal dari kegelisahan sang pendirinya, Mirza Miftahuddin terhadap produk jas hujan di pasaran yang selama ini terkesan monoton. Sebagai penduduk yang tinggal di negara tropis, tentu jas hujan punya peran penting di tengah derasnya guyuran hujan.
 
"Awalnya saya merasa jas hujan modelnya itu-itu saja dan kurang stylish. Jadi jas hujan hanya bisa dipakai saat hujan saja. Sedangkan di negara lain, jas hujan sudah sangat stylish dan fungsinya tidak hanya dipakai saat hujan saja," jelas Top 20 finalis The Big Start Indonesia Season 3 ini. 
 
Menurut Mirza, selama sepuluh tahun terakhir, model jas hujan yang beredar di Indonesia sama sekali tidak variatif. Kalau bukan berbentuk ponco, pasti tidak jauh dari setelan jaket dan celana, yang menurutnya mirip dengan pakaian tidur. Padahal di negara tropis lainnya, selain bisa melindungi diri dari derasnya hujan, jas hujan bisa menjadi bagian dari outfit busana seseorang.
 
Karena kegelisahan itulah, Mirza mantab meluncurkan produk jas hujan stylish dengan brand Ame Raincoat pada tahun 2015. Ame Raincoat memiliki beberapa seri jas hujan dengan warna-warna cerah seperti merah, navy, maroon, kuning, hitam, abu-abu, dan cokelat. Harga jas hujan stylish milik Ame Raincoat dibanderol mulai Rp 345.000 - Rp 499.000 per unit. 
 
"Harganya memang menembak golongan middle up, karena fungsi Ame Raincoat ini double juga. Kami juga menggunakan bahan yang berkualitas dan nyaman dipakai," tutur Mirza. Ia mengatakan, kapasitas produksi dalam sebulan bisa mencapai 200 - 300 buah raincoat.
Anggap bisnis raincoat di Indonesia bak blue ocean
 
Stylish raincoat mungkin merupakan produk baru bagi pasar Indonesia. Maka, peluang untuk menggarap pasar jas hujan di negeri ini masih terbuka lebar. Hal itulah yang membuat Mirza Miftahuddin, founder Ame Raincoat optimistis menggarap bisnis jas hujan gaya ini.  
 
Pria yang akrab disapa Mirza ini mengatakan pasar bisnis jas hujan di Indonesia masih termasuk dalam golongan blue ocean. Artinya, masih banyak celah yang bisa digarap dan dimanfaatkan. Ia menganggap, pemain dalam bisnis jas hujan di Indonesia juga masih sedikit dan produk jas hujan yang beredar selama ini belum memiliki nilai tambah. 
 
"Saya amati selama 10 tahun terakhir, produsen jas hujan tidak bertambah.  Inovasi yang dilakukan juga tidak banyak, paling hanya mengganti bahan jas hujan dan potongannya," tuturnya. 
 
Lulusan desain produk ITB ini menjelaskan, Ame Raincoat menjawab kebutuhan masyarakat akan jas hujan yang praktis dan stylish. Jika biasanya saat hujan turun, seseorang harus mengganti jaketnya dengan jas hujan. Namun, dengan produk Ame Raincoat, jas hujan bisa digunakan sebagai jaket juga. 
 
"Ame Raincoat punya tiga lapisan, tapi tetap ringan. Bagian luar, kami pakai bahan polyester, lalu bagian tengah ada polyurethane, dan bagian dalam ada lapisan katun," jelas Mirza. 
 
Tiga lapisan tersebut punya  fungsi yang berbeda. Lapisan polyurethane digunakan untuk menahan air masuk ke bagian dalam raincoat sehingga tidak basah. Sedangkan lapisan katun di bagian dalam supaya nyaman dan menyerap keringat. 
 
Membuat sebuah produk yang inovatif memang tidak bisa membutuhkan waktu instan. Mirza mengaku butuh waktu setahun sampai mantap meluncurkan produknya. Dalam jangka waktu setahun, ia menemui banyak tantangan, mulai dari memilih bahan sampai mencari jasa konveksi yang bisa memenuhi standar Ame Raincoat. 
 
"Mulai coba bikin bisnis raincoat ini sebenarnya dari tahun 2014 karena tugas kuliah. Lalu karena menarik, kami riset lebih lanjut dan diteruskan sampai sekarang. Setelah melewati berbagai tantangan, baru di awal 2015, Ame Raincoat resmi merilis produk yang sudah fix. Tapi dalam perjalanan juga masih banyak beberapa hal yang diperbaiki," tandasnya.         

Sempat dilirik pasar luar, tapi terganjal legalitas.

Dengan inovasi jas hujan yang lebih stylish, Ame Raincoat sempat dilirik konsumen luar negeri. Konsumen dari Norwegia meminta Mirza Miftahuddin, founder Ame Raincoat, untuk memasok jas hujannya ke sana. Sayang, karena ada beberapa persyaratan terkait legalitas bisnis, Mirza belum memenuhi tawaran kerjasama tersebut. 
 
Waktu itu, Mirza mengakui masih awam soal perizinan dan legalitas. Pasalnya, untuk memasukkan barang ke Eropa, harus ada izin legalitasnya. Dia pun urung mengirimkan Ame Raincoat ke Norwegia.  
 
Tak hanya konsumen asal Norwegia yang tertarik dengan raincoat stylish buatan Ame Raincoat. Saat mengikuti pameran di Singapura, Ame Raincoat juga mendapat respon yang baik. Dalam sehari, seluruh stok raincoat yang dibawa langsung ludes.  
 
Mirza bilang, Singapura sering menggelar pameran se-Asia Tenggara di Suntec City. Kebetulan, Ame Raincoat mendapat undangan pameran di sana. "Saya nggak sangka juga sih, waktu itu stok yang dibawa langsung habis dalam sehari. Karena niatnya hanya untuk perkenalan brand saja, nothing to lose. Saya hanya bawa sekitar 30 buah," kata dia.
Di hari kedua, dia pun mendatangkan stok lagi, langsung dari Bandung.  
 
Melihat respon pasar luar negeri yang sangat antusias dengan produk Ame Raincoat, pria 25 tahun ini bertekad untuk mendalami soal persyaratan ekspor impor. Menurutnya, respon tersebut merupakan sebuah peluang bagi Ame Raincoat untuk merambah pasar internasional. Meski demikian, Mirza berkeinginan untuk memperkuat posisi produk raincoatnya di pasar dalam negeri terlebih dulu.
 
"Saya masih mau perkuat dulu di pasar dalam negeri ke berbagai kota, selama ini pasar terbesar Ame Raincoat baru Jakarta dan Bandung," ujarnya. Ke depan, Ame Raincoat akan masuk ke e-commerce dan menambah varian produk baru. Produk jas hujan yang awalnya hanya dipakai perempuan, kini Mirza mulai merilis produk raincoat untuk laki-laki. Selanjutnya, dia juga akan memperluas jenis produk. Salah satunya, tas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×