kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jati jumbo solomon: Hasil panen tergantung pilihan lahan dan perawatan (2)


Rabu, 10 Agustus 2011 / 13:10 WIB
Jati jumbo solomon: Hasil panen tergantung pilihan lahan dan perawatan (2)
ILUSTRASI. Karyawan memotret layar pergerakan perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Fahriyadi, Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi

Selain memiliki nilai jual tinggi, satu hal yang menjadi daya pikat tanaman jati solomon adalah pemeliharaannya yang mudah. Tapi investor mesti waspada, karena pohon jati itu rentan diserang hama saat umur pohon masih menginjak setahun.

Walaupun jenis tanaman jati jumbo atau jati solomon berbeda dengan jati biasa, tapi proses perawatan tanaman jati solomon tidak jauh berbeda dengan jati lokal yang sudah biasa kita kembangkan.

Hari Winarsa, pemilik CV Alam Hijau Makmur mengaku, tidak menemukan perbedaan yang mencolok antara merawat jati solomon dengan jati biasa. Ia juga tidak menemukan kendala yang berarti dalam membudidayakan jati solomon itu.

Namun, untuk investasi jati solomon ia menyarankan untuk mencari lahan yang terbaik. Pastikan lahan tempat bibit si jangkung itu tidak tergenang air atau lembab seperti rawa. "Tanah yang ideal untuk jati solomon adalah tanah yang stabil," kata Hari.

Usahakan tidak menanam jati solomon pada lahan yang basah alias becek. Sebab, tanah yang basah mengakibatkan pohon jati itu tidak bisa tumbuh. "Jika memang tanah gampang basah, harus dibuat drainase agar air bisa mengalir," urai Hari.

Soal ketinggian tanah, jati solomon cocok ditanam di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut, dengan temperatur suhu 28-35 derajat Celcius.

Hari mengingatkan, hindari menanam jati pada areal lahan yang berdekatan dengan perkotaan. Sebab, dari hitungan investasi nilainya akan lebih tinggi karena harga beli atau harga sewa lahan jatuhnya jadi lebih mahal.

Selain ancaman gangguan pertumbuhan dari faktor tanah, investor jati solomon juga memiliki risiko gagal panen. Pohon jati solomon bisa menjadi sasaran empuk bagi hama penyakit tanaman, seperti ulat, rayap, dan juga belalang.

Untuk mencegah risiko gagal panen akibat hama tersebut, dibutuhkan perawatan ekstra pada tahun pertama usia penanaman jati.

Salah satu solusi untuk menanggulangi aneka hama itu adalah dengan menyemprotkan pestisida. "Jika hama dibiarkan, pohon jati bisa layu dan bisa mati sebelum berkembang," terang Hari.

Hal lain yang bisa mengganggu investasi jati solomon adalah pembiaran tunas jati tumbuh di batang pohon. Usahakan pembersihan tunas bisa dilakukan berkala agar pohon tetap tumbuh lurus dengan sedikit cabang. "Jika lalai membersihkan tunas bisa mengganggu pertumbuhan," ungkap Hari.

Namun, dari sisi perawatan lainnya, jati solomon lebih unggul ketimbang pohon jati biasa. Jati jumbo tidak perlu proses penjarangan, atau penyesuaian tingkat ketinggian tanam secara berkala. "Pohon jati solomon memiliki karakter tumbuh ke atas, sehingga ketinggian pohon nanti bisa sama tinggi," kata Teddy Pohan, Marketing PT Tunas Agro Lestari.

Selain itu, jati solomon tidak perlu ditanam dengan jarak dekat, seperti jati biasa. Jika jati biasa ditanam dengan jarak 1,5 meter, jati solomon cukup ditanam dengan jarak 3 meter hingga 4 meter. "Jati biasa harus ditanam berdekatan agar pohon bisa tegak lurus," kata Teddy.

Teddy menyarankan, calon investor jati solomon mencari lahan yang memiliki curah hujan di bawah 1.500 mm per tahun. Sebab, di masa awal penanaman, jati butuh kadar air yang cukup. "Usahakan juga mencari lahan yang mengandung kapur tinggi," kata Teddy.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×