Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini
Liburan kini sudah menjadi agenda penting untuk menghilangkan penat dari kesibukan pekerjaan yang tinggi. Bahkan bagi sebagian orang, liburan sudah menjadi kebutuhan rutin.
Namun terkadang, rutinitas pekerjaan membuat waktu untuk merancang rencana berlibur menjadi terlantar. Sehingga orang-orang kerap malas untuk mencari sendiri destinasi wisata hingga mencari akomodasi liburan satu per satu yang tentu saja memakan waktu.
Potensi bisnis itulah yang melandasi Jaka Wiradisuria bersama kedua temannya, yakni Aris Suryamas, dan Bondan Herumurti. Mereka membuat situs wisata sebagai acuan masyarakat dalam merancang liburan.
Ketiga entrepreneur muda itu membangun situs bernama Valadoo.com. Ini merupakan situs layanan jasa pariwisata berbasis online yang menawarkan berbagai paket wisata dan aktivitas yang difokuskan pada destinasi wisata lokal di penjuru Indonesia. Pada beberapa kesempatan, Valadoo juga menawarkan paket destinasi liburan luar negeri populer seperti Singapura, Thailand, Singapura, dan Hong Kong.
Tidak sekadar memberi rekomendasi tempat-tempat wisata yang populer, Valadoo juga memberi ide untuk destinasi wisata yang jarang tidak seterkenal Bali namun patut dicoba semisal Gorontalo, Semarang, Garut atau Palembang. Selain itu, situs ini pun menyajikan berbagai artikel serta tip berlibur yang bermanfaat bagi pelancong. Misalnya, tip peregangan badan saat di perjalanan.
Artikel-artikel dan tip seputar berlibur ini didapat dari para konsultan perjalanan Valadoo. Secara teknis, mereka akan memastikan destinasi wisata yang ditawarkan Valadoo berasal dari rekomendasi para konsultan ini yang pernah mengunjungi lokasi tersebut.
Untuk membangun situs wisata ini, awalnya Jaka dan kawan-kawan melakukan riset sekitar satu bulan sampai dua bulan yang mengarah pada pembuatan solusi e-commerce yang menjual layanan jasa sejenis Groupon, situs web kumpulan diskon dari berbagai perusahaan. Dengan modal Rp 55 juta dari dana pribadi, Jaka dan kedua temannya meluncurkan Valadoo.com sebagai digital startup dengan model daily deals pada 13 Desember 2010.
Omzet Rp 5 miliar
Namun, setelah melihat kondisi pasar dan kapabilitas internal selama empat bulan pertama, para pendiri Valadoo akhirnya memutuskan melakukan re-launching situs sebagai e-commerce yang fokus di sektor pariwisata dengan dukungan dari seorang investor untuk mendanai kebutuhan operasional lebih lanjut.
Jaka mengatakan, keputusan untuk fokus pada sektor pariwisata lantaran melihat potensi bisnis wisata masih sangat besar. Masyarakat terutama generasi muda Indonesia membutuhkan solusi berlibur lebih dari yang ditawarkan oleh pemain industri pariwisata pada umumnya.
Pria kelahiran 14 Desember 1985 ini menilai, saat ini generasi muda membutuhkan solusi berlibur yang mengedepankan fleksibilitas dari sisi pilihan tujuan, aktivitas, akomodasi, transportasi hingga pilihan gaya berwisata. Selain itu, generasi muda juga membutuhkan solusi berlibur yang terjangkau namun membanggakan karena melakukan perjalanan ke tujuan-tujuan wisata yang jarang dikunjungi orang lain.
Untuk memilih paket liburan yang disediakan Valadoo, konsumen tinggal mengklik tombol beli dan isi data diri. "Kami akan memberikan kepastian ketersediaan paket dan harga final apabila ada perubahan dalam 1x24 jam hari kerja," tutur Jaka.
Setelah itu, sistem akan otomatis mengirimkan email berisi tata cara pembayaran. Kemudian setelah pembayaran dilakukan, voucer dikirimkan ke email konsumen. Ada empat metode pembayaran yang bisa dilakukan yaitu menggunakan Paypal, KasPay, transfer baik melalui anjungan tunai mandiri (ATM), internet banking, maupun melalui kartu kredit. "Nanti voucer Valadoo dicetak untuk ditunjukkan kepada pihak operator hotel atau penyelenggara tur,"
kata Jaka.
Biaya jasa yang ditawarkan Valadoo dibanderol dengan tarif di kisaran Rp 100.000-Rp 10 juta untuk paket wisata lokal, tergantung layanan maupun paket yang dipilih. Perkembangan bisnis ini lumayan cepat. Baru dua tahun berjalan, sepanjang tahun lalu Valadoo sudah berhasil membukukan omzet Rp 5 miliar. "Tahun ini, kami targetkan omzet tumbuh hingga 200%," ujar Jaka.
Saat ini Valadoo sudah mempunyai sekitar 80.000 anggota. Namun Jaka tidak bersedia menyebutkan berapa persen dari anggota tersebut yang telah membeli layanan paket yang ditawarkan situs tersebut.
Kendati sudah tergolong sukses, namun perjalanan bisnis ini bukan tanpa kendala. Kesulitan terbesar dihadapi awal-awal adalah memahami industri pariwisata dan mencari mitra yang tepat untuk bekerjasama. Ketika telah bisa berjalan seperti saat ini, salah satu kesulitan terbesar yang dihadapi adalah memenuhi kebutuhan yang diinginkan oleh pengguna atau anggota Valadoo, khususnya dalam memilih tipe paket perjalanan yang sesuai berdasarkan gaya traveling mereka. "Namun, kami menyadari bahwa itu adalah peluang besar," kata dia.
Awalnya untuk memperkenalkan Valadoo, Jaka dan temannya banyak bekerjasama dengan banyak pihak, seperti Bank Mandiri, Urbanesia.com, Malesbanget.com, Telkomsel, dan lain-lain untuk mengangkat awareness Valadoo melalui kampanye digital. Selain itu, mereka memperkuat kehadiran Valadoo melalui konten-konten yang bermanfaat yang disampaikan di sosial media yang populer.
Ke depan, Jaka akan menyasar pasar yang lebih spesifik. Mereka juga berniat mengembangkan fitur dan konten pariwisata yang menjawab permasalahan fleksibilitas dari tiap-tiap konsumen.
Erwin Halim, pengamat waralaba dan konsultan bisnis dari Proverb Consulting, menilai, bisnis yang dijalankan Valadoo.com menjadi menarik karena menawarkan paket-paket yang bisa mengakomodir satu perjalanan wisata secara lengkap sehingga orang-orang yang ingin menikmati sebuah liburan tidak perlu repot mengurus berbagai macam persiapan. "Ini sebuah startup yang unik," ujarnya.
Menurut Erwin, Valadoo akan mampu berkembang dalam meramaikan bisnis pariwisata. Untuk memenangkan persaingan, pertama yang perlu diperhatikan Valadoo adalah tidak boleh hanya menjual voucer hotel atau tiket. Sebab, sudah banyak agen perjalanan yang melakukan bisnis seperti itu. Artinya, harus ada nilai tambah dari segi layanan dibanding jasa wisata online serupa. "Banyak perusahaan agen perjalanan yang selama ini hanya menjual tiket gulung tikar," ujarnya.
Kedua, Erwin menekankan agar jasa di sektor industri wisata seperti Valadoo agar terus melakukan inovasi termasuk menawarkan paket-paket liburan yang unik dan berbeda dari yang lain, bukan sekadar perjalanan biasa. Alhasil, mereka mampu memberikan kesenangan dan kepuasan bagi konsumen yang menggunakan jasa mereka.
Jika konsumen merasa puas dengan layanan yang diberikan, ada potensi konsumen akan kembali dan menjadi loyal dengan brand tersebut. Ketiga, kata dia, kalau memungkinkan paket wisata yang diberikan ditentukan sendiri oleh konsumen, Valadoo hanya mencarikan.
Hal-hal di atas telah dijalankan dan menjadi target perkembangan bisnis Valadoo.com ke depan. Jaka Wiradusuria, salah satu pendiri Valadoo.com mengatakan, Valadoo memiliki kelebihan, yaitu memiliki rekomendasi liburan yang lebih komprehensif dan bersifat personal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News