Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.
KONTAN.CO.ID - Memiliki hewan peliharaan memang menyenangkan. Namun, jika tiba saat ingin berlibur, seringkali pemiliknya dibuat pusing. Sebab, si hewan tak mungkin diajak bepergian jauh. Apalagi jika harus menumpang angkutan umum.
Sebagai solusi, mereka akan menitipkan hewan di penginapan atau pet hotel khusus hewan. Alhasil, setiap libur panjang adalah berkah bagi pemilik pet hotel.
Agnes Maria, pemilik Dog Hotel SBY mengatakan, menjelang libur Natal dan Tahun Baru biasanya okupansi pet hotelnya melonjak. Para pemilik anjing biasanya sudah memesan ruang sejak akhir November untuk tiga hari hingga dua minggu. "Sampai sekarang sudah booking untuk 20 ekor anjing di sini," katanya.
Perempuan berusia 22 tahun ini mengaku puncak pemesanan konsumen akan terjadi lima sampai tujuh hari sebelum perayaan Natal. Pada liburan kali ini, dia hanya menerima sekitar 40 ekor anjing berukuran sedang dan kecil.
Fasilitas yang diberikan Dog Hotel SBY adalah penginapan anjing dengan konsep tanpa kandang dengan halaman yang cukup luas. Selain itu, dia juga selalu menemani waktu bermain anjing dan memandikannya sebelum dijemput sang pemilik.
Tarif pet hotel ini dipatok mulai dari Rp 60.000 sampai Rp 80.000 per malam. Tarif itu di luar makanan hewan karena biasanya pemilik akan membawa makanan hewannya sendiri.
Berbeda dengan Dog Hotel SBY, Yope Toys asal Yogyakarta menawarkan jasa penginapan khusus untuk hewan-hewan eksotis, seperti sugar glider, landak mini, hamster, dan marmut.
Listiatun, salah satu pemilik mengaku menjelang liburan panjang akhir tahun memang menjadi salah satu waktu panen konsumen untuk usahanya. Karena, terjadi lonjakan permintaan sekitar dua kali lipat dari hari biasa.
Listiatun menuturkan, sejak akhir bulan November sudah ada pelanggan yang melakukan pemesanan tempat. Kebanyakan hewan yang dititipkan adalah sugar glider dengan rata-rata waktu penitipan dua minggu sampai 1,5 bulan.
"Sampai sekarang baru ada tiga orang yang melakukan reservasi, puncaknya akan terjadi sekitar satu minggu sebelum libur Natal," katanya.
Kebanyakan pelanggannya adalah para mahasiswa yang menempuh pendidikan di Yogyakarta yang hendak pulang kampung.
Untuk tarifnya dipatok Rp 7.000 per malam dengan catatan pelanggan membawa kandang dan makanan sendiri. Bila ingin diberikan tambahan vitamin maka dikenakan biaya tambahan Rp 2.000 per ekor.
Fasilitas yang diberikan, bukan hanya tempat menginap tapi juga menemani hewan peliharaan bermain, membersihkan kandang, dan memberikan pakan tepat waktu. Sehingga, hewan tetap sehat selama ditinggal pergi pemiliknya.
Penggemar binatang bertambah, pemain pet hotel semakin ramai
Jasa penitipan hewan peliharaan atau pet hotel tumbuh menjadi bisnis yang menjanjikan. Terutama di kota-kota besar atau kota yang banyak pendatang. Maklum, jumlah penggemar hewan peliharaan juga terus bertambah.
Agnes Maria, pemilik Pet Hotel SBY mengamini hal tersebut. Dia menilai bisnis ini bakal terus dicari oleh pemilik hewan peliharaan untuk menitipkan hewan kesayangannya saat ditinggal bepergian.
Selain jumlah pemilik hewan bertambah, maraknya industri wisata menambah peluang bisnis pet hotel. "Usaha ini sudah berjalan empat tahun dan jumlah pelanggan terus bertambah. Artinya bisnis ini cukup menjanjikan," kata Agnes.
Dianggap prospektif, satu per satu pemain baru mulai bermunculan. Situasi ini menyulut persaingan ketat antar pebisnis pet hotel.
Namun, Agnes tak mau ambil pusing dengan hal tersebut. Mempertahankan kualitas pelayanan menjadi jurus utamanya untuk memenangkan persaingan. Terbukti, tidak sedikit konsumennya yang menjadi pelanggan tetap.
Perempuan berambut panjang ini masih getol melakukan promosi melalui media digital seperti Instagram dan lainnya untuk menjaring pasar lebih luas serta menguatkan brand image usahanya.
Disisi lain, kendala bisnis yang dihadapinya adalah memperlakukan anjing yang baru dititipkan oleh pemiliknya. Sebab, ada beberapa anjing yang berubah menjadi galak lantaran belum mengenal perawat barunya.
"Dulu tangan saya pernah digigit satu anjing besar pelanggan dan harus dirawat di rumah sakit. Sejak saat itu saya hanya menerima anjing berukuran kecil dan lebih berhati-hati saat mengajak main mereka," ceritanya.
Listiatun, salah satu pemilik Yope Toys asal Yogyakarta, juga menilai bisnis penitipan hewan akan tetap menguntungkan hingga tahun-tahun kedepan. Apalagi untuk area Kota Gudeg yang banyak mahasiswa, yang dipastikan bakal menitipkan hewan kesayangannya ke tempat penitipan.
Berbeda dengan sebelumnya, perempuan berusia 25 tahun ini mengaku persaingan bisnis ini tidak terlalu ketat. Sebab, belum banyak pemain baru yang membuka usaha penitipan hewan eksotis. Pasalnya, untuk memulai bisnis ini butuh ketrampilan dan pengetahuan untuk merawat hewan-hewan tersebut supaya tak berujung pada kondisi stres atau bahkan kematian.
Namun, untuk mempertahankan roda bisnisnya tetap berputar, Listiatun tetap memberikan kualitas pelayanan baik dan melakukan aksi promosi.
Tidak jauh berbeda dengan lainnya, kendala bisnis yang dihadapinya adalah soal merawat hewan yang hanya mengenal pemiliknya. Hewan tersebut akan menjadi lebih galak atau pendiam saat diajak bermain. Namun setelah beberapa hari hewan mulai beradaptasi dan kembali jinak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News