kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Jeruk lemon: Kecut rasanya, segar labanya (1)


Selasa, 10 November 2015 / 13:16 WIB
Jeruk lemon: Kecut rasanya, segar labanya (1)


Reporter: Merlina M. Barbara, Rani Nossar | Editor: Tri Adi

Dengan beragam manfaatnya sebagai bahan minuman kesehatan dan makanan, kini lemon banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia. Potensi bisnisnya cukup menarik. Di pasaran, harga lemon sekitar Rp 25.000 per kilogram. Seorang pembudidaya bisa meraup omzet Rp 30 juta per bulan.

Jeruk lemon atau lemon adalah sejenis jeruk yang sari buahnya biasa digunakan sebagai penyedap dan penyegar dalam banyak seni boga dunia. Sejak tren gaya hidup sehat masyarakat di tanah air meningkat, kini lemon banyak dipakai untuk bahan dasar minuman.

Dilihat dari zat kandungannya, lemon yang memiliki nama latin Citrus Limon ini, kaya vitamin C, sehingga bisa meningkatkan kekebalan tubuh manusia. Wajar, jika kini semakin banyak minuman yang berbahan dasar lemon seperti sirup, selai, jus, dan minuman ringan.

Dengan beragam manfaatnya, kini lemon banyak dibudidayakan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah Tatang Yosi asal Majalengka, Jawa Barat. Tatang telah membudidayakan Lemon sejak tahun 2000.

Dalam membudidayakan lemon, Tatang masuk menjadi anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Citra Niaga Tani di Desa Naggewer, Kecamatan Sukahaji, Majalengka. Gapoktan ini punya lahan lemon seluas 4 hektare (ha). Di situ, Tatang menanam lemon di lahan 0,5 ha.

Tatang mengatakan, saat ini ada lebih dari 2.000 pohon lemon yang dibudidayakan di lahannya tersebut. Sekitar 100 pohon siap memasuki masa panen dalam waktu dekat. Sekali panen, Tatang bisa mendapatkan lebih dari 4 ton-5 ton lemon. Dari panen itu, Tatang bisa mengantongi omzet hingga Rp 30 juta.

Biasanya, hasil panen itu dijual Tatang ke industri minuman dan pabrik obat di Jakarta, Bandung, dan Kuningan, Jawa Barat. “Kami tidak menjual lemon ke pasar atau swalayan,” katanya.

Tatang mengklaim, permintaan lemon di sepanjang tahun ini meningkat pesat dibandingkan tahun lalu. Jika sudah memasuki masa panen, ia bisa mengirim pasokan lemon ke pabrik minuman 1 ton per bulan.

Menurut Tatang, harga lemon di pasar masih cukup baik. Di tingkat petani, khususnya di Majalengka, harga lemon berkisar Rp 15.000 per kilogram (kg). Sementara harga di tingkat pengecer seperti swalayan bisa lebih Rp 25.000 per kg.

Pembudidaya lemon lainnya adalah Deni Hadian asal Bogor, Jawa Barat. Deni membudidayakan lemon kuning sejak tahun 2010 di atas lahan 1.000 meter persegi dengan jumlah bibit sekitar 1.000 pohon.

Deni mengaku, mampu menjual 100 bibit-200 bibit lemon kuning per bulan. Untuk eceran, harga bibit Rp 25.000 dan borongan Rp 10.000-Rp 12.500 per pohon. Dari penjualan bibit lemon, Deni bisa meraup omzet sekitar Rp 5 juta per bulan.

Pelanggan Deni sebagian besar dari Jawa, Sumatra, Sulawesi, Kalimantan dan Bali. Namun, ongkos pengiriman yang mahal, kerap jadi kendala Deni. "Ongkos kirimnya sama harga bibit, justru lebih mahal biaya kirim. Jadi berat," katanya.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×