kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,80   -7,56   -0.81%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Joseph Buntaran rajin blusukan ke gerai Lotte (2)


Minggu, 06 September 2015 / 10:45 WIB
Joseph Buntaran rajin blusukan ke gerai Lotte (2)


Reporter: Rani Nossar | Editor: Dikky Setiawan

Pada Januari 1998, pengabdian Joseph di Makro berakhir dan hengkang ke toko sebelah, yakni Carrefour Indonesia yang ketika itu masih bernama Continent, yakni perusahaan Prancis yang akhirnya bermerger dengan Carrefour.

Joseph mengaku meninggalkan Makro ke Carrefour dengan alasan ingin mencoba hal baru lagi dalam hidupnya.

Dengan bekal pengalaman lima tahun di Makro, Joseph dipercaya duduk sebagai Store Manager. Posisi ini dijalaninya selama 6 tahun sebelum akhirnya diangkat menjadi Direktur Marketing pada tahun 2004.

Duduk sebagai Direktur Marketing Carrefour di tahun tersebut membuat Joseph makin sibuk untuk mencapai target perusahaan . Totalitasnya dalam pekerjaan ini dibuktikan dengan masuk kerja pada akhir pekan dan hari libur.

Hal ini tak menjadi beban buat Joseph dan justru sangat dinikmati karena pada tahun 2004, pertumbuhan ritel modern cukup pesat dari sebelumnya. Hal ini tak lepas dari ekspansi perusahaan yang dilakukan banyak perusahaan ritel, termasuk Carrefour.

Di masa kepemimpinannya sebagai Direktur Marketing Carrefour, Joseph ikut andil dalam menambah 20 gerai Carrefour di seluruh Indonesia. Dia bersama tim menerapkan strategi jemput bola. Tak mengherankan jika kala itu dia banyak mengincar lokasi-lokasi strategis.

Joseph menganggap pengembalian investasi di ritel modern bisa cepat, tapi juga bisa lambat atau malah ada yang bangkrut. "Semua bergantung pada pemilihan lokasi, pemilihan barang yang dijual, strategi bersaing, dan kualitas karyawan," tuturnya.

Pada tahun 2006, ketika Makro menjual sahamnya 100% kepada Grup Lotte, Joseph kembali ditawarkan bergabung. Dia diberikan posisi sebagai Direktur Komersial selama lima tahun, sejak September 2006 hingga Desember 2011 dan pada tahun 2012, ia diangkat sebagai Presiden Direktur.

Joseph mengaku betah bekerja di sektor ritel dan bisa bertahan lebih dari 20 tahun karena dia memegang prinsip untuk tidak pernah menganggap remeh pekerjaan. Dia mengaku selalu belajar sebab semakin hari persaingan semakin ketat dan tidak terlena dengan jabatan yang sudah di atas.

Prinsip yang dipegangnya ini terus berkembang yang akhirnya membuatnya tidak mudah berpuas diri dan selalu melakukan lebih baik dari waktu ke waktu.

Sebagai seorang Presiden Direktur, Joseph saat ini memiliki 3.000 karyawan dan harus mengelola banyak gerai Lotte Mart agar terus tumbuh dari sisi penjualan dan pelayanan kepada pelanggan.

Dia pun sadar bahwa mengelola bisnis ritel bukan pekerjaan mudah, alhasil Joseph pun kerap blusukan ke gerai-gerai Lotte Mart sekedar melakukan inspeksi mendadak (sidak) yang tak pernah terjadwal sebelumnya. "Ya suka-suka saya saja kalau sempat, tapi kalau kunjungan ke gerai itu frekuensinya cukup sering dua minggu sekali atau sebulan sekali untuk mengobrol langsung dengan karyawan dan melihat keadaan lapangan, " kata dia.

Kondisi pasar yang terus berubah saat ini membuatnya harus terus bergerak mengikuti ritme pasar. Arahan ini senantiasa dia sampaikan kepada para karyawan.

Menurutnya, karyawan tak sekedar pekerja melainkan anggota tim yang dipimpin oleh store manager di lapangan.

Dalam menyampaikan pesan dan arahan kepada para karyawan, Joseph mengaku tidak kaku yang akhirnya membuatnya mudah akrab dengan banyak karyawan.

Dengan masih besarnya potensi bisnis ritel di tanah air, Joseph menargetkan bahwa Lotte Mart bisa membuka tiga hingga empat gerai baru saban tahun. Hal ini merupakan target yang harus selalu bisa dicapai.

Lotte Mart tahun ini bisa dibilang cukup agresif dalam melakukan ekspansi. Buktinya, Lotte Mart menyiapkan investasi lebih dari Rp 300 miliar untuk membuka gerai di tahun 2015.

Joseph juga bilang akan selalu menjelajahi lokasi baru di kawasan Indonesia Timur, khususnya daerah Sulawesi.

Menurutnya dalam lima atau sepuluh tahun ke depan, Lotte Mart menargetkan bisa memiliki 50 gerai lagi dan akan menjadi ritel modern nomor satu di kelasnya.

Asal tahu saja, tahun ini Lotte Mart sudah memiliki dua gerai di Sumatra, tiga di Jawa Tengah, satu di Bali, dua di Kalimantan, dan satu di Sulawesi. Sekarang sedang progres membuka gerai di Tasikmalaya.

Kendati begitu, dia tak menampik jika persaingan dengan para kompetitor cukup berat, apalagi kompetitor ini datang silih berganti. Untuk menghadapi situasi ini, Joseph mengaku santai dan tidak menjadikannya sebagai sebuah tekanan berarti sebab persaingan ini justru memacu dirinya untuk terus termotivasi dengan ide-ide kreatif dengan sentuhan inovasi baru.

Joseph percaya perpaduan kerja keras, kepercayaan pada tim, serta inovasi akan membuat Lotte Mart mencapai target yang ditetapkan.

Memberdayakan anak muda

Bekerja di sektor ritel menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi seorang Joseph Buntaran. Namun, dia menyadari bahwa kepiawaiannya mengelola gerai ritel modern lambat laun akan termakan usia.

Pada tahun 2015 ini, Joseph menginjak usia 50 tahun, namun dia enggan terbuka kapan tepatnya dia merayakan usia emasnya pada tahun ini.

Meski belum mencapai usia pensiun, Joseph mengaku sudah merencanakan kemana dia akan melangkah ketika tak lagi memimpin Lotte Mart. Dia mengaku akan mengabdikan dirinya untuk kegiatan pemberdayaan anak muda.

Dia mengaku rencana ini terdorong karena melihat banyak anak muda Indonesia kurang banyak mendapat dukungan untuk meraih cita-cita mereka.

Namun, sebelum rencana ini terealisasi, Joseph mengaku akan fokus pada pekerjaannya saat ini. Pekerjaan yang menguras hampir seluruh waktu yang dimilikinya.

Kendati begitu, ketika ada waktu senggang Joseph akan memaksimalkannya dengan baik untuk kegiatan berkumpul dengan keluarga. Aktivitas ini dipilih Joseph karena dia mengaku tak hobi bermain golf seperti para bos lainnya.

Dia mengaku justru lebih banyak menghabiskan waktu ,menonton sepakbola bersama anak-anaknya. Tapi, berbicara soal olahraga paling populer sejagat ini, Joseph mengaku tak menggilai sepakbola, acara nonton bola bareng bersama sang anak lebih karena menemani hobi dari anak-anaknya.

Jika berbicara hobi, dia pun langsung menunjuk aktivitas menyanyi sebagai hobi yang dahulu sempat diincarnya sebagai profesi.Salah satu media tempat Joseph mencurahkan hobinya itu adalah paduan suara gereja. Joseph secara rutin mengisi misa minggu di Gereja Santa Monika, Bumi Serpong Damai (BSD). Di gereja katolik inilah, dia secara berkala bernyanyi bersama kelompok paduan suaranya untuk mengiringi ibadah. (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×