kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jumiko merangkai daun menjadi kain bermotif natural


Sabtu, 28 Juli 2018 / 13:05 WIB
Jumiko merangkai daun menjadi kain bermotif natural


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kecintaan pada alam menginspirasi Jumiko Jacobs untuk memanfaatkan guguran daun menjadi produk fesyen cantik. Dia mengadopsi teknik eco print asal Turki untuk menghasilkan kain-kain bermotif daun dengan warna natural.

Unik, cantik, berunsur seni, serta berkarakter membuat kain-kain buatannya diburu konsumen. Maklum saja, produk kain bermotif ini ramah lingkungan karena mengandalkan getah daun dan teknik kukus untuk menghasilkan warna serta motif.

Supaya kesan natural lebih tebal, produk fesyen ready to wear ini juga tak dijahit supaya motif lebih terlihat.  Harga koleksi produk Jumiko mulai Rp 250.000 sampai dengan Rp 1,5 juta per helai.  

Dia menggunakan media sosial pribadi seperti Facebook dan Instagram serta ajang pameran untuk memasarkan seluruh produknya. Khusus wilayah Bali, koleksinya sudah bertengger di salah satu galeri seni kawasan Ubud, Bali.

Jumiko pun tak kesulitan untuk mengundang pembeli. "Saya hanya menjelaskan saja setiap ada orang yang tanya saat pameran dan semua barang habis terjual," ceritanya.

Sekedar info, usaha ini dimulainya pada tahun 2017 lalu. Saat itu dia berguru kepada trainer eco print dari Yogyakarta. Masih penasaran, ibu satu anak ini terus melakukan percobaan dan pengembangan keahlian."Ini seperti misteri karena siapapun tidak akan tahu warna apa yang akan dikeluarkan meski sudah menggunakan ukuran yang tepat," katanya.

Sampai sekarang, perempuan berambut panjang ini memproduksi sendiri seluruh kainnya. Sebab, untuk membuat motif  yang indah butuh seni dan ketulusan saat penggarapannya.

Alhasil, jika ada orang lain yang membuat, hasil akhirnya akan terlihat berbeda dan karakter kainnya tidak terlihat. Dalam sehari, dia bisa memproduksi sekitar 30 lembar kain. Jumiko menggunakan daun-daun bergetah keras seperti jati, ekaliptus, dan lanang yang dikumpulkannya di hutan-hutan Bogor, Jawa Barat.

Tidak ingin menuai sukses sendiri, Jumiko mulai menularkan ketrampilannya kepada ibu rumah tangga disekitar tempat tinggalnya. Beberapa diantaranya pun ada yang menjadi produsen hijab eco print yang cukup laris manis dipasaran.

Menurutnya dengan banyaknya pemain maka eco print akan lebih mudah dikenal masyarakat. Masalah persaingan, dia tidak mau ambil pusing karena setiap produsen mempunyai karakter yang berbeda-beda.

Kedepan, Jumiko berharap dapat menularkan teknik eco print kepada warga binaan lembaga pemasyarakatan (lapas) di Bogor, Jawa Barat. Tujuannya, bisa menjadi bekal ketrampilan para penghuni lapas saat mereka bebas dari hukuman. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×