kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Jurus memasarkan produk lewat musik


Kamis, 11 November 2010 / 10:05 WIB
Jurus memasarkan produk lewat musik
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


Reporter: Rivi Yulianti | Editor: Tri Adi

Musik bisa menjadi cara ampuh untuk menarik pelanggan. Cara ini pula yang coba dilakukan oleh Ajib Burger dan Kebab milik Ikranegara. Ikranegara berinisiatif menggandeng grup musik dengan membuatkan mereka album gratis. Syaratnya mereka juga harus mau manggung gratis di kedainya.

Musik menjadi pilihan Ikranegara Kusumaningrat untuk mempromosikan burger dan kebabnya. Dengan musik, ia mencoba menyasar segmen anak muda pecinta musik indie.

Ikranegara adalah pemilik Ajib Burger dan Kebab asal Cirebon. Melalui perusahaannya CV Ajib Nusantara Food, Ikranegara sejak tahun 2008 membuka Ajib Burger. Saat ini, ia sudah memiliki lima gerai yang tersebar di Jakarta, Cirebon, dan Surabaya.

Ikranegara tahu benar bahwa burger dan kebab mempunyai pangsa pasar yang didominasi anak muda. Karena itu, mulai pertengahan 2009, ia mulai membuat konsep marketing dengan melibatkan musik indie untuk mempromosikan usahanya.

Ia lalu mengumpulkan 11 band indie untuk kemudian dibuatkan satu album kompilasi bernama Ajib Indie Music Hitlist secara gratis. "Syaratnya mereka harus sudah punya demo," ujar Ikranegara.

CD musik kompilasi itu kemudian jual di gerai yang dimilikinya ataupun secara online dengan harga Rp 50.000. Band akan mendapatkan fee dari setiap album yang terjual sesuai dengan kesepakatan awal. "Kami membantu rekaman termasuk penjualan album," ujarnya.

Sebagai imbalannya, ke-11 band indie tadi wajib manggung di setiap event yang diselenggarakan Ikranegara dan tak menerima bayaran alias gratis. Biasanya event-nya adalah launching gerai baru dan acara musik lokal skala kecil. "Ini namanya saling promosi. Mereka butuh nama, kami butuh performance mereka sebagai daya tarik promosi gerai kami," ujarnya.

Tak hanya itu, Ikranegara juga berusaha membuat pelanggan loyal dengan membuat komunitas pecinta band indie bernama Ajib Star Fans. Dengan komunitas itu akan semakin banyak anak muda yang nongkrong di gerai Ajib Burger dan Kebab. "Itu strategi kami juga untuk menggaet konsumen baru," katanya.

Meningkatnya popularitas band indie dalam CD kompilasi yang dirilis Ajib tentu secara otomatis juga akan meningkatkan citra produk Ajib. Strategi ini diharapkan juga mampu meningkatkan brand awareness masyarakat terhadap Ajib Burger dan Kebab, sehingga tidak hanya konsumen yang dijaring namun juga investor baru yang mau menanamkan duitnya dalam usaha burger dan kebab melalui Ajib Burger dan Kebab.

Strategi Ikranegara ternyata manjur. Penjualan burger dan kebab yang dibanderol Rp 5.000-Rp 15.000 ini meningkat. Sebelum menjalankan strategi ini, Ikranegara hanya menjual rata-rata 20 porsi burger dan kebab per hari. Namun setelah pertengahan tahun 2009, angka penjualan meningkat 30%. "Ajib Indie Music Hitlist merupakan program yang cukup efektif untuk meningkatkan angka penjualan kami," ujarnya.

Sebenarnya, promosi produk dengan musik sudah banyak dilakukan, termasuk oleh beberapa perusahaan besar seperti KFC dan Indosat. KFC merilis beberapa album KFC Music Hit List bekerjasama dengan Music Factory Indonesia, serta membuat komunitas penggemarnya.

Adapun Indosat lebih menggunakan acara musik bekerja sama dengan stasiun televisi untuk mempopulerkan ring back tone (RBT) dan konten. "Musik adalah strategi pemasaran utama kami," ungkap Yudinata Adityanto, Group Head Game and Content Indosat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×