kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.948.000   47.000   2,47%
  • USD/IDR 16.541   37,00   0,22%
  • IDX 7.538   53,43   0,71%
  • KOMPAS100 1.059   10,21   0,97%
  • LQ45 797   6,35   0,80%
  • ISSI 256   2,43   0,96%
  • IDX30 412   3,30   0,81%
  • IDXHIDIV20 468   1,72   0,37%
  • IDX80 120   1,05   0,88%
  • IDXV30 122   -0,41   -0,34%
  • IDXQ30 131   0,79   0,61%

Kampung penghasil boneka sejak 1990-an (1)


Senin, 29 Juli 2013 / 16:02 WIB
Kampung penghasil boneka sejak 1990-an (1)
ILUSTRASI. Waspada, Ini Tanda-Tanda Awal Penyakit Diabetes Menurut Dokter RS UNS.


Reporter: Noor Muhammad Falih | Editor: Havid Vebri

Kota Bandung terkenal sebagai salah satu penghasil boneka kain. Sejumlah industri rumahan di sana telah memproduksi aneka model boneka sejak puluhan tahun silam. Salah satu sentra boneka yang terkenal di Bandung adalah Desa Sukamulya.

Meski kerap disebut desa, sejatinya tempat pembuatan boneka ini terlihat lebih mirip perumahan. Ada sekitar 10 perajin yang aktif berproduksi di Desa Sukamulya. Mereka menjadikan rumah mereka sebagai workshop. Beberapa dari mereka  merenovasi rumahnya untuk menjadi showroom bagi  boneka hasil produksi mereka.

Sentra ini terletak di antara perumahan-perumahan lain di kawasan Babakan Jeruk, Kecamatan Sukajadi. Untuk menjangkau lokasi ini, Anda bisa berkendara sekitar 10 menit dari pintu Tol Pasteur, Bandung.

Aktivitas pembuatan boneka sudah berlangsung sejak tahun 1990-an. Adalah Haji Ade yang dikenal sebagai pelopor usaha pembuatan boneka di Desa Sukamulya. Setelah ia meninggal, usahanya dilanjutkan oleh sang menantu, Kiki Juanedi.

Kiki bercerita, awalnya sekitar 1990-an, produksi boneka masih berskala kecil. Kemudian, beberapa warga setempat mulai mengikuti jejaknya, meski belum banyak. Barulah, pasca krisis moneter 1998 melanda, makin banyak tetangga Haji Ade yang menggeluti usaha pembuatan boneka.

"Saat usaha lain merosot, kami melihat usaha boneka haji Ade malah banyak order. Makanya, banyak tetangga yang tertarik menggeluti usaha serupa," tutur Tarya, salah seorang perajin di Desa Sukamulya.

Sayang, saat ini, hanya tersisa sekitar 10 perajin. Menurut Tarya, sebagian perajin gulung tikar, lantaran terkendala modal usaha dan kesulitan mendapat tenaga kerja terampil.

Para perajin di Sukamulya memproduksi boneka dari bahan kain korea. Boneka diisi dengan bahan dakron. Mereka membuat boneka dengan karakter tokoh kartun. Ukurannya bervariasi. Menurut Kiki, umumnya perajin di sentra ini memiliki fokus produk boneka tertentu.

"Seperti saya, sekarang fokus membuat matras boneka. Tapi, boneka biasa juga saya masih produksi," ungkapnya. Matras boneka adalah boneka berbentuk persegi yang bisa sekaligus menjadi alas duduk atau berbaring. Meski berukuran seperti matras, namun tetap mengusung karakter tertentu.

Ia membanderol boneka biasa berkisar Rp 15.000-Rp 4 juta per buah. Sedangkan, matras boneka dilego Rp 310.000-Rp 500.000 per buah. Dalam sebulan, Kiki bisa meraup omzet sekitar Rp 200 juta.

Sementara Tarya, khusus memproduksi satu karakter boneka, yaitu Minnie Mouse dengan berbagai ukuran. Pria yang sudah merintis usaha boneka sejak 2001 ini bilang, ia punya pelanggan tetap dari Cikampek, Surabaya dan Magelang.

Satu boneka Minnie Mouse dibanderol sekitar Rp 16.000-Rp 160.000. Tarya bisa mencetak omzet Rp 30 juta sebulan. Mayoritas boneka yang diproduksi dijual grosir. Namun, mereka juga melayani pembelian eceran.       

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak Executive Macro Mastery

[X]
×