kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kantong kian tebal dari otak atik scooter


Senin, 29 April 2013 / 15:13 WIB
Kantong kian tebal dari otak atik scooter
ILUSTRASI. A representation of the virtual cryptocurrency Bitcoin is seen in this picture illustration taken October 19, 2021. REUTERS/Edgar Su


Reporter: Marantina, Revi Yohana, Pravita Kusumaningtias | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Sepeda motor jenis scooter kerap tak hanya sekadar kendaraan yang berguna menemani pemiliknya bepergian. Banyak pemilik scooter yang menjadikannya sebagai gaya hidup. Tak heran, mereka rajin mengeluarkan jutaan rupiah untuk mendandani bahkan memodifikasi sepeda motor tanpa rantai ini.

Salah satu jenis scooter yang masih tenar dan punya penggemar sampai sekarang adalah merek Vespa. Maklum, Piaggio sebagai produsen masih rajin meluncurkan varian baru. Maka, usaha memodifikasi motor ini pun masih tetap berdaya.

Salah satu yang melirik bisnis ini adalah Guntoro di Jakarta. Ia mendirikan usaha bertajuk Artomoro sejak 1983. Usaha ini mengkhususkan diri pada modifikasi scooter merk Vespa. Ini lantaran, ia termasuk penggemar vespa sejak zaman masih muda.

Guntoro mempelajari berbagai keahlian modifikasi secara otodidak. Supaya hasil modifikasinya makin unik dan menarik, ia mengikuti sejumlah kursus modifikasi. Alhasil, aneka jenis Vespa dapat ia modifikasi mulai dari keluaran 1955 hingga Vespa keluaran terbaru. "Tapi, sejauh ini yang paling banyak dimodifikasi di bengkel saya adalah Vespa Super 150, Vespa Sprint dan Vespa TX," tutur lulusan Sekolah Teknik Menengah ini.

Menurut Guntoro, perbedaan memodifikasi motor scooter atau Vespa dengan motor lainnya adalah dari unsur seninya. Kebanyakan, para pemilik scooter ingin kendaraannya dibuat terkesan klasik, namun tetap enak dilihat. Modifikasi yang paling digandrungi adalah membuat sespan atau sidecar. Dengan sespan, daya tampung motor bertambah menjadi tiga orang, karena ada tambahan kursi di sebelah kiri motor.

Supaya tak terkesan kuno, biasanya motor yang disespan akan dicat ulang dengan warna menarik atau diberi airbrush. Selain itu, Vespa juga bisa dibuat racing, sehingga larinya lebih kencang.

Satu kali memodifikasi, Guntoro mematok harga mulai Rp 5 juta- Rp 10 juta, tergantung tingkat kesulitan dan banyaknya modifikasi atau aksesoris yang digunakan. Ia mengaku, bisa memodifikasi 10-15 motor sebulan, sehingga bisa meraup omzet berkisar Rp 45 juta hingga Rp 50 juta.

Aksesoris impor

Modifikator scooter lainnya adalah Ahmad Syarif Rifai. Pria yang akrab disapa Ncex ini memiliki bengkel modifikasi bernama ART Scooter Shop. Ia telah mendalami modifikasi vespa sejak 2007, dan berawal dari hobi.

Lama-kelamaan, ia menjadikan hobinya sebagai sumber pendapatan, lantaran melihat peluang di bisnis ini. ART Scooter Shop tidak sembarang memodifikasi. Aksesoris yang digunakan original yang didapatnya dari Italia, Jerman, Inggris, dan Denmark. Belinya lewat situs ebay, sehingga cakupannya lebih luas.

Pelanggan Ncex tidak hanya berasal dari komunitas penggemar vespa, tapi juga pekerja kantoran. "Biasanya orang-orang kantoran itu di masa mudanya suka vespa, tahun 1950an atau 1960an. Sekarang, mereka masih punya vespa di rumah yang mereka rawat," ceritanya.

Menurut Ncex, modifikasi scooter terutama vespa lebih menarik ketimbang motor pada umumnya, karena termasuk jenis motor tua. "Jadi, saat memodifikasi, saya menemukan lebih banyak tantangan," ungkap pemilik bengkel di daerah Bogor ini.

Katanya, modifikasi yang sedang populer saat ini berkisar pada aksesoris bemper, dan stang vespa dengan ukuran yang lebih panjang dari vespa pada umumnya. Biasanya yang pesan semacam ini adalah anggota komunitas.

Adapun, modifikasi yang paling berkesan bagi Ncex adalah modifikasi chopper. Tidak tanggung-tanggung ia butuh waktu dua tahun untuk merampungkannya. "Mesinnya tetap menggunakan mesin vespa dengan penampilan chopper," paparnya.  

Sekali modifikasi, Ncex memasang tarif berkisar Rp 2 juta hingga Rp 9,5 juta. Dari usaha ini, Ncex bisa meraih omzet Rp 50 juta sebulan.

Pemain lain, Tri Nugroho alias Tombro baru terjun ke bisnis modifikasi scooter sejak tiga tahun silam. Nama pemilik Bengkel Masbro Clinic Motor di Yogyakarta ini melejit, karena terobosannya memodifikasi Vespa sehingga bisa membonceng sepeda fixie.

Ceritanya, pada 2011, Tombro memodifikasi Vespa jenis PTS keluaran tahun 1980. Motor itu dirancang dengan dilengkapi sepeda fixie yang terletak di atas rangka dudukan Vespa. Sejak saat itulah, orderan untuk memodifikasi Vespa yang bisa membonceng sepeda fixie melonjak di bengkelnya.

Selain vespa, pria 30 tahun ini juga memodifikasi skuter matik. Namun, pemilik skuter matik biasanya tidak mau bentuk-bentuk modifikasi yang ribet. "Paling mengganti bumper atau cat warna-warni,” ujarnya.

Sekali memodifikasi vespa, ia mematok tarif berkisar Rp 300.000 sampai Rp 2 juta. Dalam sebulan, ia bisa menerima 10 pesanan modifikasi scooter, dengan rata-rata omzet mencapai Rp 15 juta sebulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×