kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   -6.000   -0,40%
  • USD/IDR 15.855   10,00   0,06%
  • IDX 7.383   69,47   0,95%
  • KOMPAS100 1.121   5,46   0,49%
  • LQ45 876   1,40   0,16%
  • ISSI 225   0,73   0,33%
  • IDX30 448   1,01   0,23%
  • IDXHIDIV20 536   0,07   0,01%
  • IDX80 127   0,45   0,36%
  • IDXV30 130   -0,11   -0,09%
  • IDXQ30 148   0,02   0,01%

Kantongi ratusan juta dari jajanan jadul


Rabu, 15 November 2017 / 12:30 WIB
Kantongi ratusan juta dari jajanan jadul


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Berangkat dari rasa rindu akan jajanan masa kecil, Ryan Adham Saputra Angkawijaya, pemuda asal Tangerang merintis usaha Snazzy Boom sejak Januari 2017. Snazzy Boom merupakan produk arum manis yang dikemas gaya kekinian dengan berbagai varian rasa, seperti frambozen, durian boom, gummy boom, melon boom, original boom, choco boom dan pineapple boom.

Ide bisnis ini datang dari sebuah obrolan bersama teman-teman soal sulitnya menemukan penjual arum manis atau rambut nenek. "Padahal, dulu gampang banget. Biasanya, bapak-bapak yang juala arum manis keliling komplek," kenangnya.

Dari keluh kesah teman-temannya itulah, Ryan menangkap peluang berbinis arum manis cukup besar. Tanpa pikir panjang, ia mengajak Ahmad Zaujin Bahij atau yang akrab disapa Zay untuk mencari pembuat arum manis.  

Awalnya, Ryan memasok arum manis langsung dari Lamongan, Jawa Timur. "Di sana ada satu desa khusus yang membuat arum manis," ujar dia. Namun, ternyata, setelah berkali-kali order, Ryan justru menemui tak adanya standar rasa. Dan, setelah beberapa kali berganti perajin arum manis, Ryan pun menemukan formula rasa dan tekstur adonan yang pas untuk Snazzy Boom.

Produk arum manis Snazzy Boom memang sengaja dibuat dengan aneka rasa, untuk memberi ciri khas sekaligus keistimewaan tersendiri. “Biasanya arum manis hanya satu rasa, bisa jadi konsumen bakal bosan,” tutur pria 25 tahun ini.

Meski tergolong bisnis yang baru saja dirintis, Snazzy Boom menunjukkan perkembangan yang pesat. Kini, sekitar 2.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia bergabung menjadi reseller Snazzy Boom. Penjualan Snazzy Boom dilayani dengan dua cara, yaitu penjualan offline dilayani lewat reseller dan penjualan online dilayani lewat sosial media bagian Customer Service (CS) Snazzy Boom.

Snazzy Boom dengan tujuh varian rasa dijual mulai Rp 15.000–Rp 20.000 per kaleng. “Harganya tergantung wilayah, mungkin kalau Indonesia Timur bisa lebih Rp 20.000 per kaleng,” jelas Ryan.

Ia mengatakan, kini Snazzy Boom bisa menjual rata-rata 10.000–15.000 kaleng tiap bulannya. Di beberapa waktu tertentu, kadang permintaan Snazzy Boom meningkat, sehingga Ryan bisa menjual lebih dari 15.000 kaleng. Omzet yang dikantonginya pun sudah lebih dari Rp 100 juta per bulan.

Penjualan naik berkat branding dan desain kemasan

Arum manis atau rambut nenek memang jajanan yang melegenda. Meski demikian, tak serta merta memuluskan pemasaran Snazzy Boom. Ryan Adham Saputra Angkawijaya dan Ahmad Zaujin Bahij (Zay), Co-founder Snazzy Boom pernah merasakan pahitnya berjualan arum manis.  

Awalnya, mereka berjualan keliling dari satu sekolah ke sekolah lain. Saat itu, mereka membungkusnya dalam plastik biasa tanpa merek. "Dari target 20 porsi, hanya terjual empat porsi," kata Ryan tersenyum mengingat kejadian kala itu.

Lulusan Universitas Bina Nusantara ini juga merasakan penolakan dari konsumen karena bentuk arum manis yang semula apik menjadi leleh dan menggumpal  karena perbedaan suhu. Bahkan, ada juga yang sempat memandang sebelah mata bisnis yang sedang dirintis Ryan dan Zay.

Namun, berbagai pengalaman ini justru mendorong semangatnya berbisnis. "Dari penolakan itu, kami evaluasi dan perbaiki semuanya. Mulai dari kualitas produk, formula adonan, kemasan sampai branding. Meski kami harus mulai dari awal lagi," ungkap Ryan.

Pria berwajah oriental ini kemudian mulai mencari pemasok kemasan, meriset target konsumen, mendesain ulang label kemasan dan membuat standar adonan arum manis. "Selama ini, rasa arum manisnya berantakan, tidak punya standar akibat kurangnya kontrol," kata Ryan.

Mereka lantas memutuskan produksi pada satu orang perajin arum manis. "Menurut kami, kualitas rasa arum manis perajin itu paling memenuhi standar," jelas Ryan.

Setelah semua aspek diperbaiki kualitas dan standarnya, nama Snazzy Boom disematkan. Sejak Maret 2017, Ryan meluncurkan kembali bisnis arum manisnya.

Tak disangka, seminggu pertama sejak Snazzy Boom meluncur, ada 200 orang yang bergabung menjadi reseller. Penjualan pun meningkat tajam. "Percaya ngga percaya ya, mungkin ini yang dinamakan the power of branding," ujarnya.

Ryan pun beranggapan, saat ini, konsumen  lebih dulu melirik kemasan, baru isi didalamnya. Dari berbagai penolakan itu, ia bisa menggali nilai penting yang harus dilakukan dalam dunia bisnis, yakni branding dan pengemasan.        

Spesialis target market dan kampanye unik

Produk arum manis biasanya menyasar anak-anak usia sekolah, berusia 7-15 tahun. Namun, Snazzy Boom punya target market  berbeda. Arum manis ini mengincar konsumen muda dan dewasa, usia 18 - 34 tahun.

Di samping itu, Snazzy Boom juga menyasar generasi yang lahir atau besar di tahun 90-an. Ryan bilang, generasi ini seringkali rindu pada jajanan masa kecilnya, seperti arum manis.

Target pasar itu ternyata tepat. Ditambah inovasi desain dan bauran pemasaran yang kekinian, Snazzy Boom mudah diterima oleh konsumennya.  

Meski bisnis Snazzy Boom belum genap setahun, pemuda berusia 25 tahun ini sudah merancang berbagai rencana. Ryan dan tim Snazzy Boom berkomitmen mengeluarkan satu varian rasa baru tiap bulan. "Bulan November depan, kami akan keluarkan varian rasa Red Velvet," tuturnya.

Selain itu, Snazzy Boom akan meluncurkan Snazzy Food Bike di akhir tahun ini. Ryan menjelaskan konsep Snazzy Food Bike ini nantinya akan berkeliling dari satu sekolah ke sekolah lain. Tidak hanya untuk berjualan produk Snazzy Boom, tapi juga untuk mengkampanyekan nilai positif, agar anak muda mau bergerak melakukan kegiatan positif bagi sekitarnya.

Bentuknya kurang lebih seperti gerobak es krim keliling, perpaduan antara sepeda dan gerobak. "Sambil berjualan, kami juga sambil kampanye. Judul kampanye yang akan kami launching yaitu Balas Dendam Termanis," ujar Ryan.

Tema ini dipilih bukan tanpa alasan. Namun, diambil dari rangkuman pengalaman pribadi tim Snazzy Boom. Masing-masing dari mereka pernah mengalami kepahitan di masa lalu. Namun berhasil membuktikan, bangkit dan menyebarkan semangat positif untuk sekitarnya.

"Setiap anak muda pasti pernah alami penolakan,  dengan Balas Dendam Termanis ini, kami mau ajak mereka bangkit dan melakukan hal positif dan melupakan masa lalunya" jelas Ryan.

Pria berwajah oriental ini kemudian menutup perbincangan dengan sebuah pesan. "Bisnis itu tidak hanya sekadar berjualan produk dan cari untung. Lebih dari itu, kami, pebisnis punya tanggungjawab moral juga untuk menanamkan kebaikan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×