kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.926.000   -27.000   -1,38%
  • USD/IDR 16.524   -24,00   -0,15%
  • IDX 6.852   23,75   0,35%
  • KOMPAS100 991   2,89   0,29%
  • LQ45 766   2,41   0,32%
  • ISSI 219   0,96   0,44%
  • IDX30 397   1,63   0,41%
  • IDXHIDIV20 467   0,78   0,17%
  • IDX80 112   0,40   0,36%
  • IDXV30 115   0,79   0,69%
  • IDXQ30 129   0,36   0,28%

KAWASAN ONE STOP SHOPPING ONDERDIL DI TANGERANG


Selasa, 13 Juli 2010 / 18:03 WIB


Sumber: | Editor: Dikky Setiawan

Seiring bertambahnya jumlah kendaraan bermotor roda empat, bisnis "sampingan" otomotif turut berputar kencang. Buktinya, setelah Sentra Onderdil Bumi Serpong Damai (BSD) kini muncul BSD Autoparts. Menjamurnya kompleks perumahan baru di kota mandiri ini kian membuka lebar peluang usaha penjualan onderdil

BUMI Serpong Damai (BSD) adalah kota mandiri di Tangerang Selatan, Banten, yang terus tumbuh. Kawasan yang dikembangkan oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk ini selalu rajin menambah jumlah hunian atau klusternya saban tahun. Imbasnya, aktivitas bisnis di BSD turut berputar kencang.

Salah satunya yaitu bisnis penjualan berbagai macam onderdil mobil. Setelah sukses menbangun Sentra Onderdil BSD, pengembang BSD City kembali mendirikan sentra penjualan onderdil bernama BSD Autoparts. Sentra ini berdiri pertengahan 2006. Lokasinya terletak tidak jauh dari Sentra Onderdil BSD, hanya berjarak 300 meter.

Konsumen yang ingin mencari tempat ini tidak akan kesulitan karena letaknya di pinggir jalan utama dan berada di jantung kota BSD. Konsep yang diusung sentra ini berbeda dengan Sentra Onderdil BSD yang berbentuk ruko-ruko. BSD Autoparts berkonsep kios berlantai satu.

Sentra ini juga lebih lengkap serta lebih ramai pengunjungnya. Pasalnya, sentra ini memiliki 354 kios, jauh lebih banyak dari Sentra Onderdil BSD yang hanya 38 ruko.

Jadi, jangan heran saat pertama kali memasuki kawasan ini, Anda seperti berada di sebuah pameran otomotif. Maklum, sejak dari pintu gerbang sudah terlihat jejeran mobil berbagai merek yang sedang diotak-atik oleh para mekanik. Ada yang sekadar melakukan servis berkala, penambahan aksesoris hingga tune up untuk lomba balap mobil.

Banyaknya pedagang dan ragam sukucadang membuat sentra ini layaknya one stop shopping semua barang otomotif. Berbagai suku cadang jeroan mobil dari berbagai merek, baik keluaran baru hingga masa lampau, tersedia di sana. Termasuk, aksesori seperti kaca film, karpet, hingga pernak-pernik audio.

Guy Daud Zen, pemilik kios CitiMotor, mengatakan, BSD Autoparts merupakan jawaban atas kebutuhan para pemilik kendaraan yang bermukim di BSD City dan sekitarnya. Bahkan, banyak pelanggan datang dari Jakarta Selatan, Tangerang, dan Bintaro, dengan memanfaatkan akses jalan tol.

Mudahnya akses tersebut membuat bisnis otomotif di sentra itu berkembang biak dengan cepat. Misalnya, CitiMotor, yang berada Blok C 3-5 dan khusus melayani mobil merek Suzuki. Minimal, dalam sehari, bengkel ini menangani empat hingga lima mobil. Sehingga, rata-rata pendapatan bulanannya mencapai Rp 80 juta hingga Rp 100 juta. "Sebulan menjelang Lebaran bisa lebih tinggi lagi," kata Daud.

Hal senada diutarakan Handrian Kho, pemilik bengkel Audio Mobil Shop. Dia khusus menangani penjualan audio dari berbagai merek di sentra itu. Setiap bulan, dia bisa mengantongi omzet Rp 80 juta. Padahal, dia baru membuka usahanya pertengahan tahun lalu.

Menurut dia, prospek usaha di BSD Autoparts cukup cerah. Sebab, selain pengembang BSD City yang terus membuka kompleks perumahan baru, pengembang lain yang berada di Tangerang Selatan, Pamulang, hingga Bintaro juga terus membangun kawasan hunian yang baru.

Dulu Harus Sabar, Kini Usaha Lancar

Kawasan elit tak menjamin bisnis selalu lancar. Para pedagang di Sentra BSD Autoparts merasakan betul kesulitan mengawali usaha. Banyak pedagang yang bangkrut, dan hingga kini 100 kios masih kosong. Namun, kesabaran pedagang berbuah manis. Banyak yang bisa meraup omzet puluhan juta rupiah per bulan.

Sentra BSD Autoparts terletak di kawasan pemukiman kelas menengah atas, yang minimal setiap rumah memiliki satu unit mobil. Meski begitu, lokasi itu tidak menjaminan pusat onderdil tersebut langsung jadi tujuan pemilik mobil ketika pertama kali berdiri. Keadaan BSD Autoparts justru jauh dari ramai pada fase awal pendiriannya di pertengahan tahun 2006.

Bahkan, Guy Daud Zen, pemilik CitiMotor, mengenang, sepinya pengunjung yang datang membuat banyak pemilik kios di BSD Autoparts yang merugi. Kemudian mereka menutup kiosnya. Pria yang membuka tokonya pada 2007 ini termasuk pedagang yang merugi. "Tapi saya tidak sampai tutup," ujarnya.

Selain minimnya jumlah pengunjung di tempat itu, banyaknya kios juga membuat persaingan antarpedagang begitu ketat. Kondisi ini membuat omzet pedagang menjadi menciut. Buntutnya, dari 354 kios yang ada di tempat itu, hanya sekitar 250 kios yang mampu bertahan. "Buat yang main-main dan tidak kuat modalnya, terpaksa tutup karena kalah bersaing," kata Daud.

Untung saja, kondisi itu hanya berlangsung selama dua tahun. Pada akhir tahun 2008, tepatnya sebulan menjelang Lebaran, wajah pemilik kios di BSD Autoparts mulai berseri-seri. Pelanggan yang selama ini di nanti mulai berdatangan.

Kala itu, Daud sudah bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 40 juta sebulan. Semenjak itu, pendapatan para pemilik kios di BSD Autoparts pun terangkat naik. "Kini, omzet saya minimal Rp 80 juta sebulan," kata lelaki berusia 54 tahun ini.

Demi menjaga persaingan tetap sehat, para pedagang onderdil di sentra ini mulai memfokuskan usahanya di bidang masing-masing. Ada pedagang yang khusus menangani knalpot, alarm, aksesoris audio, hingga mobil dengan merek tertentu saja. Daud mengatakan, ada pedagang yang khusus menangani mobil keluaran BMW, Mercedes Benz, hingga Ferrari. Adapun Daud, mengambil spesialisasi dalam menangani mobil Suzuki.

Para pedagang juga menawarkan harga servis dan suku cadang yang lebih murah dari bengkel resmi.Penyebabnya, menurut Daud, bengkel resmi mempunyai target waktu dalam setiap pengerjaannya. Mereka tidak mau kehilangan banyak waktu dalam mengerjakan setiap jenis kerusakan. "Kalau di sini, kami akan telusuri satu persatu dan mengganti part yang rusak saja," tutur Daud yang pernah bekerja di PT Indomobil dan PT Timor.

Ongkos servis dan suku cadang di sentra ini kian murah lantaran tidak membebankan pajak kepada konsumen. Pedagang juga kerap memberi diskon suku cadang hingga 0%. Para pedagang bisa memberi diskon harga cukup besar lantaran umumnya pedagang onderdil di BSD Autoparts mendapatkan harga khusus dari para distributor.

Handrian Kho, pemilik bengkel Audio Mobil Shop di Blok A30 - 31, bahkan dapat memberikan diskon yang lebih besar untuk setiap pembelian dalam jumlah banyak. "Kalau ada yang lebih murah, saya kasih jaminan uang kembali," kata Handrian yang mengkhususkan tkonya menjual berbagai macam audio.

Pusat Onderdil dan Aksesoris Terbesar

Berbagai cara dilakukan pedagang onderdil dan aksesori di BSD Autoparts untuk menggenjot pendapatan: mulai ambil margin setipis dan seminim mungkin, hingga tetap buka kios saat kios lainnya tutup. Persaingan tak hanya antar sesama pedagang di BSD Autoparts, tapi juga dengan Sentra Onderdil BSD.

Dengan menampung 250 pedagang yang menghuni 354 unit kios, ragam onderdil yang tersedia di BSD Autoparts cukup komplit. Namun, padatnya pedagang yang berjualan di sana juga menciptakan persaingan yang sangat ketat.

Para pemilik kios harus memutar otak untuk bertahan dan menjaring pelanggan. Mereka rela mengambil keuntungan yang tipis sembari memberikan layanan maksimal. Kiat lain yang ditempuh sebagaian pedagang adalah tetap membuka kios di hari-hari libur.

Guy Daud Zen, pemilik Citi-Motor, bertutur bahwa para pemilik kios di BSD Autoparts justru tutup lapak pada hari Senin. Alasannya logis, para pemilik mobil malas datang ke bengkel pada hari yang merupakan awal pekan. Selain itu, libur hari Senin juga menjadi waktu istirahat yang tepat bagi pemilik dan mekanik setelah mereka melayani lebih banyak pelanggan di akhir pekan.

Namun, saat kios yang lain tutup saban Senin, ada saja satu dua kios yang tetap beroperasi. "Itu strategi mereka menjaring pelanggan di saat kebanyakan kios yang lain tutup," kata Guy. Strategi lain yang mereka tempuh adalah menjual spesialisasi produk tertentu.

Satu kios hanya menjajakan onderdil dari satu merek mobil. Ada juga yang memilih spesialisasi jenis onderdil atau aksesori tertentu, misalnya kios khusus lampu atau kios shockbreaker.

Menurut para pedagang itu, biasanya pemilik mobil lebih percaya pada bengkel yang hanya menangani satu merek mobil. Mereka menganggap, bengkel tersebut lebih paham terhadap gejala kerusakan yang terjadi. Persaingan tak hanya melibatkan pedagang di BSD Autopart. Mereka juga harus menghadapi pedagang di Sentra Onderdil BSD yang hanya berjarak 300 meter. Apalagi, Sentra Onderdil BSD sudah lebih dulu berdiri, yakni sejak tahun 1998 sehingga memiliki banyak pelanggan.

Mungkin karena itu pula, meski BSD Autoparts terbilang lebih lengkap dan lebih banyak jumlah kiosnya, para pedagang di Sentra Onderdil BSD tak khawatir. Edward Koyu, Ketua Pedagang di Sentra Onderdil BSD mengatakan, pedagang onderdil di tempat tersebut tetap mengalami kenaikan omzet setiap tahunnya.

Mari kita tengok bengkel milik Koyu. Setiap minggu bengkel bernama Karya Motor itu mengantongi sedikitnya Rp 24 juta. "Kami merasa tak tersaingi, mereka justru melengkapi," kata dia. Pendapat senada juga disampaikan Anton, pemilik bengkel Sonic yang khusus menjual aksesoris audio dengan merek Clarion dan kaca film Spectrum. Ia tetap mengantongi omzet sebesar Rp 50 juta sebulan. "Kalau peak season dan Lebaran, omzet naik lebih dari 50% menjadi Rp 80 juta," ujarnya.

Begitu pula dengan Prinandi. Pemilik bengkel Jaya Sentosa itu merasa tidak tersaingi dengan kehadiran sentra sejenis. "Setiap bengkel atau pedagang aksesori mempunyai spesialisasi masing-masing. Bengkel Prinandi ini hanya fokus pada penanganan AC mobil. "Jika satu bengkel fokus pada satu bagian, tidak akan terjadi persaingan.

Apalagi, lanjut dia, pasar otomotif di wilayah BSD, Tangerang dan Bintaro masih tumbuh seiring pembukaan perumahan baru di kawasan itu. Inilah alasan yang membuatnya tertarik membuka usaha di kawasan tersebut sejak tahun lalu. Sebelumnya, Prinandi membuka usahanya di daerah Fatmawati.

Pasar otomotif yang masih luas ini juga membuat pengembang BSD City berencana memperluas dan memperbanyak jumlah kios di daerah tersebut. Kabarnya, akan ada tambahan sebanyak 216 kios di BSD Autoparts. Proyek pengembangan BSD Autoparts tahap dua itu akan berada di tengah-tengah antara Sentra Onderdil BSD dan BSD Autoparts tahap pertama. Tujuannya untuk menyatukan dua sentra penjual onderdil tersebut.

Jika proyek di lahan seluas tiga hektare itu terealisasi, akan menjadikan BSD sebagai pusat onderdil dan aksesoris terbesar dan terlengkap di selatan Kota Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×