Reporter: Puspita Saraswati | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Baru-baru ini beredar hasil penelitian terkait gap pada pendanaan (funding gap) industri startup Asia Tenggara oleh Monk’s Hill Ventures.
Gap pada pendanaan (funding gap) yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir khususnya dari Seri A ke Seri B dan selanjutnya.
Menanggapi hal ini, Founding Partner Kejora Ventures, Sebastian Togelang berpendapat jika pihaknya tidak hanya berhenti di seed funding atau pendanaan awal, namun juga bisa memberikan pendanaan lanjutan.
“Kami di Kejora memiliki fund atau pendanaan lanjutan yang didedikasikan untuk mendanai perusahaann start up yang sedang berkembang atau pada fase growth, sampai dengan Rp 150 miliar per investasi,” katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (20/9).
Bersumber dari data yang didapatkan Kontan, Sebastian menunjukkan bahwa Indonesia menjadi salah satu tujuan utama investasi venture capital dalam kawasan SEA (South East Asia) setelah Singapura.
Selama periode 2014 – 2017, pertumbuhan investasi pendanaan di kawasan ASEAN pada tahap awal dan series A telah tumbuh dari US$ 39,5 juta di tahun 2014 menjadi US$ 83,1 juta di tahun 2017.
“Di Indonesia sendiri terlihat bahwa pendanaan series B memiliki tren yang positif dari tahun 2016 hingga tahun 2017 dengan pertumbuhan nilai investasi series B sebesar lebih dari tiga kali,” jelasnya.
Meskipun begitu, Sebastian bilang bahwa Venture Capital dan pelaku industri teknologi lainnya harus terus meningkatkan jumlah fund yang ada untuk mencegah terjadinya funding gap sekaligus meningkatkan kualitas dan performa startup dengan bekerja sama dengan pemerintah dan private sector.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News