kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Kelebihan dan kekurangan jualan lewat Facebook (2)


Rabu, 03 Februari 2016 / 21:15 WIB
Kelebihan dan kekurangan jualan lewat Facebook (2)


Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: S.S. Kurniawan

Banyak pelaku usaha yang menggunakan Facebook untuk berbisnis, bahkan sebelum jejaring sosial besutan Mark Zuckerberg ini melahirkan fitur Fanpage. Maklum, pengguna Facebook paling banyak dibanding media sosial lain.

Yukka Herlanda, pendiri Brodo, toko fashion pria online, bilang, Facebook sudah menjadi bagian hidup atau social layer hampir semua orang, walau interaksinya enggak seheboh lima tahun lalu.

"Kalau untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Facebook masih okelah untuk jualan, dan range target usianya 19 tahun sampai 35 tahun," kata pria 27 tahun yang mulai berjualan dari Facebook.

Nah, keberadaan Fanpage mendorong banyak pebisnis lebih memilih memanfaatkan fitur ini ketimbang akun. Sebab, Fanpage lebih praktis. Pengguna Facebook tinggal nge-like tanpa perlu menjadi teman.

Dengan Fanpage, pengusaha juga bisa mendapatkan fans sebanyak-banyaknya, tanpa batasan. Beda dengan akun yang dibatasi 5.000 user.

Kelebihan lain berjualan di Facebook: Anda bisa mengulas produk lebih detail dan panjang. Fitur Comment memudahkan Anda melihat feedback atawa umpan balik dari calon konsumen atau testimoni dari para pelanggan.

"Namun, jika tidak merawat akun maupun Fanpage Facebook dengan baik, pelanggan bisa kecewa," kata Anas Faizurahman, pemilik Asibayi.com, toko peralatan bayi dan ibu menyusui online.

Itu sebabnya, Anda mesti punya tenaga khusus yang fokus merawat dan menjaga akun ataupun Fanpage merek dagang di Facebook. Anas setidaknya punya 15 karyawan yang mengelola akun dan Fanpage Facebook Asibayi secara bergiliran.

Soalnya, ia bukan cuma menjajakan produk di Facebook, juga menjawab komentar yang masuk lewat Comment dan menerima order melalui fitur Messages.

Hanya, Anas mengungkapkan, Facebook punya jam tayang utama alias prime time. "Kalau jualan di Facebook antara jam 10 pagi hingga 12 siang merupakan waktu yang pas untuk mulai posting karena di jam itu banyak yang akses Facebook," ucap dia.

Toh, Facebook sebagai lokasi jualan tetap punya kelemahan. Menurut Nukman Luthfie, pengamat media sosial, meski bisa menyedot fans sebanyak-banyaknya, posting melaui fitur Fanpage tidak berbayar hanya bisa meraih 1/6 dari total liker. "Gratisan hanya segitu. Kalau mau seluruhnya terjangkau, ya, harus bayar," katanya.

Selain itu, Yukka menambahkan, saat ini tingkat impresi pengguna Facebook terhadap produk sudah anjlok dalam. Sekarang, setiap posting konten, hanya meraih 1%–2% dari total liker Fanpage Brodo.

Soalnya, semakin banyak orang yang buka lapak di Facebook dan posting konten. Cuma, kalau terlalu sering posting konten bisa menjadi bumerang. Para pengguna Facebook bakal menganggap konten itu sebagai spam atawa sampah.

Meski begitu, "Dari sisi engagement kami masih mengandalkan Facebook," tegas Yukka.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×