kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   -33.000   -1,68%
  • USD/IDR 16.605   3,00   0,02%
  • IDX 6.767   17,72   0,26%
  • KOMPAS100 979   5,15   0,53%
  • LQ45 762   4,33   0,57%
  • ISSI 215   0,81   0,38%
  • IDX30 395   2,48   0,63%
  • IDXHIDIV20 471   1,18   0,25%
  • IDX80 111   0,53   0,48%
  • IDXV30 115   0,73   0,63%
  • IDXQ30 130   0,90   0,70%

Kemitraan siomay penuh tantangan


Sabtu, 12 Maret 2016 / 10:50 WIB
Kemitraan siomay penuh tantangan


Reporter: Elisabeth Adventa, Jane Aprilyani, Teodosius Domina | Editor: Rizki Caturini

Siomay memang sudah jadi salah satu kudapan yang akrab di lidah orang Indonesia. Selain rasanya yang nikmat berasal dari olahan ikan dan tepung, harga jual per porsinya pun ramah di kantong. Itu sebabnya siomay jadi salah satu kuliner favorit di semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua.

Penganan ini selain dijajakan dengan gerobak atau sepeda, kini banyak juga yang menggunakan sistem gerai. Tidak sedikit dari pengusaha kuliner ini yang menawarkan kemitraan usaha untuk mengembangkan usaha. KONTAN akan kembali mengulas tawaran kemitraan dari Siomay Youlagi, Siomay Bang Mandor, dan Siomay Addict beserta perkembangan dan kendala terkini yang dihadapi pengusaha. Berikut ulasannya:

Siomay Youlagi

Kemitraan siomay asal Depok, Jawa Barat ini berdiri sejak pertengahan 2012 lalu dan membuka tawaran kemitraan pada pertengahan 2013. Ketika KONTAN mengulas kemitraan ini pada Desember 2014 lalu, gerai mitra usaha siomay Youlagi berjumlah 25 gerai.

Saat ini, gerai yang aktif beroperasi bertambah menjadi 37 gerai, yakni satu gerai pusat dan selebihnya gerai mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, Sumatra, Kalimantan, dan Surabaya. Sejatinya sebelumnya dia pernah memiliki mitra lebih dari 40 gerai. Namun karena masalah komitmen personal yang kurang kuat untuk membesarkan usaha atau sulit mencari karyawan membuat sejumlah mitra usaha menutup usaha.

Untuk itu, manajemen Siomay Youlagi juga membuka peluang keagenan atau reseller sejak pertengahan 2015 sebagai jalan lain menjual siomay. "Untuk agen atau reseller dikenakan minimum pembelian yakni 30 pak,” terang Feni Nurdiani, pemilik siomay Youlagi.

Adapun untuk varian rasa ada penambahan dari delapan pilihan rasa menjadi sembilan, yaitu siomay udang. Delapan varian siomay sebelumnya, yaitu ayam wortel, ayam jamur, ayam keju, ayam telur, tahu, ayam smoke beef, ayam rawit dan ikan. Selain menu siomay basah, terdapat pula menu siomay goreng dan burger siomay.

Paket investasi yang ditawarkan pun berubah. Untuk nilai investasi paket A menjadi Rp 10 juta dari sebelumnya Rp 8 juta, paket B menjadi Rp 6,5 juta dari sebelumnya Rp 5,5 juta. Ada pula tambahan baru yakni paket C Rp 4,5 juta dengan booth portable. “Paket tanpa booth senilai Rp 2 juta juga masih ada. Paket ini dipertahankan,” ujar Feni.

Semua paket akan mendapatkan fasilitas pasokan bahan baku awal sebanyak 100 buah siomay dan promosi, baik berupa brosur maupun banner. Untuk paket A, B, dan C mendapat tambahan satu buah kompor, tabung elpiji 3 kg, satu buah penjepit dan booth. Harga jual bahan baku siomay untuk paket tanpa booth lebih mahal 10% dibandingkan paket lainnya.

Feni juga menjual siomay dalam bentuk beku yang bisa bertahan selama 1,5 bulan untuk dijual para agen. Harganya Rp 22.000 per pak, berisi 10 buah. Rata-rata omzet yang didapat tiap bulan mencapai Rp 9 juta hingga Rp 10 juta dengan laba bersih mencapai 30%.

Selain kendala mitra yang kurang memiliki komitmen kuat untuk berjualan, biaya pengiriman pun yang makin lama makin mahal. Siomay buatannya tahan tidak lebih dari 24 jam jika tidak ditaruh di pendingin, jadi perlu cepat diantar. Satu-satunya cara dengan menggunakan pesawat dan diambil langsung di bandara. Karena itulah, pusat membebaskan mitra mematok harga jual sesuai dengan daerah masing-masing.

Siomay Bang Mandor

Pelaku usaha lainnya adalah Paulus Eko. Usaha dengan merek Siomay Bang Mandor asal Jakarta ini didirikan Desember 2012 lalu dan mantap menawarkan kemitraan pada juni 2013. Saat KONTAN mengulas tawaran ini pada April 2015, jumlah gerai ada tiga milik mitra di Jabodetabek. Kini, gerai Siomay Bang Mandor ada 10 gerai yang di antaranya 6 gerai milik mitra dan sisanya milik pusat yang berada di Kebon Jeruk, Bekasi, Tebet, Cililitan, dan Jakarta sekitarnya.

Paket kemitraan yang ditawarkan juga berubah. Sebelumnya paketnya senilai Rp 4,5 juta dengan fasilitas perlengkapan, booth, dan 150 produk bahan baku awal. Kini, ada dua paket investasi yang dapat dipilih yaitu senilai Rp 3,5 juta dan Rp 5 juta. Dengan paket investasi tersebut, mitra akan mendapat 2.000 siomay, perlengkapan dan peralatan usaha, pelatihan karyawan dan booth. “Beda dua paket terletak pada booth saja,” ujar Paulus.

Kemitraan ini tidak dipungut biaya royalti justru diberi komisi dan royalti bagi mitra yang mengajak calon mitra baru yang bergabung.
Paulus juga menawarkan sistem reseller. Mitra reseller cukup membeli siomay ke pusat seharga Rp 2.500 per porsi. Tidak ada patokan minimal order, namun mitra yang bisa menjual 50.000 porsi siomay dalam setahun diberi imbalan paket liburan ke Bali senilai Rp 5 juta.

Paulus bilang, siomay yang disajikan menggunakan bahan berkualitas tinggi dengan ikan tenggiri segar dan rasa kenyal juga gurih. Dia juga bilang, kendala yang dihadapi dalam usaha ini tidak banyak kecuali mudahnya pegawai keluar dan masuk. Sehingga untuk mengatasi ini, mitra yang sudah mendapat pegawai baru akan langsung mendapat pelatihan dari pusat. Ke depannya, dia ingin menggandeng lima mitra pada tahun 2016.

Siomay Addict

Kemitraan lain dijalankan oleh dua bersaudara Andy Putra dan Tommy Putra. Sewaktu KONTAN mengulasnya pada April 2015 lalu, gerai siomay yang dinamai Siomay Addict ini memiliki dua gerai yang dikelola sendiri di Bekasi dan Jakarta. Hampir setahun berselang, gerai mitra hanya bertambah dua.

Tommy menjelaskan, selama ini ada sejumlah investor yang tertarik terhadap kemitraan ini. Namun Siomay Addict memang menetapkan standar yang cukup tinggi. Alasannya segmentasi dagangannya memang menyasar untuk konsumen kelas menengah ke atas. "Produk kami menggunakan bahan yang kualitasnya premium. Rasa dan kehigienisan juga kami perhatikan betul-betul. Jadi kalau untuk bersaing dengan gerai kaki lima yang lokasi usahanya di pinggir jalan atau di depan gerai swalayan minimarket memang tidak bisa," terang Tommy.

Meski demikian, Tommy menerangkan harga jual produknya tidak menguras kantong. Menu yang bisa dipilih diantaranya siomay, tahu, pare, telur, kentang dan kol. Harganya Rp 7.000 per buah. Ada pula siomay ukuran besar yang dibanderol Rp 10.000 per buah.

Selain itu, Siomay Addict juga bermitra dengan layanan pesan antar online Klik Eat dan GoFood milik Go-Jek. Dengan cara ini Siomay Addict tetap bisa menjangkau lebih banyak pelanggan karena pelanggan tidak perlu lagi harus datang ke gerainya.

Saat ini tawaran kemitraan masih dibuka dengan nilai investasi yang sama, yaitu Rp 50 juta. Mitra akan dipinjami seluruh peralatan usaha lengkap, booth, perlengkapan promosi, bahan baku awal, serta perlengkapan tambahan lainnya. "Perlengkapan memang kami pinjamkan. Kalau kerjasama berakhir, perlengkapan akan kami tarik lagi," tutur Tommy.

Agar bisa balik modal delapan bulan, mitra ditargetkan per hari bisa menjual 150 sampai 200 buah siomay dengan omzet bulanan sekitar Rp 42 juta. Tommy menargetkan di 2016 ini gerai Siomay Addict bertambah dua gerai lagi.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×