Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Mi ayam sangat akrab di lidah masyarakat kita. Mulai dari anak-anak hingga orang tua gemar menyantap kuliner berkuah ini. Lantaran pasarnya luas, banyak penjaja mi ayam, dari skala kaki lima hingga kelas resto.
Meski kompetisi usaha mi ayam sangat ketat, tak membuat Prima Anggara gentar. Ia merintis usaha mi ayam bermerek Mietura sejak awal tahun lalu. Mietura adalah singkatan dari mi ayam tujuh rasa.
Uniknya, sejak awal, Prima menawarkan tujuh pilihan topping, yaitu ayam katsu, ayam teriyaki, ayam jamur saos tiram, ayam saus spageti, ayam sosis, ayam judes (juaranya pedes), dan ayam spesial kriuk (mangkok bisa dimakan karena terbuat dari pangsit). Satu porsi dihargai Rp 8.000 - Rp 12.000.
Seiring waktu, Mietura juga menyajikan mi ayam dengan rasa reguler dan mi yamin. "Ke depan, kami akan terus menambah pilihan rasa atau topping baru," ujarnya.
Sejauh ini, Prima sudah memiliki dua gerai yang berlokasi di Bekasi dan Jakarta. Supaya lebih cepat berkembang dan semakin dikenal, ia pun mulai menawarkan peluang kemitraan sejak awal bulan ini.
Ingin menjajal usaha Mietura? Prima menyiapkan dua paket investasi. Pertama, paket senilai Rp 35 juta. Mitra berhak menggunakan brand Mietura selama lima tahun, dan mendapatkan booth, peralatan masak, modul resep, pelatihan pembuatan menu, seragam, promosi usaha, dan bahan baku awal.
Kedua, paket master franchise. Untuk mengambil paket ini, mitra harus merogoh kocek sebesar Rp 75 juta. Bedanya, master franchise mendapatkan booth berbentuk mini outlet.
Master franchise juga akan menangani penjualan bahan baku bagi setiap cabang di kota tersebut. "Selain itu, 60% dari keuntungan membuka cabang baru di kotanya jatuh ke tangan master franchise. Sisanya menjadi milik pusat," beber Prima.
Saban bulan, mitra ditargetkan bisa membukukan omzet berkisar Rp 15 juta hingga Rp 45 juta. Dengan catatan, mitra sanggup menjual 50-100 porsi mie ayam dalam sehari. Dengan pencapaian laba bersih 20%-30%, mitra diperkirakan bisa balik modal kurang dari setahun.
Perkuat merek
Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (WALI) Levita Supit menilai, prospek kemitraan kuliner selalu menjanjikan. Namun, ia mencatat, Mietura baru berjalan sekitar satu tahun.
Jadi, seharusnya, pihak pusat perlu memperkuat branding kepada masyarakat terlebih dahulu. Untuk itu butuh waktu setidaknya tiga tahun. "Jika, usaha ini sudah dikenal banyak orang, maka kesempatan mitra untuk meraup untung semakin terbuka," paparnya.
Lanjut Levita, pada prinsipnya, bisnis yang baru berjalan rentan mengalami kerugian, meskipun pasar kuliner terbuka lebar. Apalagi di Jakarta, bisnis mie ayam banyak sekali. "Sebaiknya suatu bisnis sudah berjalan lima tahun dan punya mitra, jadi bisa liat pengalaman mitra yang ada," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News