Reporter: Noverius Laoli, Eka Saputra | Editor: Tri Adi
Budidaya kepiting soka dapat dilakukan di keramba bambu yang ditaruh di tengah kolam atau tambak. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam budidaya kepiting ini. Di antaranya proses pemotongan capit dan kaki, serta pemberian pakan.
Budidaya kepiting soka atawa kepiting bakau gampang-gampang susah. Hal utama yang perlu diperhatikan adalah pemilihan bibit. Umumnya, bibit kepiting yang baik memiliki bobot maksimal setengah ons, dengan usia rata-rata 10-12 hari.
Setelah mendapatkan bibit yang cocok, kepiting lalu dimasukkan ke dalam tambak selama satu hari sebagai bagian dari proses adaptasi. Setelah adaptasi, bisa dilakukan pemotongan kedua capitnya dan keenam kaki jalannya. Sementara kaki renangnya dibiarkan utuh.
Proses pemotongan ini yang sangat menentukan keberhasilan panen kepiting soka. Bila salah gunting dan menimbulkan pendarahan, bisa-bisa bibit keburu mati sebelum sampai tahap pergantian kulit yang lunak.
“Jadi pemotongannya itu perlu ketelitian dan ini yang cukup sulit ya,” ujar Ariyanti Astuti, pengelola UD Tiga Gading Jaya, perusahaan pembudidaya kepiting soka di Sidoarjo.
Setelah pemotongan, kepiting dimasukkan lagi ke dalam keramba tambak dan dipelihara selama sekitar 15 hari. Bila dilakukan perawatan dengan benar, maka setiap satu bulan kepiting sudah bisa dipanen. Ariyanti menyarankan, agar tambak yang digunakan memiliki konstruksi yang kuat.
Selain itu, di kolam tambak perlu dibuat keramba bambu atau kurungan. Hal itu penting untuk mencegah kepiting melarikan diri dan masuknya hama dari luar.
Ukuran keramba bambu itu kurang lebih 2 meter (m) x 1 m x 1 m. Keramba tersebut bisa menampung sekitar 60-70 ekor kepiting. Setelah panen, bobotnya mencapai 15-25 kilogram (kg).
Dengan harga Rp 65.000 per kg, maka nilai kepiting setiap satu keramba sekitar Rp 900.000 per bulan. Itu sudah termasuk perhitungan risiko kematian kepiting sebanyak 20% selama budidaya.
"Kalau ingin mendapatkan omzet lebih besar, buatlah keramba sebanyak-banyaknya," ujar Ariyanti.
Rukiyanto, pembudidaya lainnya menambahkan, untuk mendapatkan pertumbuhan maksimal, pemberian pakan kepiting harus diperhatikan. Ia menyarankan, kepiting diberi pakan alami, seperti cacing atau hancuran daging siput. Pakan diberikan dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari.
Menurut Rukiyanto, dengan pemberian pakan teratur, kepiting sudah bisa dipanen dalam waktu 20 hari setelah dimasukkan ke dalam tambak. Sementara saat melakukan pemotongan atau cutting, sebaiknya dilakukan secara perlahan.
Setelah dipotong, kepiting juga jangan langsung dilempar ke dalam keramba bambu. Tujuannya, supaya kepiting tidak tambah stres. "Jadi setelah proses cutting, letakkan kepiting dengan perlahan-lahan," ujarnya.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News