kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kerajinan bambu eksis berkat sarana digital (bagian 2)


Sabtu, 06 Juli 2019 / 10:50 WIB
Kerajinan bambu eksis berkat sarana digital (bagian 2)


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha kerajinan bambu mulai merasakan manisnya berbisnis dari produk tersebut. Mereka juga terbantu oleh keberadaan teknologi digital sehingga bisa menjangkau pasar lebih luas. Sarana digital sekaligus mereka pergunakan untuk berkomunikasi dengan sesama perajin bambu.

Ambil contoh Purnomo Aji Utomo, pebisnis kerajinan bambu asal Gunung Kidul, Yogyakarta. Purnomo memasarkan ragam produk kerajinan bambu lewat kerajinanbambu.id. Lewat gerai pemasaran digital tersebut, produk kerajinannya tidak cuma terjual di sekitar Yogyakarta saja tapi juga sampai ke beberapa daerah lainnya. Semisal Solo, Semarang, Pati, Boyolali, Malang, Surabaya serta tidak ketinggalan hingga Jakarta.

Pelaku usaha yang lain, Tias Siskawati pemilik Cokelat Bamboo yang berbasis di Yogyakarta, juga menjajakan ragam produk kerajinan bambu di ranah digital. Produk yang ia tawarkan mulai tumbu, tampah, tambir, dompet, hingga rantang truntum, stoples bambu dan lainnya.

Tias sudah bisa memasarkan ragam produk kerajinan bambu tersebut ke sejumlah daerah. Yakni Surabaya, Malang, Bandung, Jakarta, Semarang, Medan, Bali, Aceh, Palembang, Makassar serta Pontianak.

Uniknya cara kerja kedua pemain tersebut relatif sama yakni menunggu order atau pesanan yang masuk yang tentu saja berasal dari layanan digital tersebut. Purnomo contohnya. Saat ada pesanan yang masuk, ia bakal meminta tanda jadi sekitar 50% dari total order yang masuk kepada para pemesan. Lantas saat melakukan pengiriman barang, ia akan meminta si pemesan untuk melunasi sisa pembayaran. Ia sendiri memang hanya menerapkan penjualan secara pesanan saja ke calon pembeli.

Pada pesanan masuk, Purnomo langsung menghubungi mitra perajin yang ia punyai. Saat ini ada lima perajin. Ia akan menyesuaikan setiap pesanan dengan kemampuan dan kuantitas si perajin yang bersangkutan.

Sedangkan untuk proses produksinya sangat tergantung dari produk kerajinan yang dipesan. Kalau sulit dan butuh ketelitian bisa sampai satu bulan lebih. Tapi ada juga yang cepat tidak sampai berhari-hari seperti gantungan kunci, gasing dan produk kerajinan ukuran kecil lainnya.

Lewat upaya tersebut, Purnomo sanggup meraup omzet hingga Rp 60 juta per bulan lantaran minimal bisa menerima order hingga 2.000 unit per bulan. "Saya harap orderan bisa melonjak dua kali lipat akhir tahun ini," katanya kepada KONTAN.

Sedangkan di Cokelat Bamboo, pembeli bisa memesan produk sesuai selera. "Baik itu motif maupun ukuran," katanya yang sudah bermitra dengan tujuh perajin.

Dengan usaha tersebut Tias mengklaim bisa meraup omzet hingga Rp 60 juta per bulan dan berharap hingga akhir tahun ini ada kenaikan bisnis hingga 50%.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×