Reporter: Muhammad Alief Andri | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis yang mengedepankan lingkungan semakin mendapat perhatian khalayak luas. Salah satunya adalah produk berbahan limbah kertas, seperti yang dilakoni oleh Seed Paper Indonesia.
Produknya berbentuk label berbahan kertas bekas yang digunakan untuk berbagai keperluan. Mulai dari kartu undangan perkawinan, kartu ucapan, label produk hingga beragam kemasan berbasis kertas yang ramah lingkungan.
Pencetusnya adalah pasangan Riska Fadilla dan Fadel Noval. Suami isteri ini mendirikan Seed Paper Indonesia pada tahun 2019 silam. Kala itu, kata Riska, mereka masih berstatus sebagai mahasiswa di Universitas Mpu Tantular di Jakarta Timur dan sama-sama ikut kegiatan sebagai pencinta alam.
Saat berkecimpung di dunia kemahasiswaan, mereka mendapati banyak limbah kertas yang terbuang. Tercetuslah ide membuat produk dari bahan baku kertas yang terbuang tersebut.
Dengan modal riset kecil-kecilan, keduanya membuat limbah kertas itu menjadi label dan bisa jadi media tanam jika tak lagi digunakan. Saat itulah tercetus nama seed paper.
"Kami berpikir, bagaimana kertas ini punya kehidupan kedua?" ujar Riska, Co Founder Seed Paper Indonesia kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Jadi, kertas yang telah di daur ulang tersebut ditambahkan beberapa bibit tanaman, seperti bayam, pakcoy serta beberapa jenis bunga. Kemudian, kertas dicetak kembali hingga menghasilkan produk label, salah satunya jadi kertas undangan perkawinan.
Setelah kertas digunakan, kertas bisa langsung ditanam di tanah dan bibit yang ada di dalam kertas akan bertunas dan tumbuh. Klaim Riska, seluruh proses pembuatan produk label dari kertas daur ulang tersebut seluruhnya ramah lingkungan dan bahannya bisa terurai secara alami.
Artinya semua produk dari Seed Paper Indonesia adalah mengusung prinsip zero waste.
"Kami ingin mengubah perspektif bahwa undangan itu bukan barang sekali pakai, tapi bisa bernilai, yakni bisa ditanam dan tumbuh menjadi sesuatu yang hidup," tuturnya.
Pasarpun merespon positif. Produk Seed Paper Indonesia tidak hanya menyasar pasar lokal saja, produk tersebut mampu menembus pasar mancanegara. Kertas yang mengandung bibit itu dikirim sampai Singapura, Malaysia, Thailand hingga ke benua Eropa seperti Spanyol hingga Italia.
Adapun saat ini Seed Paper Indonesia sudah bermitra dengan lebih dari 100 label dari berbagai perusahaan. Riska bilang, bisnisnya itu ikut berkontribusi dalam pencapaian sustainable development goals (SDGs).
Dari sisi bisnis, Seed Paper Indonesia mampu meraup omzet Rp 30 juta sampai Rp 35 juta per bulan. Kini, Riska berupaya mengembangkan bisnis hijau tersebut. Anda tertarik?
Selanjutnya: Besok (22/6) HUT Jakarta Ke-498, Mulai Hari Ini Ada Acara Perayaan Di Kota Tua
Menarik Dibaca: Rekomendasi 6 Serial Populer Netflix Bertema Alien dengan Cerita Menarik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News