kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   -25.000   -1,30%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

KETIKA KAMPIUN FOREX MERANCANG MUTUMANIKAM


Sabtu, 26 Desember 2009 / 08:00 WIB
KETIKA KAMPIUN FOREX MERANCANG MUTUMANIKAM


Sumber: | Editor: Test Test

Queen of the South Sea melingkar anggun di leher. Setiap jengkalnya terajut indah dari rose gold yang kemerahan. Seperti namanya, “Nyi Roro Kidul”, kalung ini menebarkan pesona magis lewat untaian emas dengan mutiara Laut Selatan di tiap ujungnya. Tak pelak, perhatian orang bak tersedot sesaat, ketika memandang kalung itu.
“Cantik sekali, Bu,” celetuk seorang pengunjung pameran Mutumanikam 2009 akhir pekan silam, setelah ia memandang Queen of the South Sea. “Terimakasih, Ibu,” jawab Delia Yunita Moeprapto, riang.
Delia adalah pencipta kalung seharga Rp 1,5 miliar tersebut. Lewat gairah seninya, wanita yang juga dikenal sebagai Delia von Rueti ini menciptakan karya perhiasan bermutu tinggi.
Tak heran, kalangan elite dan pejabat menjadi pelanggan setia Delia, seperti Ani Yudhoyono dan Miranda Goeltoem. Artis Hollywood seperti Uma Thurman, Michelle Yeoh, dan keluarga Al Fayed juga ikut kepincut pada rancangan Delia.
Delia, kelahiran Pematang Siantar, 13 Juni 1966, mengaku bahwa merancang perhiasan telah menjadi hasratnya sejak kecil. Bahkan, sebenarnya, perempuan berdarah Jawa dan Batak ini berniat menekuni ilmu seni secara serius.
Namun, ibu Delia, Eunice Pakpahan yang pengusaha perkebunan CPO dan karet, menahan niat Delia. “Kamu cari sekolah yang jelas-jelas sajalah, inang, nanti kalau sudah bisa cari makan sendiri, barulah kamu terusin art-art-mu itu,” Delia menirukan ibunya.
Eunice telah menjadi orangtua tunggal bagi Delia, sejak ia berusia 12 tahun. Berbekal nasihat ini Delia lantas mengambil jurusan ekonomi di New York University. Kemudian, tahun 1993, Delia menamatkan master bidang pemasaran di San Diego State University.
Ternyata, menjadi mahasiswa ekonomi membuat Delia tertantang terjun di industri pasar modal. Sembari kuliah, Delia pun menyambi menjadi broker saham di JP Morgan.
Semula Delia mengaku sangat sulit melakoni profesi itu. Namun, lambat laun ia berhasil menggaet investor setiap bulan. Saat Delia berhenti empat tahun kemudian, ia sudah berhasil mengumpulkan penghasilan US$ 25.000. “Modal saya
US$ 3.000, dan saya membuatnya berlipat-lipat di usia muda. Tentu saya senang,” tutur ibu dari tiga anak ini.
Setia dalam pameran
Ia lantas menggunakan hasil jerih payahnya sebagai modal mendirikan d'Unlimited, sebuah perusahaan yang berbasis di Indonesia ini bergerak di bisnis impor dan produsen sarung tangan. Selain itu, d'Unlimited juga mengimpor reverse osmosis, alat penghasil air bersih.
Pada tahun 1994 Delia menikah dengan Patrick von Rueti, kawan kuliahnya.
Tahun 1995, Delia dan Patrick sepakat mendirikan perusahaan trading bernama PT Kaya Capital. Pasangan ini menggelontorkan modal US$ 6 juta untuk mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan valas (forex trading) itu.
Tapi, gempuran krisis ekonomi 1997 membuat d'Unlimited gulung tikar. Tinggal Kaya Capital yang masih tegak.
Meski telah sukses jadi pengusaha, Delia tak pernah melepaskan hobi merancang perhiasan. Alhasil, pada tahun 2000 Delia mendirikan PT Tapak Mas di Bali. Delia semakin tekun menghasilkan perhiasan premium. Dalam perkembangannya, Tapak Mas juga mengembangkan bisnis batubara dan usaha perkebunan.
Menurut Delia, merancang perhiasan bukanlah bisnis. Ia melakukan hal ini karena telanjur jatuh hati pada desain perhiasan. Jadi, Delia tak mau memamerkan perhiasannya ke khalayak. Sikap Delia ini membuat rekan-rekannya gemas. Sampai kemudian seorang rekan membuatkan pameran untuk Delia di Paris.
Tak disangka, pameran pertama di Paris sukses. Semua perhiasan karyanya ludes terjual. Ini membuat Delia pede. Selanjutnya, Delia memamerkan karyanya di Hotel Dharmawangsa. Lagi-lagi pameran ini juga sukses berat.
Melihat antusiasme masyarakat yang tinggi, Delia pun rajin ikut pameran. Ia memang berusaha konsisten hanya menjual perhiasan di pameran. “Saya sangat disiplin menjaga prinsip ini karena karya saya berbeda," tutur Delia.
Wajar saja. Sebab, dalam satu untaian perhiasan, Delia bisa memakai material pilihan dari berbagai belahan dunia. Delia banyak menggunakan emas, rose gold, palladium, rhodium, dan perak. Tak lupa ia menaburkan aneka batuan mulia seperti safir, amethyst, rubi, dan mutiara. Yang tak kalah unik, Delia selalu menggunakan teknik wax carving. Ini adalah pembuatan perhiasan dengan menggunakan lilin khusus.
Lewat tangan Delia, harga sebuah gantungan kalung berbentuk jaring laba-laba bisa mencapai Rp 200 juta. Lalu, sebuah gelang emas bertahta bebatuan mulia harganya sekitar Rp 75 juta.
Jangan heran, dalam setiap pameran, penjualan Delia selalu tembus Rp 1 miliar. o

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×