Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir semua bisnis terkena efek pandemi virus korona. Termasuk juga, kedai kopi yang kerap menjadi tempat kongko generasi milenial dan lainnya.
Lantaran ada aturan yang ketat terkait kerumunan orang, membuat banyak tempat usaha yang tidak boleh menyediakan tempat kumpul. Begitu juga dengan kedai kopi. Imbasnya bisa ditebak, penjualan atau pendapatan kedai kopi langsung menukik.
Situasi ini pula yang terjadi pada kedai kopi dengan label Koppi. Sejatinya, sejak awal berbisnis pada 2019, Koppi sudah memiliki 50 kedai kopi yang tersebar di sejumlah kota, seperti Palembang, Jakarta, Bekasi, serta Tangerang Selatan.
Baca Juga: Inovasi Agar Bisnis Tetap Berputar di Tengah Pandemi
Menurut Dessy Widya, Marketing Manager Koppi, penjualan Koppi merosot tajam, hingga 45%, sejak Maret sampai Mei lalu. "Tingkat pembeli dine in (minum kopi di tempat) turun drastis, hingga 45%," katanya kepada KONTAN, Jumat (17/7).
Baca Juga: Pandemi Masih Ada, Kreasi Harus Terjaga
Tentu, Koppi tidak patah arang. Melihat kegiatan kerja di rumah menjadi bagian dari pandemi korona, mereka mulai mengoptimalkan penjualan secara online. Untuk menarik minat, Dessy bilang, Koppi memberi potongan harga tertentu.
Upaya ini sangat menolong bisnis Koppi di tengah pandemi Covid-19. Sayang, Dessy tidak mengungkapkan nilai penjualan Koppi via online. "Dengan upaya ini, kami masih percaya diri Koppi bisa bertahan di masa pandemi," ujar dia.
Lantas, di masa tahapan kebiasaan baru alias new normal, Koppi sudah menyiapkan strategi. Mereka untuk sementara tidak akan membuka kedai di pusat perbelanjaan. Tapi, kedai kopi stand alone. Misalnya, di daerah Kebayoran Baru dan Cibubur di Jakarta, juga Palembang dan Jambi.
Selain itu, Koppi melakukan pemangkasan bujet. Hanya, Dessy tidak memerinci lebih detail strategi efisiensi ini. Yang jelas, tidak ada kaitannya dengan karyawan. Justru, Koppi memberi pembekalan tambahan ke para karyawan untuk menjaga dan mematuhi protokol kesehatan.
Dengan strategi anyar ini, Koppi pun masih berupaya menambah gerai. Kalau tidak ada halangan, hingga akhir tahun nanti bakal ada tambahan 50 gerai Koppi. Sedangkan hingga pertengahan tahun depan, Dessy bilang, gerai Koppi yang beroperasi mencapai 200 kedai.
Dampak pandemi korona juga Fore Coffee rasakan. Menurut Elisa Suteja, Co-Founder Fore Coffee pandemi telah menggerus penjualan secara offline. "Angkanya saya tidak bisa publikasi, yang pasti menurun drastis," sebut dia ke KONTAN, Jumat (17/7).
Beruntung, pembelian lewat kanal online via Grab atau Gojek meningkat cukup signifikan. Cuma, Elisa tak memerinci berapa peningkatannya. Yang terang, dengan upaya tersebut, Fore Cofffe bakal fokus memperkuat gerai atau cabang yang sudah ada. Begitu pandemi korona selesai, Fore Coffee akan ekspansi ke kota besar seperti Bandung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News