kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,27   -29,46   -3.06%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah Eka Haryani mengangkat pamor mutiara barok di produk kerajinan (bagian 2))


Sabtu, 26 Oktober 2019 / 14:20 WIB
Kisah Eka Haryani mengangkat pamor mutiara barok di produk kerajinan (bagian 2))


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biasanya, produk mutiara yang banyak orang ketahui berbentuk bulat sempurna. Sebab, mutiara yang berbentuk bulat tidak sempurna atau populer dengan sebutan mutiara barok bakal dibuang lantaran tidak berguna.

Tapi siapa sangka, di tangan Eka Haryani, pemilik Eka Gem's Stone & Accessories, mutiara barok yang tadinya menjadi barang buangan, justru menjadi bernilai setelah ia poles menjadi ragam produk aksesori bagi kaum Hawa, mulai kalung, cincin, bros, anting, hingga gelang.

Saban hari, Eka bersama empat karyawannya sanggup memproduksi 8 sampai 12 produk aksesori yang terbuat dari mutiara barok seperti kalung. Hingga kini, jumlah desain aksesori mutiara barok yang sudah dia buat hampir 2.000 desain.

Jika melihat perkembangan sebelumnya, ternyata Eka sempat memulai bisnis yang tidak jauh-jauh dari aksesori mutiara barok. Pada 2012, dia sempat terjun di bisnis batu cincin. Secara perlahan, bisnis batu cincin yang ia jalani mulai menampakkan hasil, meski harus memoles dan menjual sendiri batu cincin buatannya.

Namun, tahun 2015, bisnis batu cincin yang Eka jalani tiba-tiba kolaps karena permintaan yang mendadak turun drastis. "Penjualan anjlok, pemasukan tidak ada dan harus menjalankan hidup," kenangnya lirih.

Usai tren batu cincin  menurun drastis, Eka mulai memutar otak, mencari cara untuk bangkit. Upaya tersebut mendapat dukungan dari keluarga dan para sahabat. Akhirnya, ia  mengubah tampilan batu cincin yang ada menjadi aksesori kalung.

Untuk model, Eka mengambil contoh yang tengah pasar sukai saat itu. Lantas, dia mencoba merangkai sendiri beberapa kalung. Tak disangka-sangka, kalung  buatannya mendapat respons positif dari para sahabat. Ini yang membuat dia kembali semangat untuk berbisnis aksesori.

Supaya semakin menarik, Eka mulai mencari referensi aksesori melalui dunia maya alias internet. Hingga akhirnya, ia berkenalan dengan mutiara barok.

Terpikir olehnya untuk membuat aksesori dari mutiara barok berpadu dengan batu cincin. Eka pun terus-menerus belajar tentang bahan baku tersebut dan cara memadukan dengan batu cincin. Ia membuat berbagai produk aksesori perhiasan. Tapi kali ini, pasarnya dia tuju untuk kaum perempuan, bukan lagi para lelaki tatkala memproduksi batu cincin.

Perasaan was-was sempat menghantui mantan tenaga ahli bahasa Korea ini. Malah, Eka sempat berpikir untuk kembali merantau ke negeri seberang seperti yang pernah ia lakoni selama empat tahun  di Korea Selatan.

Beruntung, produk aksesori buatannya mendapat respon positif dari pasar. Ia pun mengurungkan niat untuk mengadu nasib lagi ke negeri ginseng. "Saat itu, batu cincin dan aksesori buat wanita masih cukup hidup, tapi batu cincin buat pria drop," kata Eka.

Apalagi, Eka mendapat dorongan dari pengusaha Dewi Motik. Dan, itu membuatnya bisa bangkit dan  menjadi perajin aksesori dari mutiara barok. Saat ini, omzetnya bisa mencapai Rp 150 juta per bulan.                

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×