Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Semangat pantang menyerah yang diperlihatkan Jiewa Vieri saat membangun industri kuliner, membuatnya mampu mengepakkan sayap bisnis. Tidak cuma sebagai food curator atau pengulas makanan saja, tapi juga bidang lain, seperti di bidang pendidikan dengan label Inijie Academy.
Pria yang akrab disapa Ko Jie tersebut bertugas sebagai mentor dan pelatih di sana. Ini adalah workshop yang digarap sejak 2016 dengan fokus di kelas fotografi kuliner. Belakangan, ia juga mulai merambah workshop fotografi lainnya tak terbatas kuliner serta kelas bisnis pemasaran.
Ia ingin bisa menularkan pengalamannya selama menjadi pengulas makanan, kepada khalayak yang berminat. Sambil memanfaatkan potensi teknologi digital serta media sosial. "Saya merasa tidak puas kalau hanya sebagai food curator saja," katanya.
Hasilnya pun terlihat. Saban bulan, Inijie Academy bisa menggelar dua kali kelas workshop yang tiketnya selalu ludes. Pada workshop tersebut, ia membagi dalam beragam kelas. Ada kelas pemula dengan biaya Rp 700.000, kelas menengah bertarif Rp 1,5 juta dan terakhir kelas masterclass dengan tarif Rp 3,5 juta. Semakin tinggi kelas, jumlah peserta yang berpartisipasi semakin sedikit.
Tahun ini, ia berencana memperluas layanan Inijie Academy tidak cuma berkutat di kota Surabaya. Sayang, ia tidak merinci kota yang dituju.
Rencana lain ia ingin mengembangkan workshop online untuk perbanyak peserta Inijie Academy. "Tahun ini saya menargetkan menambah dan menguatkan tim yang sudah ada. Ancang-ancang sebelum rambah pasar global," harapnya.
Sejauh ini, beberapa mitra bisnis dari luar negeri, seperti Malaysia dan Vietnam sudah melakukan penjajakan terhadap metode bisnis yang dipakainya.
Bisnis lainnya adalah Inijie Studio yang melayani jasa pemotretan makanan dan minuman. Target pasarnya adalah restoran anyar yang tengah menyiapkan buku menu.
Ia mengklaim permintaan dari klien tinggi. Tapi ia hanya membatasi antara dua proyek sampai tiga proyek saja per bulannya. Adapun tarif di jasa pemotretan tergantung dari fotografer. Ada Rp 5 juta per sesi, kemudian Rp 8 juta per sesi, hingga yang termahal Rp 17,5 juta per sesi. "Itu kalau saya yang memotret," jelasnya.
Meski sudah punya dua model bisnis, Ko Jie rupanya masih rajin melakukan kurasi kuliner. Malah, ia sering berburu dan mengulas makanan dan minuman secara mandiri, alias tidak meminta bayaran. Ini sebagai komitmen dirinya membantu para pebisnis kuliner mengembangkan bisnis agar dikenal pasar. Sementara untuk review berbayar, Ko Jie menetapkan tarif Rp 1,5 juta per satu posting di Instagram miliknya.
Ia berharap food curator bisa bersinergi dan bisa memberi kontribusi positif terhadap perkembangan industri kuliner Tanah Air.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News