kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah Rina Trisnawati dan Wulan Diasari membesarkan Tintin Chips (Bagian 1)


Sabtu, 13 April 2019 / 09:45 WIB
Kisah Rina Trisnawati dan Wulan Diasari membesarkan Tintin Chips (Bagian 1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. "Berbisnis bisa saja hanya untuk mengejar keuntungan. Tapi kalau tidak bermanfaat bagi orang lain, buat apa?" Kalimat tersebut secara spontan langsung meluncur dari Rina Trisnawati, pendiri Tintin Chips saat berbagi kisahnya pada acara Amartha Impact Talks volume 1 akhir bulan lalu.

Ia bersama dengan sang adik, Wulan Diasari, meracik bisnis makanan ringan sekaligus memberdayakan kalangan emak-emak pemilik anak penyandang disabilitas sejak tahun 2014. "Saya memang punya hobi memasak, dan suka mencoba-coba resep baru di rumah. Saya juga hobi jualan makanan, apa saja saya jual. Tetapi dulu, produk yang saya jual adalah buatan orang lain," kata perempuan yang akrab disapa Teh Rina ini.

Ia sengaja memilih berbisnis makanan ringan karena ia melihat kebanyakan orang Indonesia suka ngemil dan terkadang membutuhkan camilan yang berbeda. Selain itu, kota Bandung, tempat tinggalnya, memang dikenal sebagai salah satu kota penghasil beragam camilan dan snack atau makanan ringan. Apalagi pada tahun 2014, bisnis camilan dan keripik dari Bandung, seperti Maicih dan Karuhun, tengah naik daun.

Saat awal meluncurkan Tintin Chips, ia baru memproduksi makanan ringan berbentuk cookies tipis kering terbuat dari kacang almon atau yang akrab disebut almond crispy cookies. "Produknya mirip almond crispy dari Surabaya. Sebenarnya kami yang lebih dahulu meluncurkan produk itu. Karena produk sejenis dari Surabaya diproduksi secara masal, maka jadi lebih dikenal masyarakat," kata Wulan.

Tintin Chips yang mulanya hanya menjual cookies almon saja, kini sudah menjajakan dengan aneka rasa. Ia sudah mampu memproduksi dark chocolate, greentea, coffee, cinnamon, dan yam cookies. Harga satu tabung Tintin Chips ukuran 135 gram dibanderol Rp 60.000 dan untuk tube kecil isi 85 gram harganya sebesar Rp 40.000.

Tahun lalu, Tintin Chips meluncurkan kreasi baru yaitu keripik kentang salted egg dan rengginang yang dibanderol Rp 60.000 per kemasan. Semuanya dibuat, klaimnya, dengan bahan berkualitas serta tanpa pengawet dan MSG.

Sejauh ini, sudah ada sekitar 20 ibu yang memiliki anak disabilitas bergabung dengannya untuk membantu proses produksi Tintin Chips. "Hasilnya bisa untuk menambah penghasilan dari ibu-ibu tersebut," tambahnya.

Dengan bantuan para emak-emak itu, kapasitas produksi Tintin Chips saat ini bisa mencapai 100 pack atau tub per hari atau sekitar 3.000 kemasan per bulan. Adapun omzet yang dicatatnya bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan. "Beberapa omzet kami untuk biaya terapi dan pengobatan anak disabilitas," tutur Rina.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×