kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah Rina Trisnawati dan Wulan Diasari membesarkan Tintin Chips (Bagian 3)


Sabtu, 13 April 2019 / 10:25 WIB
Kisah Rina Trisnawati dan Wulan Diasari membesarkan Tintin Chips (Bagian 3)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat awal memasarkan Tintin Chips, Rina Trisnawati, pendiri Tintin Chips menjual produknya secara langsung ke para kolega atau lewat sebuah workshop di kawasan Cileunyi, Bandung. Jadi semua produk Tintin Chips dijual offline, lewat toko fisik atau pesan langsung melalui dirinya.

Seiring berjalannya waktu, perempuan berdarah Sunda ini menyadari perkembangan digital yang marak di masyarakat. Alhasil, ia memutuskan memanfaatkan media sosial untuk mengembangkan bisnis Tintin Chips.

Rina bertekad harus bisa memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya. "Seorang teman yang lebih milenial mengajari saya membuat akun Instagram dan sampai sekarang memakai akun tersebut untuk promosi produk," jelasnya kepada KONTAN.

Semenjak memiliki akun Instagram dan web, semua pemasaran Tintin Chips dikelola secara digital, baik lewat akun Instagram, lantas e-commerce serta via WhatsApps. Pemesanan juga dilakukan secara digital. Menurut Rina, pemasaran secara digital dinilai lebih efisien untuk menjangkau pasar yang lebih luas, terutama kalangan milenial.

Selain mengandalkan platform digital, Tintin Chips juga membuka peluang sebagai reseller. Syaratnya, calon reseller harus membeli minimal 25 tube Tintin Chips senilai Rp 1,25 juta.

Saat ini, sudah ada 50 reseller Tintin Chips yang tersebar di berbagai kota. "Nomor kontak reseller bakal dicantumkan di Instagram dan situs Tintin Chips. Balik modalnya juga cepat, apalagi saat hari raya, bisa dua minggu," klaimnya.

Selain gencar berjualan lewat sarana digital, ia juga bergabung dengan komunitas dan organisasi pengembangan bisnis UKM. Lewat komunitas tersebut, jejaring perempuan kelahiran 1969 ini kian bertambah. Ini membuat produk Tintin Chips bisa masuk ke toko produk UKM milik Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, yaitu Smesco di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

Karena bergabung di Smesco itulah yang membuat laju bisnis Rina terus tumbuh. Tak disangka, ia mendapat tawaran memasok produk camilan untuk Garuda Indonesia.

Khawatir tidak sanggup memenuhi kebutuhan produksi, ia sempat mundur. Tapi berkat dorongan temannya, hingga membantu membuat desain kemasan, ia akhirnya memberanikan diri ikut tender dan tembus.

Kini produk camilan Tintin Chips sudah satu setengah tahun resmi menjadi produk camilan andalan Garuda Indonesia di rute penerbangan internasional. Konsumen Tintin Chips pun kebanyakan berasal dari luar negeri.

Rina berkomitmen terus berinovasi supaya bisnisnya berkembang. Seperti mengeluarkan produk baru dan memperluas pasar.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×