kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah Robbi Ibadi membesut dan mengembangkan tas pintar (bagian 1)


Jumat, 28 Juni 2019 / 09:20 WIB
Kisah Robbi Ibadi membesut dan mengembangkan tas pintar (bagian 1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kehidupan di perkotaan yang dinamis, membuat mobilitas para pekerja urban menjadi cukup tinggi. Aktivitas yang mobile ini membuat kebutuhan akan tempat penyimpanan barang atau tas juga ikut meningkat.

Di era modern seperti saat ini, tas tak lagi hanya sebagai tempat penyimpanan barang, tetapi bisa lebih multifungsi. Maka, tak heran bila produk tas terus berinovasi memenuhi keinginan sekaligus kebutuhan penggunanya.

Salah satunya produk tas kekinian yang tengah digandrungi oleh kalangan generasi milenial adalah tas pintar. Ini adalah tas yang dilengkapi dengan fitur teknologi, seperti tempat pengisian baterai ponsel atau charging port dan USB slot.

Tas seperti ini, dilengkapi dengan fitur teknologi yang biasa disebut dengan tas pintar atau smart bag. Kebutuhan akan smart bag bagi masyarakat urban inilah yang menginspirasi Robbi Ibadi, Founder King Smith menggarap peluang bisnis ini sejak tahun 2017.

"Saya lihat smart bag model backpack atau tas ransel yang beredar di sini berasal dari luar negeri. Setahu saya, waktu itu belum ada merek lokal yang menggarap peluang ini," ungkap Robbi saat ditemui KONTAN dalam acara peluncuran The Big Start season 4 di kawasan Senayan Jakarta belum lama ini.

Inspirasi membuat smart backpack merek King Smith tak hanya berasal dari kebutuhan. Robbi mengaku hobi mengoleksi berbagai jenis tas sejak lama. Tuntutan kerja dengan mobilitas tinggi membuat pria berambut cepak ini membutuhkan tas yang multifungsi.

Dia menyatakan, gaya hidup masyarakat sudah berubah. "Saat ini, banyak orang tidak bisa lepas dari perangkat gawai. Proses pembayaran juga mulai berubah menjadi cashless yang menggunakan ponsel. Produk tas kami berusaha untuk menjawab kebutuhan tersebut," jelasnya.

Robbi menyebut tas pintar harus memenuhi tiga karakteristik yang dibutuhkan, yakni daya tahan, ruang, dan fitur yang membedakan dengan tas biasa. Bila tas biasa hanya menyediakan daya tahan dan ruang, maka sisi fitur jadi kelebihan dari tas yang dijualnya saat ini.

Tas pintar produksi King Smith dilengkapi dengan tiga fitur, yakni USB slot untuk mengisi daya ponsel pintar, bahan anti air, dan teknologi panel surya. Saat ini ada 10 model tas yang telah dirilis King Smith.

Untuk smart bag berukuran kecil dibanderol mulai Rp 150.000 sampai dengan Rp 220.000 per buah. Sedangkan smart bag berukuran besar berbentuk ransel dibanderol mulai Rp 250.000 sampai Rp 600.000 per buah tergantung model dan bentuk. "Penjualan bisa melalui internet atau online maupun offline. Untuk offline, produk kami sudah masuk di beberapa toko buku Gramedia. Kalau produksi King Smith sendiri ada di Rawamangun, Jakarta Timur," kata Robbi.

Menurut penuturannya, kapasitas produksi King Smith mencapai sekitar 1.000–2.000 unit tas per bulan. Adapun daya serap pasar di seluruh Indonesia mencapai 30%–40%.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×