kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah Robbi Ibadi membesut dan mengembangkan tas pintar (bagian 2)


Jumat, 28 Juni 2019 / 09:40 WIB
Kisah Robbi Ibadi membesut dan mengembangkan tas pintar (bagian 2)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menciptakan terobosan baru di bidang fesyen di Tanah Air, khususnya tas tidaklah mudah. Selama ini kebanyakan perputaran fesyen untuk produk tas hanya berkutat di urusan model, motif, ukuran dan bahan yang digunakan saja.

Saat ini, jarang ada tas yang dimodifikasi dengan teknologi terkini, khususnya tas yang multifungsi dengan kebutuhan hidup. Tas model seperti ini menjadi mudah diterima pasar lokal, karena fungsional sekaligus modis.

Tantangan inilah yang ingin di jawab oleh Robbi Ibadi, Founder King Smith. Ia pun mulai memroduksi beragam produk tas pintar atau disebut smart bag. Bahkan King Smith bisa dibilang, sebagai perintis produk tas pintar di pasar domestik.

Meski menjadi perintis, Robbi menceritakan proses membangun produk tas serbaguna ini tidaklah mudah. Ia mengklaim membutuhkan waktu sekitar setengah tahun untuk melakukan riset mengenai banyak hal tentang tas pintar. "Bagi saya, fitur yang cukup menantang untuk diwujudkan di tas pintar adalah solar panel," katanya.

Selain keseruan membuat desain Robbi juga tertantang mencari bahan baku, misalnya saat harus mendapatkan bahan baku panel surya untuk tas. Maklum. bahan baku panel surya saja masih terbatas jenisnya, di pasar dalam negeri. "Jadi kami mengambil dari luar negeri. Dan produksinya untuk fitur solar panel juga terbatas, atau limited edition," jelasnya.

Tantangan lain yang harus ia pecahkan adalah mendesain tas yang tidak hanya fungsional tapi tetap mengikuti tren yang naik daun.

Membaca tren desain tas ini yang cukup sulit, lantaran Robbi tidak memiliki latar belakang desain sama sekali. Sebelumnya ia bekerja menjadi pegawai BUMN yang bergelut dengan rutinitas.

Mengetahui kekurangannya ini, Robbi lantas memutuskan belajar desain pada seorang teman yang sudah berpengalaman. Ia juga mengasah kemampuan desainnya secara autodidak.

Layaknya pemain baru di dunia bisnis, pada awal beroperasi Robbi juga mengalami masalah keterbatasan permodalan. Untuk mewujudkan smart backpack King Smith, ia butuh modal cukup besar, mengingat bahan baku yang dia gunakan cukup sulit ditemukan di dalam negeri alias impor.

Akhirnya, pria kelahiran 1988 ini merogoh kocek sekitar Rp 10 juta untuk membuat purwarupa tas pintar. Kemudian, hasil purwarupa itu ia presentasikan ke calon investor. Ia sengaja membuat produk contoh terlebih dahulu dan tidak langsung memproduksi dalam jumlah besar. "Saya mencoba presentasi ke beberapa department store dan investor," katanya.

Dan dari investor inilah Robbi mendapatkan tambahan modal.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×