kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kisah Sugeng Handoko mendirikan ekowisata desa Nglanggeran (bagian 1)


Sabtu, 28 September 2019 / 10:15 WIB
Kisah Sugeng Handoko mendirikan ekowisata desa Nglanggeran (bagian 1)


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gunungkidul adalah sebuah kabupaten di Yogyakarta yang sejak dulu kerap dilanda bencana kekeringan panjang jika musim kemarau datang. Wajah Gunungkidul dahulu tak pernah seindah sekarang. Bahkan sebagian besar orang langsung membayangkan Gunungkidul sebagai wilayah yang kering dan mahal air.

Desa Nglanggeran, yang berada di Kecamatan Patuk, Gunungkidul juga mengalami nasib serupa. Kondisi diperparah dengan kebiasaan masyarakat sekitar yang tanpa sadar berpotensi merusak lingkungan sekitar.

Warga sering menebang pohon untuk diambil kayunya. Batuan yang berserak di sekitar tempat wisata Gunung Api Purba, Nglanggeran juga habis dipunguti warga. Kayu dan batu tersebut dijual, supaya dapur tetap mengepul.

"Semakin lama stok air tanah makin menipis. Sumber air di desa kami habis terkuras. Padahal baru disedot pakai 5 pompa," kata Sugeng  Handoko, kepada KONTAN.

Berangkat dari keprihatinan di tempat kelahirannya, serta melihat potensi wisata di Nglanggeran, Sugeng menggandeng teman dan seniornya tergabung dalam Karang Taruna Bukit Putra Mandiri untuk bersama-sama membangun Ekowisata Desa Nglanggeran pada 2008. "Ide sudah sejak 1999, tapi kala itu masih remaja," jelasnya,

Sejak saat itu, Sugeng dan para pemuda Desa Nglanggeran menjadi motor penggerak bisnis di kawasan wisata tersebut. Lebih dari 10 tahun berjalan, kini setidaknya ada ratusan ribu pengunjung berdatangan ke desanya tiap tahun  untuk melihat potensi alam pedesaan yang mempunyai objek wisata Gunung Api Purba dan embung Nglanggeran tersebut.

Langkah awal yang dilakukan Sugeng tersebut bukanlah tanpa alasan. Ia menyadari betul jika desanya memiliki keindahan alam yang unik dan tidak ada di daerah lain. Salah satu keunikan tersebut ada pada struktur Gunung Nglanggeran yang memiliki luas sekitar 48 hektare (ha).

Struktur batuan gunung ini bukan berbentuk batuan kapur yang biasa ada di  Gunungkidul, tetapi batuan vulkanik akibat aktivitas gunung api yang terjadi sekitar 60 juta tahun silam.

Nglanggeran sendiri memiliki dua puncak yakni puncak barat dan puncak timur serta sebuah kaldera di tengahnya. Deretan gunung batu raksasa ini mempunyai pemandangan eksotik serta bentuk dan nama yang unik, seperti Gunung 5 Jari, Gunung Kelir dan Gunung Wayang.

Ekowisata Gunung Api Purba, Nglanggaran pun jadi salah satu objek wisata yang diperhitungkan di Yogyakarta. Selain keindahan alam, Sugeng juga berhasil mengemasnya sebagai wisata edukasi dan mampu meraup omzet miliaran rupiah per tahunnya.           

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×