kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah sukses Gina dan Eti banting setir jadi pembuat masker kain


Rabu, 22 April 2020 / 01:10 WIB
Kisah sukses Gina dan Eti banting setir jadi pembuat masker kain


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Deru mesin jahit Gina Yuliana masih terdengar hingga malam. Sayup-sayup juga terdengar sesekali ia bicara dengan pekerjanya.

Sudah satu bulan terakhir, aktivitas menjahit di rumahnya di Kembangan, Jakarta Barat berlangsung lebih panjang, dari jam 8 pagi hingga 8 malam. Padahal biasanya, ia hanya bekerja sejak pukul 9 pagi hingga 5 sore.

Gina, pemilik Fafa Quilt & Craft saat ini aktif menjadi penjahit masker dadakan. Sebelumnya, ia memang menjahit namun untuk membuat produk yang jauh berbeda, seperti bedcover, sarung bantal, tas, serta gantungan kunci dengan metode quilt dan rajut.

Tapi, produksi terhenti karena omzetnya jauh menurun sejak pandemi virus corona baru, bahkan bisa dibilang tidak ada.

Baca Juga: Louis Vuitton mulai produksi ratusan ribu masker wajah bagi perawat kesehatan

"Kemudian saya buat masker, dan upload di sosial media, ternyata banyak yang tertarik karena memang sekarang sangat dibutuhkan," katanya dalam keterangan tertulis.

Dalam sehari, Gina mampu memproduksi hingga 100 masker. Bahkan Gina kini tengah mempersiapkan pesanan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebanyak 500 masker per hari.

Untuk mampu memproduksi sebanyak itu, perempuan 38 tahun ini menggandeng ibu-ibu di sekitar rumahnya, yang sebelumnya pernah ia latih menjahit.

Senada dengan Gina, di wilayah Kertajaya, Kabupaten Bandung Barat, kelompok produsen tas ramah lingkungan bernama Share Bag juga terkena dampak wabah virus corona.

Baca Juga: Hadapi pandemi corona, Trisula Textile (BELL) bantu pemerintah produksi APD nonmedis

Kelompok di bawah pimpinan Eti Rusmiati ini memberdayakan 10 orang ibu rumahtangga dan mantan asisten rumahtangga. Sejak pandemi melanda Indonesia terutama masuk ke Bandung, penjualan tas ramah lingkungan turun drastis dan anggotanya kehilangan penghasilan.

Eti pun langsung banting setir menjadi pembuat masker. “Walaupun saat ini harus di rumah, ibu-ibu harus tetap ada kegiatan selain mengasuh anak," ujarnya.

"Dengan menjahit masker ini, mereka jadi semangat sekaligus tetap memberikan pemasukan untuk keluarganya,” ucap perempuan 51 tahun ini.

Selama wabah virus corona, bahan kain oxford dan katun yang biasa ia gunakan untuk memproduksi tas, kini beralihfungsi menjadi bahan masker.

Bersama ibu-ibu rumahtangga, Eti bisa menghasilkan 200 masker per hari. Saat ini, ia dapat menjual lebih dari 1.500 masker. Pesanannya datang dari Bandung dan Jakarta, salah satunya PT Pertamina.

Baca Juga: Mitra binaan Astra Honda Motor beralih produksi masker kain

Gina dan Eti merupakan contoh dari ribuan srikandi wirausaha Mitra Binaan PT Pertamina yang mampu bertahan di tengah badai pandemi virus corona.

Seiring dengan peningkatan permintaan terhadap produk masker, Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina MOR III Dewi Sri Utami mengatakan, Pertamina turut memberdayakan keberlangsungan UMKM yang tergabung sebagai mitra binaan unggulan.

Salah satunya dengan melibatkan mitra binaan yang memiliki keterampilan menjahit untuk bisa memproduksi alat pelindung diri (APD) seperti masker.

"Di tengah kondisi saat ini, merayakan semangat Kartini, habis gelap terbitlah terang, akan menjadi optimisme dan keyakinan untuk masa depan. Kami turut mendukung semangat para wirausaha perempuan agar terus berdaya," kata Dewi.

Baca Juga: Jualan masker, Sri Rejeki Siman (SRIL) gandeng Halodoc

Program Kemitraan Pertamina menjadi salah satu upaya menggerakan ekonomi masyarakat melalui pembinaan usaha kecil dan mikro, serta memberdayakan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×