kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kisah Syahnaz Nadya Winarto mengembangkan usaha tas Roro Kenes (bagian 2)


Sabtu, 21 September 2019 / 09:40 WIB
Kisah Syahnaz Nadya Winarto mengembangkan usaha tas Roro Kenes (bagian 2)


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merintis bisnis hingga dikenal banyak orang tentu tak mudah. Tak ada sukses yang diraih secara instan dan setiap bisnis memiliki perjalanan yang unik. Begitu juga kisah bisnis tas lokal asal kota lumpia dengan merek Roro Kenes.

Syanaz Nadya Winanto Putri, pemilik Roro Kenes menceritakan awalnya memulai bisnis ini lantaran tantangan dari sang Ayah. Menjawab tantangan ini, maka Syanaz memberanikan diri merintis tas anyam kulit. "Modal awal sekitar Rp 25 juta dan pinjam suami. Pertama saya buat sekitar 12–15 tas," tutur Syanaz kepada KONTAN.

Usai memulai bisnis dengan modal dari suami, Syanaz kemudian memberanikan diri menerima tawaran untuk tampil di pameran. Pemasaran awal tentunya masih sebatas di lingkungan pertemanan.

Dari kenekatannya dalam berbisnis, kini dia menuai hasil yang manis. Saat ini permintaan berdatangan untuk tas yang dia produksi. Syanaz bilang tas produksinya sudah mendapatkan uji dari pihak Jepang tempatnya mengekspor dan dinyatakan hanya menghasilkan limbah 3%, bahkan hampir zero waste.

"Memang 'gila', saya ditantang untuk isi booth pameran dengan barang yang saat itu baru sedikit sekali. Saya juga bisnis ini karena tertantang, masa sih Indonesia tak bisa buat tas anyaman kulit, padahal anyaman sudah ada di Indonesia sejak dulu," cerita Syanaz.

Satu pengalaman yang takkan pernah dilupakan Syanaz dan meniti bisnis Roro Kenes ini, yakni belum lama ini tas buatannya sempat ditahan pihak imigrasi di Rusia.

Kurang lebih lima jam Syanaz diminta keterangan mengenai 10 tas kulit dan 50 tas kemasan yang dia bawa untuk pameran produk Indonesia di Rusia. "Saya datang bersama Bank Indonesia (BI) Jateng tetap tidak bisa menyakinkan mereka. Ada beberapa orang bawa produk yang sama tapi kenapa hanya saya yang ditahan produknya," kenang Syanaz.

Menurutnya, ada 15 pegawai otoritas bandara yang secara bergantian mengecek tas milik Syanaz.

Kala itu Syanaz disangka membawa produk dengan bahan kulit eksotis premium yang harus dilengkapi dokumen. Pihak otoritas Bandara Domodedovo Rusia kemudian melakukan kurasi dengan produk Roro Kenes. Hasil kurasi menyebutkan bahwa kualitas Roro Kenes sama dengan tas branded seperti Bottega, Hermes, Louis Vuitton, Chanel, Gucci, Dolce Gabbana yang berharga ratusan juta .

Syanaz terkejut dengan hasil kurasi pihak bandara, padahal total tas yang ia bawa hanya seharga US$ 1.200. Berbagai langkah yang dilakukan nyatanya tak dapat meloloskan tas tersebut dari sitaan imigrasi.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×