kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kress... laba renyah dari usaha gorengan


Jumat, 25 Februari 2011 / 13:38 WIB
Kress... laba renyah dari usaha gorengan


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Camilan berupa gorengan bisa ditemui di mana saja, seperti warung dan penjaja keliling. Penyuka makanan berminyak ini juga sangat banyak, sehingga wajar jika bermacam panganan dan buah, seperti pisang, tempe, tahu, dan sukun menjadi laku kalau disulap menjadi gorengan.
Pasar gorengan yang renyah inilah yang disasar Riyadh Ramadhan dengan menawarkan kemitraan Go Crunz.

Riyadh yang saat ini masih duduk di bangku kelas dua SMA di Surabaya mendirikan Go Crunz sejak dua tahun lalu. Untuk menaikkan imaji, Riyadh juga membuka mini kafe di Royal Plaza Surabaya. "Modal awalnya Rp 600 juta untuk mendirikan mini kafe Go Crunz," katanya.

Investasi awal sebesar itu, menurut Riyadh, dipakai untuk membeli toko di Royal Plaza Surabaya senilai Rp 485 juta. Sedangkan sisanya digunakan membeli peralatan masak, biaya desain kafe, serta untuk bahan baku pembuatan gorengan.


Tepung rahasia

Berbeda dengan gorengan biasa yang dijual di pinggir jalan, Riyadh menuturkan, Go Crunz memiliki kekuatan utama pada tepung crunchy-nya. Tepung renyah yang diciptakan sendiri oleh Riyadh ini tidak dijual di pasar mana pun. Jadi, "Itu hanya khusus dibuat dan dijual kepada para mitra Go Crunz," ujar dia.

Go Crunz juga menjual aneka gorengan lain berbasis ayam, jamur, dan kentang, yakni chicken crunz, mushroom crunz, dan potato crunz. Harga gorengan Go Crunz cukup terjangkau, mulai Rp 6.000 sampai Rp 10.000 per bungkus.

Selain mini kafe, Riyadh juga memiliki dua gerai Go Crunz di Kota Surabaya dengan total omzet mencapai Rp 75 juta per bulan. Penghasilan yang menggiurkan inilah yang membuat jumlah mitra Go Crunz naik pesat.

Ya, sejak Oktober 2010 lalu Riyadh menawarkan kemitraan Go Crunz. Dalam waktu sekitar empat bulan sejak ditawarkan, dia berhasil menjaring delapan mitra. "Hampir semuanya di Jawa Timur, namun ada juga mitra saya di Balikpapan," katanya.

Riyadh menawarkan dua paket kemitraan: paket Rombong dan Mini Kafe. Nilai investasi awal paket Rombong sebesar Rp 25,5 juta, sedangkan paket Mini Kafe Rp 75 juta. Investasi ini untuk biaya kemitraan selama tiga tahun, pembelian peralatan, termasuk biaya pelatihan di Surabaya, biaya manajemen serta biaya promosi.

Kalau memilih paket mini kafe, mitra harus menyediakan lahan minimal seluas 15 meter persegi. "Jika diperlukan, kami siap membantu mencarikan tempat yang strategis," ujar Riyadh.

Dengan asumsi omzet per hari mencapai Rp 500.000 hingga Rp 750.000 untuk paket Rombong dan Rp 1 juta sampai Rp 2,5 juta untuk paket Mini Kafe, mitra bisa balik modal dalam waktu lima hingga tujuh bulan.

Riyadh mengungkapkan, sebagian besar mitranya memilih paket rombong yang lebih murah. Ambil contoh, Halifi dari Balikpapan dan Reni asal Malang.

"Saya mulai menjadi mitra Go Crunz sejak awal Februari 2011," kata Reni. Ia tertarik menjadi mitra Go Crunz lantaran biaya investasi awalnya murah dan tidak harus membayar royalty fee.

Dengan investasi awal sebesar Rp 25,5 juta, Reni mendapatkan fasilitas rombong, perlengkapan masak, seragam, serta bahan baku tepung awal Go Crunz. Selama ini, ia meraup omzet sekitar Rp 500.000 per hari.

Adapun, Halifi yang mempunyai usaha di Kota Minyak, dalam sehari dapat mengantongi penghasilan sebesar
Rp 400.000.

Go Crunz
Jl. Ngagel Jaya Selatan No. 137 Surabaya,
Jawa Timur
HP. 08121664077
Telp. 031-70900044

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×