kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kriminalitas tinggi, permintaan CCTV meningkat


Jumat, 05 September 2014 / 15:22 WIB
Kriminalitas tinggi, permintaan CCTV meningkat
ILUSTRASI. Papan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Primasyah Kristanto | Editor: Havid Vebri

Permintaan pemasangan untuk kamera pengawas atau closed-circuit television (CCTV) terus meningkat seiring dengan semakin tingginya angka kriminalitas akhir-akhir ini. Kebutuhan CCTV ini beragam, mulai dipasang di rumah, toko, hingga pabrik.

Martinus Herman, Manajer Operasional Toko Arvio di Salemba, Jakarta Pusat, mengatakan, peluang bisnis penjualan CCTV masih memiliki potensi yang bagus. "Kebutuhan akan CCTV ini masih tinggi," katanya.

Namun, tingkat persaingannya juga semakin ketat. Saat toko Arvio berdiri pada 2010 silam, persaingan belum seramai sekarang. Saat ini, toko Arvio sudah memiliki cabang di Tangerang, Bekasi, Bogor, dan Depok.

Selain CCTV, Toko Arvio juga menawarkan produk sistem keamanan lain, seperti alarm, sensor kaca pecah, dan sensor infra red. Harga paket instalasi CCTV beragam, mulai dari Rp 4,5 juta hingga Rp 200 juta. "Tergantung berapa kamera yang dibutuhkan, semakin banyak semakin mahal," ujarnya.

Dalam setiap satu paket, konsumen mendapatkan kamera CCTV, DVR (penyambung dari kamera ke layar monitor), kabel, adaptor, plus konektornya. Menurutnya, konsumen lebih banyak membeli dalam bentuk paket karena sudah termasuk biaya instalasi.

Setiap harinya, Toko Arvio bisa menjual sekitar 20 kamera hingga 25 kamera CCTV. "Kalau dipaketkan, sekitar tiga paket hingga empat paket yang terjual sehari," jelasnya.

Dengan penjualan sebanyak itu, Toko Arvio bisa mengantongi omzet sebesar Rp 100 juta. Itu dari penjualan CCTV saja. Untuk menggenjot omzet, ke depan toko Arvio akan mengembangkan sistem reseller dan menambah varian produknya.

Pemain lain yang berkecimpung di bisnis ini adalah toko 3S (Security System Specialist) di Mangga Dua, Jakarta. Deni, Marketing Toko 3S mengakui, potensi penjualan CCTV masih menjanjikan. "Yang beli biasanya pabrik, bank, bahkan rumah," ujarnya.

Dalam sehari, Toko 3S bisa menjual hingga lima unit kamera CCTV. Harga setiap paketnya dibanderol mulai Rp 3 juta hingga Rp 18 juta. Harga tersebut sudah termasuk garansi.  "Kami memberikan garansi kepada konsumen selama satu tahun," ujarnya.

Dengan penjualan sebanyak itu, Toko 3S memperoleh omzet sebesar Rp 50 juta per bulan. Selama ini Toko 3S sudah menerima pesanan di seluruh area Jabodetabek.

Menurut Deni, kendala bisnis ini adalah rumitnya proses instalasi atau pemasangan jaringan CCTV di rumah konsumen. "Seringkali kami harus menyesuaikan dengan bentuk bangunan, sehingga memakan waktu yang cukup lama dalam proses instalasinya," ujarnya.

Khusus strategi pemasarannya, selama ini, Toko 3S hanya mengandalkan promosi lewat online. Guna menggenjot penjualan, toko ini juga berencana untuk menambah varian produk keamanannya.          

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×