kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kriuk, laba ayam krispi masih renyah


Kamis, 22 Maret 2018 / 11:25 WIB
Kriuk, laba ayam krispi masih renyah


Reporter: Elisabeth Adventa, Jane Aprilyani, Maizal Walfajri, Tri Sulistiowati | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Kuliner olahan ayam, khususnya ayam krispi atau yang sering disebut fried chicken merupakan menu paling populer bagi masyarakat. Hampir semua kalangan, mulai anak-anak hingga orang dewasa menggemarinya.  

Kini, gerai fried chicken makin mudah ditemui. Mulai kelas resto hingga kios kaki lima. Pasar yang luas mengundang para pelaku usaha menjajal bisnis makanan cepat saji ini. Mereka juga terus berinovasi mengembangkan menu-menu cepat saji lainnya,  seperti burger, hotdog, kentang goreng dan lainnya.  

Tak sedikit pula dari para pelaku usaha tersebut yang menawarkan peluang kemitraan untuk memperluas bisnisnya. Review pekan ini bakal membahas perkembangan kemitraan olahan ayam goreng renyah.

Bagaimana perkembangan gerainya? Apa saja kendala yang dihadapi? Dan inovasi apa yang dilakukan? Ada tiga pelaku usaha yang mewakili kondisi kemitraan olahan ayam krispi terkini, yaitu Crispyku Fried Chicken, Ayam Lebar dan Hasna Fried Chicken.
Berikut ulasannya :  

Crispyku Fried Chicken
Salah satu merek yang cukup lama terjun ke bisnis ayam krispi adalah Crispyku Fried Chicken. Gerai ini sudah berdiri sejak 2008 silam dan mulai menawarkan kemitraan pada 2010 lalu.

Saat KONTAN mengulas kemitraan ini pada Novmeber 2016, Crispyku Fried Chicken telah membuka lebih dari 500 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Kini, jumlahnya bertambah menjadi 617 gerai.

Menurut Alexander Theo, General Manager Crispyku Fried Chicken, 80% dari jumlah mitra masih aktif. "Yang tak aktif karena lokasi kurang memadai atau kurang ramai dan belum ada karyawannya. Selain itu, ada mitra yang harus pindah ke luar kota," ujar Alex.

Tahun ini, Crispyku mengubah paket kemitraan. Ada empat jenis paketnya, yakni Paket Modern senilai Rp 20 juta, Paket Exclusive senilai Rp 26 juta, Paket Istimewa dengan nilai investasi Rp 49 juta. Serta paket Mini Resto senilai Rp 200 juta.

Fasilitas yang akan didapatkan mitra berupa  booth,  peralatan dan perlengkapan usaha, seperti meja neon box mix steell, foodpan steinless. Lalu, pelatihan karyawan, stiker menu akrilik, seragam, media promosi dan bahan baku awal seperti ayam bumbu, tepung serta kemasan awal. Pada Paket Resto, mitra juga mendapatkan meja kursi, renovasi interior.

Setiap mitra tak dipungut royalty fee pada dua tahun pertama. Baru pada tahun ketiga berlaku royalty fee sebesar Rp 2,5 juta per tahun. Adapun menu yang ditawarkan berupa fried chicken, kentang goreng, burger dan minuman.

Terdapat beberapa perubahan harga produk yang di jual oleh Crispyku Fried Chicken. Saat ini potongan ayam renyah dibanderol Rp 7.000- Rp 9.000. Sedangkan, kentang dan burger dibanderol Rp 13.000. Untuk minuman bubble dihargai mulai Rp 8.000.

Mengacu gerai yang sudah beroperasi, mitra paket istimewa dan paket mini resto bisa meraup omzet berkisar Rp 60 juta sebulan. Laba bersihnya sekitar 15% - 20%,

Guna memperluas pasar, Crispyku sudah bekerjasama dengan layanan pesan antar dari ojek online, baik GrabFood maupun GoFood. "Dampaknya lumayan bagus, ada aja yang order via online," pungkas Alex.

Pada tahun 2018 ini, Alex menargetkan jumlah gerai mitra 720 unit. "Banyak daerah yang belum dijangkau akan kami masuki," tutup Alex.

Ayam Lebar

Pelaku usaha ayam goreng renyah lainnya adalah Okki Indiyanto. Ia mendirikan usaha ini sejak November 2016 dan membuka tawaran kemitraan sejak Desember 2016.

Saat diulas KONTAN pada Desember 2016, belum ada mitra yang bergabung. Kini, sudah ada 12 mitra yang membuka gerainya di Jakarta Barat, Jakarta Timur, Tangerang, Sukabumi dan Semarang.  "Ada beberapa yang masih negosiasi karena sedang cari lokasi dan karwayan," ujar Okki kepada KONTAN.

Selain itu, Okki juga menambahkan paket kemitraan. Sebelumnya untuk menjadi mitra Ayam Lebar, ada dua paket kemitraan yang ia tawarkan, yakni paket senilai Rp 9,5 juta dan Rp 14 juta, kini Okki menyiapkan paket minimalis seharga Rp 4,5 juta.

Fasilitas yang diperoleh mitra terdiri dari booth, peralatan usaha, bahan baku, tepung dan bumbu tabur ayam.  Okki juga memberi pelatihan karyawan. Perbedaan fasilitas antara ketiga paket itu adalah ukuran dan bentuk booth, serta jumlah peralatan dan bahan baku.

Kerjasama kemitraan ini berlaku seumur hidup, selama mitra memasok bahan baku tepung dan bumbu dari pusat. Mitra juga tak dikenakan biaya royalti maupun biaya kemitraan (franchise).

Ayam Lebar sendiri masih menyediakan menu dengan lima bumbu tabur, yaitu original, hot original, cheese, barberque, hot hot balado. Banderol harga berdasarkan ukuran ayam, yakni ukuran M Rp 20.000 dan ukuran L Rp 25.000. "Namun, harga bisa disesuaikan kondisi pasar," sebut Okki.

Setelah menawarkan kemitraan selama hampir dua tahun, Okki mengaku tak banyak menghadapi kendala.  Hanya, ada beberapa mitra yang terkendala ongkos kirim bahan baku tepung yang cukup mahal. "Pusat membantu untuk mencari ekspedisi yang murah atau kami beri diskon harga," tuturnya. Tahun ini, Okki menargetkan bisa menambah 20-40 mitra baru.

Hasna Fried Chicken

Usaha besutan Lukman ini berdiri sejak Januari 2015 dan mulai menawarkan kemitraan pada Maret 2015. Saat diulas KONTAN awal tahun 2017, Hasna Fried Chicken sudah memiliki 100 gerai yang tersebar diseluruh Indonesia.

Jumlah tersebut lian berkembang.  Jumlah gerai Hasna Fried Chicken kini ada 400 unit. "Gerai kami hanya tidak ada di Maluku dan Papua tapi sebenarnya permintaan banyak, hanya saja harga pengiriman barang ke sana sangat mahal," kata Lukman bersemangat.

Dia menambahkan agresifnya penambahan gerai ini dipengaruhi oleh harga kemitraan yang dia tawarkan. Lukman menawarkan paket cukup terjangkau, yaitu hanya Rp 8,5 juta. Selain itu, klaim Lukman, tampilan gerobak yang menarik serta citarasa ayam yang renyah dan empuk membuat konsumen ketagihan.

Bahkan demi memperlebar sayap usahanya, mulai Februari 2018 ini, Lukman bakal membuka satu gerai baru dengan konsep mini resto di Bekasi, Jawa Barat. Konsep ini sengaja ia buat untuk memberikan pilihan pada  mitra baru atau yang lama untuk memulai usahanya.

Investasi yang dipatok untuk konsep baru ini sebesar Rp 60 juta. Fasilitas yang didapatkan mitra adalah dekorasi interior, peralatan masak lengkap, meja kursi, bahan baku, branding, pelatihan, dan tambahan lainnya.

Sekedar catatan, khusus konsep mini resto ini Lukman menggunakan sistem full management, dengan sistem bagi hasil sesuai kesepakatan. Berdasarkan perhitungannya dalam waktu delapan bulan mitra yang mengambil paket mini resto sudah bisa balik modal. Asal, saban hari bisa menjual diatas 10 ekor ayam.

Selama ini, distribusi bahan baku masih menjadi kendala bagi Lukman. Lamanya waktu  pengiriman barang ke lokasi mitra membuatnya harus pintar-pintar mengatur waktu agar bahan baku datang tepat waktu.  

Tahun 2018 ini, Lukman  memilih fokus untuk menjalakan mini resto. Dia menargetkan bisa membuka 15 gerai, yang terdiri dari 10 gerai mitra dan lima milik sendiri. Sedangkan, paket lainnya tetap berjalan seperti biasa.           

Peluang masih terbuka, tetap harus inovasi

Pengamat waralaba dari Proverb Consulting Erwin Halim mengamati, bisnis kemitraan ayam krispi akan terus berkembang. Peluang bisnis kemitraannya juga masih terbuka lebar, meski persaingan yang cukup ketat tak dapat dihindari.

Sebab, menu ini punya banyak penggemar. Namun, ia juga melihat pasar kuliner ayam krispi sudah mulai jenuh karena menu yang ditawarkan cenderung monoton dan hampir sama di tiap gerai ayam goreng renyah. Maka, Erwin pun menyarankan agar para pelaku usaha, baik yang baru maupun para pelaku usaha lama untuk membuat inovasi dalam bisnisnya.

"Inovasi bisa dalam bentuk, membuat produk atau varian baru dengan materi yang sama," tuturnya. Maksudnya, tidak hanya menawarkan menu paket ayam goreng renyah, tapi juga bisa dipadukan dengan menu lainnya seperti, burger, kentang goreng, pizza dan sebagainya.

Menanggapi soal permasalahan mitra yang kesulitan mendapatkan tempat usaha serta biaya sewanya cukup tinggi, Erwin mengatakan, mitra bisa bekerjasama dengan beberapa pihak. Misal, mitra bisa menggandeng bekerjasama dengan layanan pesan antar berbasis ojek online, seperti GoFood maupun GrabFood. "Jualannya kalau bisa selain pakai gerai atau resto juga melayani orderan online. Jadi lebih mudah dan praktis," jelas Erwin.  

Erwin pun melihat penjualan online saat ini cukup menjanjikan, terutama bagi gerai kemitraan seperti ayam goreng renyah ini. Setidaknya, lewat online beberapa persen penjualan bisa tertopang. Karena jika mitra hanya mengandalkan gerai, sedangkan biaya sewa tinggi, mitra tersebut harus yakin jika nilai penjualannya juga tinggi.

Yang terakhir, soal persoalan klasik keluar-masuk karyawan, Erwin menjelaskan jika mitra perlu memberi gaji tambahan berupa insentif penjualan agar karyawan makin semangat bekerja. "Karyawan perlu diberi insentif agar ada dedikasi dalam pekerjaan dan tidak keluar - masuk," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×