Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar buku anyar kini sudah ada di ibukota. Lokasinya berada di Pasar Kenari Salemba. Pasar yang diresmikan pada 29 April 2019 oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut menampung sebagian besar para pedagang buku dari kawasan Kwitang dan Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Salah satunya Warda Destyana, pemilik Toko Bevose Book. Sebelum pindah ke pasar buku tersebut, ia sudah 10 tahun berjualan buku di sekitar Terminal Senen. Lantas, dirinya mendapat undangan dari Pemprov DKI Jakarta untuk menempati areal kosong di Pasar Kenari yang bakal dijadikan sentra buku.
Di tempat ini, Warda menjajakan ragam buku. Mulai dari buku pendidikan untuk anak sekolah, hingga perguruan tinggi, serta novel.
Ia menjualnya dengan harga mulai dari 30.000 per buku sampai Rp 200.000 per buku. "Biasanya banyak permintaan saat memasuki tahun ajaran baru," katanya kepada KONTAN, Senin (6/5).
Hasilnya tidak mengecewakan. Meski baru beberapa hari berjualan di pasar buku tersebut, Warda mengklaim toko bukunya sudah ramai kedatangan pembeli. Perhelatan Jakbook, pameran buku murah yang digagas oleh Pemprov DKI Jakarta, juga membantu meramaikan pasar tersebut. "Lumayan banyak yang berkunjung ke sini," tuturnya.
Sayang, Warda tidak merinci hasil penjualan yang diraup di pasar tersebut. Apakah lebih baik dari lokasi sebelumnya. Yang jelas, untuk memaksimalkan penjualan, dirinya juga sudah memanfaatkan pemasaran digital. Dengan memanfaatkan media sosial seperti Instagram atau Facebook.
Serta tidak ketinggalan marketplace semacam Shopee atau Tokopedia. Dan hasilnya ia klaim positif. Malah, hasil penjualan offline dan online saat ini sudah berimbang.
Sedangkan pedagang lainnya adalah Iin Puspita Anggraeni, pemilik Toko Buku JJ. Berbeda dengan Warda, ia lebih banyak menjajakan buku-buku keagamaan. Sebagai pelengkap, ia menjual buku pendidikan, kesehatan, dan resep makanan dengan harga Rp 25.000 per buku sampai Rp 200.000 per buku. "Ada juga Al Quran," tuturnya.
Rupanya, Iin juga sudah mengandalkan penjualan online untuk mendongkrak penjualan buku. Seperti di Bukalapak. Maklum, sebelum berjualan di Pasar Kenari, ia sudah 10 tahun berjualan buku di Terminal Senen, sama dengan Warda.
Tapi, ia tidak menjelaskan pendapatan yang didapat selama ini. Termasuk hasil di Pasar Kenari. Tapi ia pastikan bahwa dirinya untuk saat ini bakal lebih fokus menggenjot pendapatan dari penjualan offline. Sebab hingga satu tahun depan, dirinya bersama para pedagang buku lainnya di tempat ini masih dibebaskan untuk membayar sewa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News