Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Tri Adi
Agar kenyamanan dan tanggung jawab karyawan terjaga, Irmawan Sadikin tak menerapkan standar baku dalam pengelolaan perusahaan. Namun supaya perusahaan terus bertumbuh, Irmawan pun menetapkan target-target dengan jelas seiring perkembangan teknologi. Strategi ini terbukti manjur.
Sebagai orang yang pernah menduduki posisi sebagai karyawan, Irmawan Sadikin, Chief Executive Officer (CEO) Intelix Global Crossing Cross, paham benar suasana kantor yang nyaman akan meningkatkan kinerja dan kreativitas karyawannya. Karena itu, ia pun meniadakan divisi sumber daya manusia untuk menciptakan kenyamanan lebih maksimal bagi pekerja kreatifnya.
Selain itu, ia juga tak mengatur perihal jam kerja. Menurut ayah tiga anak ini, pemberlakuan jam kerja justru mengekang kreativitas. Padahal, untuk menciptakan sebuah software, butuh kreativitas tinggi tanpa perlu aturan baku yang membatasi. "Datang ke kantor bukan karena paksaan untuk bekerja, melainkan karena panggilan jiwa," tuturnya.
Hanya, ia menerapkan kuota jam kerja, yakni 40 jam dalam satu pekan. Karyawan Intelix pun bisa memilih sendiri waktu yang nyaman untuk bekerja.
Mantan dosen program pascasarjana Universitas Paramadina ini juga menerapkan paham demokrasi dalam perusahaan. Dia memberikan keleluasaan bagi para pekerjanya namun tetap mengedepankan tanggung jawab.
Pria yang telah memiliki lisensi untuk menerbangkan pesawat ini pun meniru gaya kepemimpinan CEO perusahaan teknologi informasi dunia, seperti Google. Sebagai pendekatan dengan karyawan, Irmawan menggelar coffee meeting dua kali sebulan. Dalam acara rutin tersebut, ia akan membahas setiap aspek persoalan yang terjadi dalam bisnisnya.
Meski terkesan santai dalam kepemimpinannya, Irmawan selalu menetapkan target-target yang harus dicapai tiap tahun. Tak lupa, ia juga memberikan kunci dari setiap target yang ingin dicapai Intelix. "Selama kita mengikuti pola yang digarisbesarkan, semua target bisa tercapai," ujarnya.
Dalam mengembangkan perusahaan TI, inovasi merupakan kata kunci yang harus dipegang teguh. Intelix pun telah memiliki inovasi terbaru, yakni mengembangkan aplikasi berbasis komputasi awan (cloud computing).
Intelix juga telah mencoba menerapkan aplikasi ini pada layanan call center yang memiliki pasar besar. Selain itu, saat ini juga telah berkembang praktik outsourcing business process yang bisa diakomodasi melalui cloud call center.
Teknologi cloud computing ini memungkinkan perusahaan call center untuk tidak menyediakan tempat atau fasilitas berupa gedung dan agen call center. Perusahaan bisa melakukan aktivitasnya di mana saja.
Cloud computing juga menurunkan pengeluaran perusahaan lantaran pusat data berada di awan atau cloud. Agen call center pun tidak perlu direkrut secara permanen karena bisa menggunakan tenaga kerja yang bersifat sementara.
Rencananya, Intelix akan melakukan sosialisasi mengenai penggunaan sistem cloud computing dalam beberapa bulan ke depan atau hingga akhir 2011 ini. Irmawan bilang, sistem ini dapat digunakan semudah dan semurah mungkin bagi beberapa industri yang telah menggunakan aksesibilitas produk teranyar milik Intelix ini.
Selain aplikasi komputasi awan, Intelix juga tengah mengembangkan sistem fax on demand. Program ini memungkinkan pengiriman faks yang dapat diterima di ponsel, e-mail, dan lain sebagainya.
Untuk itu, Intelix akan berperan sebagai mediator dalam program ini. Nama produk tersebut adalah e-Centrix express, yang tengah menjajaki kerja sama dengan beberapa vendor di luar negeri termasuk Jepang. "Mudah-mudahan dua layanan baru ini bisa berjalan lancar, sehingga Intelix pun dapat go public dengan cepat," harapnya.
Irmawan memang memiliki cita-cita membawa perusahaannya melantai di bursa saham. Maklum, hingga kini, belum ada perusahaan peranti lunak lokal yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ia pun ingin, Intelix menjadi pionir bagi pengembang software lokal yang mencatatkan sahamnya di BEI.
Kini, sejumlah langkah menuju go public pun tengah dijajakinya. Irmawan sendiri menargetkan penawaran saham perdana Intelix pada tahun depan.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News