kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,06   -1,45   -0.16%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bukan main dari arena bermain


Rabu, 15 Januari 2014 / 15:37 WIB
ILUSTRASI. Ini Cara Tukar Uang Baru TE 2022 di Kas Keliling Bank Indonesia beserta Syaratnya. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/wsj.


Reporter: Pratama Guitarra, Tri Sulistiowati, Marantina | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Akhir pekan biasanya dijadikan waktu untuk berkumpul dengan keluarga. Berlibur atau rekreasi mengunjungi objek wisata, bisa jadi pilihan. Namun, jika tidak memungkinkan, mengajak si buah hati bermain di wahana permainan adalah alternatif menarik. Sebab, belakangan, wahana permainan anak tidak melulu hanya berisi mandi bola atau perosotan.

Selain pilihan mainan yang kian beragam, wahana permainan anak juga makin digarap serius, mulai dari memiliki tema tertentu hingga aksesoris pendukungnya agar tampak menarik. Inilah yang membuat peluang bisnis pembuatan wahana bermain anak di dalam ruangan maupun di luar ruangan masih besar.

Salah satu pebisnis wahana permainan, May Melani, pemilik Rumah Pohon di Cawang, Jakarta Timur mengatakan, pembuatan wahana permainan anak memerlukan kreativitas, dan  bisnis ini sekaligus menguntungkan. Sebab, permintaannya terus meningkat. Banyak mal atau sekolah yang ingin melengkapinya dengan  wahana permainan.

May mendirikan Rumah Pohon sejak 2008. Awalnya rumah pohon hanya membuat wahana permainan anak untuk di luar ruangan, seperti rumah di atas pohon atau wahana permainan outbound. "Di tahun berikutnya setelah banyak permintaan untuk wahana di dalam ruangan, baru saya membuat wahana permainan anak khusus untuk mal-mal," tuturnya. Setiap jenis wahana permainan anak yang ia tawarkan, cukup bervariasi dari segi konsep seperti soft playground dan simple playground yang berisi mainan standar seperti perosotan dan kuda-kudaan.

Pebisnis lainya yaitu Sugito Waluyo, memiliki brand Junior Fiberglass Playground. Ia membuka usaha Junior Fiberglass Playground tahun 2006. Menurut dia,  bisnis ini cukup menarik karena pasarnya masih besar. Menjalani bisnis ini tidak terlalu sulit bagi Sugito, karena mendapatkan ide desain tidak terlalu susah. Lagipula, kebanyakan konsumen membawa sendiri model permainan yang akan dipesannya.

Omzet ratusan juta

Sugito menerima pesanan sarana permainan anak mulai dari waterboom, seluncur air tumpah, mandi bola, sepeda air dan lainnya.
Lain lagi dengan pebinis   Bangkit Zakya Domba pemilik Keep Smile Playground. Bangkit mendirikan bisnis ini pada tahun 2006. Bangkit bilang, ia merintis bisnis wahana permainan ini karena ia senang mendesain. Kebetulan ada beberapa sekolah yang meminta dibuatkan desain taman bermain outdoor.

Pada awal tahun 2007, permintaan untuk membuat wahana permainan meningkat. Lama-kelamaan, Bangkit tidak hanya mahir membuat playground tapi juga wahana permainan air. “Jadi di Keep Smile, kami bisa membuatkan semua jenis wahana permainan yang diinginkan klien,” ujarnya.

Beberapa kali, Bangkit mendapat order untuk membuat taman bermain dengan tema karakter film tertentu. Kalau sudah begitu, ia harus meminta klien untuk membeli lisensi dulu sebelum membangun taman bermain. “Misalnya, klien mau taman bermain dengan tema Disney, dia harus beli lisensinya dulu supaya tidak ada masalah di kemudian hari,” ucap Bangkit.

May bilang, wahana permainan anak didesain sesuai dengan kebutuhan pembeli. Untuk pembuatannya tergantung pada tingkat kesulitan. May menjelaskan, biasanya pekerjaan untuk jenis seperti soft playground dan simple playground bisa dikerjakan dengan waktu hanya satu minggu. "Sedangkan wahana yang besar untuk rumah pohon maupun indoor playground paling lama satu bulan," kata May.

Untuk tenaga kerja, May tidak memiliki karyawan, ia hanya memanggil tukang jika sedang ada proyek pekerjaan. Harga satu pembuatan playground sangat bervariasi. Ia memasang tarif harga mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 100 juta per wahana permainan. Bahannya pun berbeda, untuk yang soft atau simple menggunakan jenis besi fiber. Dan untuk wahana permainan outdoor menggunakan bahan baku berjenis kayu.

May menyebutkan, untuk bahan jenis plastik ia impor dari China. Karena menurut May, bahan seperti perosotan yang berjenis plastik belum ada di Indonesia. Sedangkan, Bangkit mematok kisaran harga Rp 35  juta hingga Rp 10 miliar untuk setiap taman bermain.

May menghitung, rata-rata omzet yang bisa ia terima sekitar Rp 300 juta hingga Rp 350 juta dalam sebulan. Sementara, Sugito menyebut, pembuat taman bermain bisa meraih margin keuntungan sekitar 30% per produk. Rata-rata harga satu produk berkisar Rp 9 juta sampai dengan Rp 100 juta. Sugito mengaku, dalam satu bulan omzetnya dapat mencapai Rp 50 juta sampai dengan Rp 100 juta.

Adapun, Bangkit mengatakan, bisa mengantongi rata-rata omzet sekitar Rp 400 juta per bulan. “Kadang omzet bisa sampai miliaran,” kata Bangkit.                     n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×