Reporter: Revi Yohana, Fahriyadi, Havid Vebri | Editor: Tri Adi
Lantaran bisa membuat suasana hunian menjadi tampak unik, kini banyak orang berburu produk furnitur dengan bahan dan desain unik. Dari segi bahan ada yang terbuat dari komponen mobil. Modelnya pun ada yang menyerupai perahu. Omzet usaha ini mencapai puluhan juta.
Mebel atau furnitur merupakan perlengkapan rumah tangga yang sangat dibutuhkan. Selain karena fungsinya, banyak orang memilih furnitur karena tampilannya yang unik.
Pasalnya, furnitur unik bakal membuat suasana hunian juga tampak unik. Makanya, demi mendapatkan hunian yang unik ini banyak orang berburu furnitur dengan desain-desain unik.
Salah satu pembuat furnitur unik adalah Aditya Pratama. Pria asal Jakarta ini membuat aneka furnitur unik dengan menggunakan komponen mobil bekas .
Aditya mulai menggeluti usaha ini sejak tahun 2006. Awalnya, ia memiliki usaha penyewaan mobil pernikahan. Selama menekuni usaha ini, ia menemukan banyak rongsokan sedan lawas yang dijual dengan harga murah.
Dari situ, ia pun kepikiran untuk memanfaatkannya sebagai bahan dasar furnitur.Berbekal kreativitas, ia kemudian menyulap beberapa bagian sedan itu menjadi produk funitur. Contohnya, bagian belakang mobil sedan.
Bagian bagasi mobil itu dilepas dan diganti sofa. Namun, lampu serta plat nomornya tetap dipertahankan, sehingga bentuk mobil masih sangat terlihat. "Meski unik, saya tetap mempertahankan kenyamanan pengguna," ujar Aditya.
Selain kursi, ia juga membuat perabotan lain dengan bahan dasar mobil bekas, seperti meja dan lampu duduk. Produk meja, misalnya, dibuat dari bagian depan mobil dengan kap, lampu, bahkan ban depan yang masih dipertahankan.
Sementara meja kecil dibuat dari rangka depan mobil jeep beserta lampu depannya. Lalu ditambahkan kaca di bagian atasnya serta ditambahkan kaki-kaki meja.
Pembuatan furnitur ini berkisar antara dua minggu hingga sebulan sejak dipesan. Konsumen sendiri bisa menentukan jenis mobil dan warna yang diinginkannya.
Setelah mengetahui keinginan pembeli, ia mulai merancang desain tersebut. Selanjutnya ia akan berburu mobil bekas sesuai dengan rancangannya. "Mobilnya jangan pilih yang sudah keropos," ujarnya.
Setelah dapat mobil kemudian dipreteli dan disulap menjadi furnitur. Ia melibatkan perajin di kawasan Bandung untuk mengerjakan pesanan furnitur tersebut.
Tidak mudah
Aditya bilang, proses pembuatan furnitur ini tidak mudah. Pertama-tama, mobil dibersihkan dan dipotong sesuai bentuk yang diinginkan. Aditya bilang, pemotongan badan mobil ini lumayan sulit.
Ia sendiri banyak memakai mobil jenis Mercy Tiger keluaran tahun 1970-an atau Chevrolet Bel Air. Setelah dibentuk, rangka mobil ini akan ditambahi berbagai bahan tambahan yang diperlukan untuk mendukungnya menjadi furnitur.
Misalnya, penambahan busa sofa dan kulit luar untuk kursi atau kaki-kaki meja dan kap lampu untuk meja duduk. Setelah itu, furnitur dicat dan dipernis sehingga tampa mengkilap dan menarik.
Harga furnitur buatannya dibanderol mulai Rp 7 juta hingga Rp 10 juta per produk, tergantung tingkat kesulitan. Biasanya, dalam sebulan ia hanya menjual dua produk dengan omzet di kisaran Rp 15 juta-Rp 20 juta.
Pembuatan furnitur unik juga ditekuni oleh Fredi Atmaja, pemilik Jepara Antique Furniture di Jepara, Jawa Tengah. Beda dengan Aditya, furniturnya semua terbuat dari kayu jati. Hanya model yang dibuat unik. Diantara produk furniturnya adalah sofa jati perahu atau kursi menyerupai perahu.
Menurutnya, ide membuat sofa berbentuk perahu ini lahir karena kebiasaannya untuk bereksperimen. "Setelah selesai ada pelanggan yang menawar dan akhirnya mendapat respon cukup bagus," kata Fredi.
Fredi mengaku kerap mendapat pesanan dari berbagai daerah, seperti Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, hingga Makasar. "Kebanyakan mereka yang memesan adalah pecinta produk retro dan jadul," ujarnya.
Menurut lelaki 23 tahun ini, sofa jati perahu tersedia dalam beberapa tipe, yakni kursi satu dudukan, dua dudukan, hingga yang paling besar tiga dudukan dengan panjang dua meter. Ia bilang, ukuran kursi tanpa sandaran itu menentukan harga jual.
Untuk yang satu dudukan dibanderol mulai Rp 1,5 juta, sementara yang tiga dudukan Rp 3,2 juta per unit. Kursi sofa perahu itu divariasikan dengan busa untuk bantalan saat duduk. Atau bisa juga dibiarkan dengan lapisan kayu. "Jadi bisa digunakan sebagai pajangan ataupun sebagai kursi sungguhan," ucapnya.
Proses pembuatan kursi ini memakan waktu sekitar sebulan. Dari tahap desain rangka hingga finishing semua dilakukan secara detail, terutama menyangkut proses pengerjaan ukirannya. "Jadi memerlukan kreativitas dan kesabaran," ujarnya.
Lantaran hanya memiliki satu perajin khsusus untuk sofa jati perahu, ia hanya mampu memproduksi lima hingga tujuh kursi, dengan omzet sekitar Rp 10 juta-Rp 12 juta per bulan.
Namun, Fredi mengaku selama ini kerap kesulitan menjual produk furniturnya ini. Karena pengerjaannya rumit dan makanan waktu lama, ia pun membanderol sofa jati perahu ini agak mahal.
"Tapi terkadang banyak pelanggan yang tak paham dan menawar dengan harga kelewat rendah," jelasnya.
Setyanto, perajin mebel asal Ambarawa, JAwa Tengah juga menggarap ceruk bisnis furnitur unik. Selain modelnya unik, bahan yang digunakannnya juga tergolong etnik, yakni eceng gondok.
Produk mebelnya meliputi kursi, meja dan dipan tidur. Modelnya juga unik-unik. Contohnya dipan tidur yang dibuat menyerupai lesung penumbuk tepung.
Produk furniturnya ini dibanderol mulai Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per set. Ia mengaku omzetnya dalam sebulan mencapai Rp 30 juta-40- juta. "Tapi kalau mau Lebaran seperti sekarang bisa mencapai Rp 50 juta lebih," kata Setyanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News