kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,05   -17,44   -1.89%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba ciamik dari perkakas dapur sisa kayu


Rabu, 07 Februari 2018 / 11:30 WIB
Laba ciamik dari perkakas dapur sisa kayu


Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Johana K.

KONTAN.CO.ID - Aneka produk hasil olahan limbah kayu tersebut, Dhamar Perbangkara pasarkan dengan merek Gauri Art Division. Ia mendirikan usaha ini sejak  2013 lalu.  

Sebelum terjun ke bisnis ini, Dhamar bekerja sebagai asisten desainer supervisi interior. "Saya ikut bule yang datang ke Bali. Dia eksportir furnitur interior," ujar Dhamar. 

Saat bekerjasama dengan orang asing tersebut, dirinya sudah membawa Gauri sebagai rekanan usaha untuk desain. Namun, saat itu, Gauri Art Division belum fokus menjalani usaha handicraft.

Suatu hari, saat datang ke workshop, Dhamar melihat  ada banyak sisa kayu hasil produksi. Sebagai pecinta alam, ia prihatin atas kondisi tersebut. "Padahal sumber daya alam kita semakin menipis karena terlalu banyak eksploitasi," tuturnya.

Dari situlah, Dhamar berinisitaif untuk mengolah kembali sisa kayu tersebut.  Tak jarang pula ada perusahaan yang memberikan sisa kayu gratis kepadanya.

Lalu, muncul ide untuk mengolahnya menjadi produk kerajinan. Menurut Dhamar, kualitas sisa kayu tak kalah dengan kayu premium pada umumnya. "Contohnya saja, kayu jati yang umurnya sudah ratusan tahun. Kayu seperti itu jelas tak layak untuk dibuang begitu saja. Karena semakin tua kayu jati, kualitasnya makin bagus," tuturnya. 

Gauri Art Division memproduksi aneka perkakas dapur seperti sendok, garpu, piring, mangkok dan perkakas dapur lainnya yang dibuat dari limbah kayu. Prinsipnya 3R, yakni reduce, reuse dan recycle. Aneka produk tersebut dibanderol mulai Rp 14.000-Rp 300.000 per buah, tergantung ukuran, jenis dan tingkat kesulitan saat pembuatannya. 

Tak hanya memproduksi aneka perkakas dapur, Gauri juga kerap menerima pesanan (custom) berupa furnitur seperti satu set meja dan kursi makan. Harganya kalau itu mulai Rp 700.000 sampai jutaan rupiah.  

Dari ketekunannya mengolah limbah kayu tersebut, ayah dua anak ini dapat mengantongi omzet Rp 20 juta - Rp 30 juta saban bulan. Tak hanya pencapaian secara finansial yang didapatkan Dhamar, Gauri Art Division juga sudah mampu mengekspor hasil kerajinannya ke beberapa negara seperti Jepang, Australia dan Amerika Serikat. 

Ditanya soal rencana kedepan, Dhamar mengatakan dirinya tengah berjuang untuk dapat mengenalkan Gauri Art Division serta produknya ke publik, terutama untuk pasar dalam negeri. "Memang butuh perjuangan agar bisa membuat produk kita jadi trademark di masyarakat. Kedepan, saya ingin fokus branding Gauri sendiri biar lebih dikenal," ungkapnya. Selain itu, Dhamar juga berencana membuka gerai fisik di sekitar Bali dalam waktu dekat.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×