kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba manis dari budidaya bibit buah duku (1)


Selasa, 22 Januari 2013 / 16:44 WIB
Laba manis dari budidaya bibit buah duku (1)
ILUSTRASI. 4 Rekomendasi Lip Balm Terbaik Membuat Bibir Sehat Natural


Sumber: Kontan 22/1/2013 | Editor: Havid Vebri

Buah duku tentu sudah tak asing di Indonesia. Sebagai buah-buahan anggota suku meliaceae, tanaman asli Asia Tenggara ini sangat populer di Indonesia.

Maka, tidak heran, setiap kali musim panen, pedagang buah duku pun bejibun dan gampang ditemui. Lantaran peminatnya banyak, budidaya buah duku kini semakin marak.

Alhasil, permintaan bibit duku tinggi di pasar. Ini peluang bagi pebudidaya bibit duku. Salah satu penyedia bibit ini adalah Lahar Mahdi, pemilik CV Maju Berkah di Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.

Mahdi sudah menekuni usaha budidaya bibit duku sejak lima tahun silam. Menurutnya, budidaya bibit duku cukup menjanjikan. "Selama ini, banyak agen yang mencari bibit duku untuk dijual kembali," katanya.

Selama ini, pelanggan Mahdi berasal dari Semarang, Surabaya, dan Bogor. Sebagian besar konsumennya  itu adalah para pedagang bibit. Sekali melego bibit, ia bisa menjual 1.000 bibit-5.000 bibit duku dengan omzet sekitar Rp 30 juta ke atas.

Terkadang Mahdi juga melayani pembelian 5.000 bibit-6.000 bibit.  Biasanya, pembelian dalam jumlah ini untuk kebutuhan proyek, seperti program penghijauan dan lain-lain.

Harga per bibit berbeda-beda. Untuk bibit duku hasil okulasi, harganya cukup tinggi mencapai Rp 12.500 hingga Rp 15.000 per bibit. Sementara, bibit yang disemai dari biji hanya  sekitar Rp 3.000 per bibit. "Kelebihan hasil okulasi lebih cepat berbuah," kata Mahdi. Bibit ini sudah berbuah dalam waktu lima sampai enam tahun.

Sementara bibit yang dikembangkan dari biji baru biasanya baru berbuah saat usianya delapan tahun sampai 10 tahun. Mahdi sendiri lebih banyak membudidayakan bibit hasil okulasi. Pasalnya, harga bibit okulasi jauh lebih mahal. "Tapi, energi dan biaya yang dikeluarkan pebudidaya juga lebih besar ketimbang budidaya dari biji," ujarnya.

Selama proses okulasi, dibutuhkan perawatan yang intensif. Proses okulasi ini berlangsung sekitar dua minggu hingga satu bulan sebelum akarnya tumbuh.

Pemain lainnya adalah Eko Marwanto, pemilik CV Mitra Bibit di Purworejo, Jawa Tengah. Eko mulai membudidayakan bibit duku sejak 2010. Ia bilang, pasar tanaman duku relatif luas karena banyak yang tertarik membudidayakan.

Eko membudidayakan duku di lahan seluas 2 hektare (ha). Sekali jual, ia bisa melego 10.000 batang bibit duku dengan omzet mencapai Rp 100 juta. Bibit tersebut dibanderolnya mulai Rp 5.000–Rp 10.000 per batang, tinggi 30 cm-40 cm. 

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×