kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Laba mantap dari seduhan kopi jadoel


Jumat, 10 Mei 2013 / 14:23 WIB
ILUSTRASI. SKK Migas. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Pravita Kusumaningtias, Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. minum kopi sudah menjadi kebiasaan bahkan gaya hidup masyarakat di berbagai belahan dunia. Bahkan, di setiap negara atau wilayah punya jenis kopi tertentu yang menjadi ciri khas. Kegemaran terhadap minuman kopi inilah yang memacu terus tumbuhnya kedai-kedai kopi, terutama di perkotaan.

Nah, penikmat kuliner asal Indonesia, Bondan Winarno menggebrak pasar dengan meluncurkan kedai Kopi Oey. Ini adalah kedai kopi  yang menyusung cita rasa lokal.

Brand Kopi Oey berada di bawah bendera PT Kopitiam Oey Indonesia. Kedai kopi yang dirintis awal 2009 ini  menyediakan berbagai menu kopi, teh, dan kudapan bercita rasa lokal. "Harganya relatif terjangkau, mulai dari Rp 7.000 hingga Rp 35.000," ujar Wasis Gunarto, Direktur PT Kopitiam Oey Indonesia.

Untuk menguatkan konsep kopi lokal, pembeli disuguhi  suasana "djadoel" ala peranakan. Kata Wasis, menu makanan juga disesuaikan dengan konsep tempo dulu, misalnya menu loempia oedang goenoengsari atau sego ireng.

Setelah brand Kopi Oey dikenal, Bondan mulai  menawarkan peluang kemitraan sejak akhir 2009. Kini, sudah ada 25 gerai yang tersebar di Jakarta, Jogya, Solo Manado, Makasar hingga Pekanbaru. "Empat milik pusat," kata Wasis.

Balik modal 2-3 tahun

Tertarik bermitra dengan kedai kopi asuhan Bondan? Ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Maklum, merek ini sudah cukup populer sehingga manajemen selektif memilih mitra.

Calon mitra harus merogoh kocek sebesar Rp 388 juta, plus bayar lisensi berkisar Rp 150 juta-Rp 200 juta, tergantung lokasi. Mitra akan mendapatkan alat saji, alat dapur, seperangkat komputer "Point of Sales" (POS), alat kantor, ornamen, dekorasi, mebel, dan bahan baku awal.
Mitra juga harus menyiapkan tempat usaha minimal seluas 80-120 meter persegi.

Wasis memproyeksi, kedai mitra bisa meraup omzet sekitar Rp 150 juta per bulan.  "Marginnya berkisar 20%-30%," targetnya. Jika berjalan sesuai target, mitra akan balik modal 2 - 3,5 tahun.

Pihak pusat mengutip royalty fee 6% dari omzet bulanan mitra. Selain itu, ada bahan baku khusus yang harus dibeli dari pusat.

Mulia Budiman, salah satu mitra Kopi Oey di Jakarta bilang, sejauh ini, pengunjung di gerainya yang berlokasi di Thamrin City cukup ramai.Mitra yang bergabung dengan Kopi Oey sejak Februari 2012 ini bilang, ada dua hal yang menarik pengunjung, yakni suasana yang menyenangkan dan menu yang mendukung.

Ia mengaku, sejauh ini belum balik modal. Namun, saban bulan, ia bisa meraup omzet melebihi target, yakni di atas Rp 150 juta per bulan.  

Mulia berbagi strategi yang ia terapkan untuk menggenjot omzet, yakni gencar berpromosi. "Kami menyebarkan flyer, memberikan sample gratis minuman supaya orang datang, dan sering memberikan gimmick demi meningkatkan penjualan," bebernya.

Ia juga berusaha untuk selalu merespon keluhan pelanggan. "Jika ada pengunjung tidak puas, kami akan cari solusinya," ujar Mulia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×