kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba mengepul dari usaha burger bakar


Senin, 03 Februari 2014 / 16:08 WIB
Laba mengepul dari usaha burger bakar
ILUSTRASI. Tampilan Lock Screen iOS 16


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini

Meski bukan makanan asli Indonesia, namun burger sudah cukup populer di lidah masyarakat kita. Tak heran, banyak pelaku usaha yang menjajal peruntungan dari usaha jenis makanan ini. Salah satunya Burger Bakar Boernaskophen. Usaha ini didirikan oleh Bahrul Ulum sejak awal 2013 di Kudus, Jawa Tengah.

Burger Bakar Boernaskophen memiliki beberapa varian menu. Diantaranya burger bakar es krim, beef burger, sardine dan abon. "Semua burgernya di bakar, itu perbedaannya dengan yang lain," klaim Bahrul.

Bahrul membandrol Burger Bakar Boernaskophen mulai dari Rp 5.000-Rp 7.000 per buah. Ia mengklaim, burgernya memiliki bumbu rasa yang khas, karena olahan bumbunya dibuat oleh tangannya sendiri dan tidak dimiliki oleh kompetitor lain.

Lantaran banyak peminatnya, pertengahan tahun 2013, ia langsung membuka kerjasama kemitraan. Sekarang, Bahrul sudah memiliki lima mitra yang tersebar di Kudus. "Totalnya ada enam gerai. Lima milik mitra dan satu gerai milik pusat," tuturnya.

Bahrul membuka paket investasi senilai Rp 15 juta. Dengan investasi tersebut, mitra berhak mendapatkan booth, peralatan masak dan unit pembuatan es krim, bumbu rasa, kaos karyawan, dan pemasaran burger melalui internet.

Mengacu pada gerai yang telah beroperasi, kata Bahrul, rata-rata setiap gerai bisa menjual sekitar 50-60 porsi burger bakar per hari. Dengan perhitungan itu, mitra diperkirakan bisa meraup omzet sejumlah Rp 10,5 juta-Rp 12 juta saban bulan. Setelah dikurangi biaya sewa tempat per bulan, membeli bahan baku dan biaya transportasi, mitra masih bisa meraup laba bersih sekitar 30%. Bahrul memproyeksikan, mitra bisa kembali modal dalam jangka waktu sekitar empat bulan.  

Kerjasama ini tanpa pungutan royalti. Namun, pihak pusat mewajibkan mitra membeli bahan baku dari pusat, berupa bumbu rasa, bahan pembuatan es krim, abon dan beef. "Kenapa belinya dari pusat, karena bumbu dasar dan yang lainnya khusus diolah hanya di pusat saja," terangnya.

Pada tahun ini, Bahrul tidak menargetkan berapa jumlah mitra baru yang akan bergabung dengannya. "Yang pasti diharapkan mitra kami bisa sampai ke kota-kota besar,"  ujar dia. Keputusan ada di tangan Anda.              

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×