Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Semua tahu, Indonesia merupakan negara tropis yang subur dan memiliki potensi sebagai negara penghasil buah-buahan. Salah satu buah yang sangat populer dan mempunyai banyak penggemar fanatik adalah durian.
Di samping rasanya yang unik dan lezat, durian punya kandungan gizi yang baik selama dikonsumsi tidak berlebihan, ya. Beruntung, buah dengan kulit berduri yang hanya ada di negara tropis tertentu ini tumbuh subur di Indonesia.
Jika sedang mencari ide peluang usaha, durian juga merupakan komoditas yang sangat baik untuk Anda jadikan sebagai ladang mendulang cuan. Misal, menjadi penjual duren.
Apalagi, banyak pilihan durian lokal yang bisa Anda buru lalu jadikan sebagai barang dagangan. Contoh yang terkenal adalah Sumatra Utara.
Banyak penyuka buah yang mendapat julukan raja dari segala buah alias king of fruit ini mencari durian yang didatangkan dari Medan atau Sumatra Utara. Durian tanah Batak ini memang terkenal memiliki daging dengan rasa enak yang khas sehingga selalu menjadi buruan.
Beberapa daerah di Sumatra Utara memang jadi penghasil durian. Ananda Perwira Hasibuan, salah satu pengelola Ucok Durian, mengatakan, tokonya banyak mengambil durian dari daerah di Sumatra Utara, seperti Sidikalang dan Sibolga. Durian asal Sidikalang merupakan favorit para pelanggannya.
Tapi tidak hanya dari Sumatra Utara, Ananda bilang, banyak daerah lain yang menjadi penghasil durian. Hanya, ia memilih hanya mengambil dari daerah sekitar Sumatra. “Dari Aceh, Nias, Padang, dan Palembang,” imbuh Ananda.
Lain lagi dengan Heri Kristanto, pedagang durian asal Purwokerto, Jawa Tengah. Ia lebih memilih mengambil durian asal kampungnya di seputaran Jawa Tengah. “Pasokan buah durian kampung dari Jawa Tengah untuk periode selama delapan bulan. Sisa empat bulannya dari luar Jawa,” ungkapnya.
Agar bisa terus menjual durian sepanjang tahun, pasokan memainkan peranan penting. Heri menuturkan, strategi mengambil durian dari berbagai daerah itu lantaran tiap wilayah mempunyai musim sendiri dan waktunya bergantian. Rata-rata dalam setahun, ada dua kali musim durian. Nah, periode panen ini tidak serempak di masing-masing daerah.
Jika ingin mencicipi bisnis ini, Anda harus jeli membaca musim durian. “Tergantung musim hujan juga, karena akan mempengaruhi masa panen,” sebut Ananda.
Misalnya, selama Desember hingga Januari, panen durian terjadi di wilayah Sibolga, Sumatra Utara. Adapun durian dari Sidikalang baru akan memasuki puncak panen pada pertengahan Januari sampai Februari.
Nah, durian asal Sidikalang inilah, yang menurut para pedagang, paling disukai oleh pencinta durian. Selain daging lebih tebal, juga lebih rasa legit. “Manis-manis pahit,” ungkap Ananda.
Tangan pertama
Strateginya, memang bisa menyiapkan stok di luar panen raya lantaran durian dipasok dari berbagai daerah. Sebab, Ananda menyebutkan, dalam setahun, ada dua bulan durian memasuki musim paceklik, yakni Mei dan Juni. Alhasil, sejak bulan kemarin dia masih susah mencari durian.
Selain membaca masa panen, pekerjaan utama dari penjual durian ialah mencari pemasok. Saran Ananda, cari pemasok tangan pertama yang mendapatkan durian langsung dari petani.
Maklum, cukup sulit untuk membeli langsung dari petani. Sebab, kebanyakan petani sudah bersepakat menjual panen durian mereka ke pemasok utama di daerah.
Di sini juga membutuhkan kejelian untuk mencari informasi, siapa pemasok tangan pertama. “Kalau sudah tangan kedua, maka harga jual durian ke konsumen jadi tidak kompetitif lagi,” ujar Ananda.
Memang, Heri menambahkan, perlu menjalin komunikasi dengan pemasok durian langsung. “Supplier yang baik adalah yang mau jujur mengomunikasikan apapun kondisi durian dan mau berkomitmen risiko bersama,” imbuh Heri.
Setelah mendapatkan pemasok tangan pertama, tugas selanjutnya adalah memasang strategi mengenai stok barang. Ini penting karena menjual durian adalah soal rasa. Apalagi, stok durian cukup tergantung dari musim panennya.
Ananda menyatakan, buah durian yang akan terasa enak dimakan adalah yang memang tidak lama setelah jatuh dari pohon. “Rasa yang jatuh dari pohon langsung dengan yang diperam beda,” ujarnya.
Menurut Heri, rasa maksimal dari durian ialah 12 jam setelah jatuh dari pohon. Namun terkadang, gara-gara masalah distribusi, maka durian tidak bisa langsung dilahap. Makanya, durian mempunyai masa jeda setelah jatuh dari pohon hingga maksimal empat hari.
Kalau sudah lewat dari itu, durian sudah tidak bisa dijual lagi. Strategi agar bisa maksimal, maka Anda harus menyediakan mesin pendingin (freezer). Caranya, dengan mengambil daging durian lalu dibungkus rapat. Itu sebabnya, beberapa penjual sering menjual daging durian dalam kemasan.
Hitung durian reject
Buat yang ingin memulai bisnis ini, sebenarnya tidak memerlukan modal banyak, kok. Terlebih, bila hanya menjual di pinggir jalan dengan menyewa kios. “Saya modal awal Rp 10 juta dan menjualnya dari rumah,” beber Heri. Tapi kini, dalam sebulan dia mampu menjual 1.000 buah durian.
Sedangkan Ananda yang memang merupakan pemain besar di daerah Medan, mempunyai satu toko di Ibu Kota Sumatra Utara itu, dan tujuh gudang yang siap memasarkan duren ke Jakarta juga Bandung.
Ucok Durian memang sangat terkenal. Pasokan untuk Jakarta dan Bandung, Ananda menjualnya ke konsumen langsung dan reseller. “Satu gudang ada lima karyawan,” ujarnya.
Untuk harga jualnya, tergantung masa panen. Contoh, saat ini lantaran agak susah mendapatkan durian, harganya bisa mencapai Rp 100.000 per buah. Biasanya, kalau sedang panen, harga durian Rp 30.000 sampai Rp 75.000 saja per buah.
Tetapi, saran Heri, jangan terlalu memandang harga murah atau mahal saat membeli dari pemasok. Karena sebenarnya, pembeli yang mengetahui durian itu enak dan memang masih segar. Untuk itu, mereka berani mengeluarkan duit lebih banyak.
“Harga sebetulnya nomor dua, yang pertama adalah kualitas,” tegas Heri. Makanya, terkadang ada penjual yang menjual harga murah namun pembelinya merasa tertipu karena rasanya tidak enak.
Untuk urusan margin, memang usaha jualan durian tidak terlalu besar. Kedua penjual ini kompak mengatakan, keuntungan ada di kisaran 20%. Tapi, itu sudah termasuk gaji karyawan dan biaya pengiriman dari tempat para pemasok.
Cuma, Ananda mewanti-wanti, agar dalam menetapkan margin juga harus menghitung durian kategori reject. Soalnya, konsumen terkadang komplain saat makan durian yang tidak manis dan minta ditukar. “Terkadang dari lima ton yang kami jual per bulan, ada barang reject sekitar 5%,” kata Ananda.
Untuk itu, Anda perlu mengambil langkah antisipasi agar durian kategori itu tidak sampai ke tangan pembeli. Dengan begitu, pembeli tetap merasa puas dengan durian yang Anda jual. Salah satu cara agar barang reject itu tidak membuat rugi, Anda harus mampu menjual sebanyak-banyaknya.
Bagaimana, Anda tertarik usaha jualan durian?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News